ArtisQQ Bandar Poker Paling Terpercaya

Atisqq.com Adalah Agen Poker Uang Asli Online Terpercaya Di Indonesia Yang Mengguankan Server Terbaik Dan Pelayanan Selama 24 Jam Nonstop

Image and video hosting by TinyPic
Partner Sejati Untuk Kartu Bersahabat www.ArtisQQ.com | STATUS BANK : BCA - ONLINE | MANDIRI - ONLINE | BNI - ONLINE| BRI - ONLINE | DANAMON - ONLINE

Kisah Terapi Sex Dirumah Sakit

ArtisQQ | Bandar Q | BandarQQ | Domino 99 | DominoQQ | Bandar99 | Bandar Poker Paling Terpercaya

Kisah Terapi Sex Dirumah Sakit


ArtisQQ - Wanita itu selalu datang dengan kaos
kasual dan celana jins ketatnya. Ibu itu walau sudah berusia sekitar 37 tahun
masih terlihat sexy. Bodynya yang tidak lagi langsing tetap tidak dapat
menyembunyikan jejak kecantikannya di masa remaja. Bahkan dengan body yang
semakin berisi tersebut, justru semakin menonjolkan lekuk tubuh yang montok dan
menggemaskan. Pak Pujo , lelaki berusia 60an tahun itu selalu menyembunyikan
kekaguman seksualnya di hadapan ibu setengah muda itu. Posisinya yang dipercaya
sebagai ahli terapi dituntut untuk menjaga keprofesionalannya di hadapan
pasien-pasiennya. Apalagi bu Yuli  ini
adalah salah seorang pasien yang direkomendasikan oleh ponakannya, sesama ahli
terapi yang dulu belajar ilmu dari dirinya. Ibu yang cantik itu adalah kawan
istri dari ponakannya itu.
Dengan hubungan-hubungan itu, Pak Pujo  jelas tidak mungkin mempunyai kesempatan untuk
melakukan tindakan tercela terhadap pasiennya tersebut. Jejak rekam Pak Pujo  sebagai seorang ahli terapi spiritual termasuk
berjalan mulus. Tidak pernah sepanjang kariernya, dia melakukan tindakan tidak
terpuji. Walaupun sebenarnya, Pak Pujo  pun tidak mengingkari bahwa beberapa kali dia
tergoda oleh beberapa pasien wanitanya. Pak Pujo  sendiri bukan pria yang berkelakuan baik di
sepanjang hidupnya. Di masa muda, dia pun terkenal jago dalam menaklukan
perempuan. Namun karena usianya yang tidak lagi muda, dan kehidupannya yang
sempurna bersama istri dan anak-anaknya, lelaki tua itu kini lebih cenderung
menjadi family man. Walau demikian, setelah dia mulai dikenal sebagai ahli
terapi spiritual, dia banyak memiliki pasien dari berbagai kalangan, termasuk
ibu-ibu muda yang mendapat masalah keluarga. Dengan pasien-pasien semacam
itulah,
Pak Pujo  kerap
tergoda untuk melakukan tindakan terpuji. Namun sejauh ini dia berhasil
menghindari godaan-godaan tersebut.
Apalagi istrinya adalah seorang yang setia dan sangat mempercayainya.
Hampir tidak pernah sang istri mencampuri kegiatannya dalam melakukan terapi.
Walau terapi yang dilakukannya menggunakan bentuk-bentuk pijatan dan Pujo  urat, tetapi bagi wanita setia itu hanyalah
bagian dari resiko pekerjaan yang harus dilakukan suaminya. Demikian pula Pak Pujo
 pun tidak pernah kedapatan melakukan
penyimpangan dari proses terapinya. Tapi entah kenapa, di usia profesinya
sebagai ahli terapi setelah hampir sepuluh tahun, tiba-tiba Pak Pujo  merasakan hal yang berbeda pada pasien yang
bernama Bu Yuli  ini. Seperti yang
diceritakan di awal, body Bu Yuli  memang
tidak seistimewa para artist sinetron, tetapi untuk ibu seusia dia, tubuh Bu Yuli
 termasuk istimewa.
Tidak lagi langsing tetapi justru bagi pria berpengalaman
seperti Pak Pujo , tubuh itu ideal sebagai sebuah simbol sensualitas yang
sebenarnya. Pak Pujo  bahkan merasakan
ada potensi sensual yang besar dari wanita terhormat itu. Walau Bu Yuli  selalu berpakaian biasa, dengan kaos
kasualnya, tetapi kaos yang tidak begitu ketat itu tetap tidak dapat
menyembunyikan bungkahan besar kedua dadanya. Bungkahan yang walau tidak lagi
kencang membusung dan mulai sedikit menggantung, tetapi justru mengundang decak
kagum para pria karena montoknya. Payudara yang wajar untuk ibu ibu dengan dua
anaknya yang sudah beranjak remaja.
Satu hal lain yang menonjol dari ibu itu adalah bungkahan
pantatnya yang membulat dan kencang. Semua pria yang berpengalaman pasti tahu
akan potensi seksual dari ibu seperti Bu Yuli  ini. Pantat itulah yang selalu membuat Pak Pujo
 menelan ludah. Bu Yuli  memang cenderung menggunakan pakaian yang
tidak terlalu ketat untuk menyembunyikan dadanya, tetapi untuk bagian bawah, Bu
Yuli  menyukai celana yang ketat yang
menampilkan lekukan pantat dan pahanya yang menggiurkan. Paha yang langsing itu
sangat serasi dengan pantatnya yang menggumpal ketat. Point lain yang menggoda
Pak Pujo  adalah kulit mulus putih Bu Yuli
 yang terawat. Mungkin juga karena
biasanya pasiennya adalah wanita-wanita di sekitar kampungnya yang biasanya
tidak semulus dan seputih Bu Yuli , maka setiap kali menyentuh kulit ibu itu,
Pak Pujo  tidak dapat menahan gejolak
birahinya. Memang Bu Yuli  adalah istri
seorang pegawai pemerintahan berpangkat lumayan. Sehingga dia selalu dapat
merawat tubuhnya dengan luluran dan makanan yang sehat. Pak Pujo  masih ingat ketika pertama kali berjumpa
dengan wanita itu.
Mulanya Bu Yuli  terlihat ragu untuk menjalani terapi. Dia
pergi ke Pak Pujo  atas rekomendasi suami
temannya, yaitu keponakan Pak Pujo  tadi.
Keluhan utama dari ibu itu adalah masalah perutnya dan masalah kegelisahan
hatinya terhadap suaminya. Pak Pujo  tahu
bahwa masalah sakit perut wanita itu bisa jadi akibat dari stress pikirannya
karena kecurigaannya selalu pada suaminya. Tetapi sepanjang terapi, Bu Yuli  tidak bisa terus terang mengenai masalah
dengan suaminya, walau dia menyinggung tentang ketidaknyamanannya pada
aktivitas suaminya. Secara ringkas, Pak Pujo  tahu bahwa Bu Yuli  curiga pada kesetiaan suaminya. Bagi Pak Pujo ,
informasi itu sudah cukup untuk mengurai persoalan Bu Yuli .
Metode yang dipakainya adalah relaksasi pada pasien baik
secara mental maupun secara fisik. Secara mental, Pak Pujo  akan membimbing pasien-pasiennya dengan bacaan
doa dan secara fisik, dia akan menerapinya dengan pijatan dan minuman herbal
ramuannya sendiri. Dengan sabar Pak Pujo  mencoba untuk membuat Bu Yuli  nyaman dan mempercayainya, karena point
penting dari terapi spiritualnya adalah kepercayaan pasiennya pada dirinya.
Pelan-pelan Bu Yuli  semakin mempercayai
pria tua itu dan menjadi pasien favorit Pak Pujo . Pak Pujo  bahkan terang-terangan memperlakukan Bu Yuli  sebagai pasien istimewanya, karena khusus
untuk wanita itu, Pak Pujo  selalu
menyempatkan diri menyediakan waktunya. beritaseks
Biasanya Pak Pujo  tidak terlalu ngoyo untuk menggarap pasiennya,
karena pekerjaannya sebagai ahli terapi hanyalah pekerjaan sambilan karena
diberkati bakat istimewa saja.beritaseks.com Dia sendiri masih sering bekerja
sebagai seorang makelar barang antik yang sudah mulai jarang dilakukannya.
Karena Pak Pujo  sudah cukup berumur dan
kelima anaknya pun sudah semuanya bekerja dan mandiri. Pak Pujo  ingat, pertama kali Bu Yuli  datang ke rumahnya dengan berbaju biru lengan
panjang yang agak longgar. Baju itu berbahan halus dan lembut sehingga lekukan
kainnya menempel lembut pada badan wanita itu.
Pak Pujo  ingat
sekali, walau pakaian itu adalah pakaian yang wajar dan sopan, namun tepat di
bagian dada, kain yang lembut itu membentuk lekukan yang indah. Kedua
tonjolannya nampak membusung dan di bagian tengahnya, kain itu meliuk ke bawah
mengikuti belahan dada montoknya. Pemandangan itulah yang selalu diingatnya.
Apalagi sepertinya, wanita itu menggunakan bh yang bagus sehingga dadanya yang
besar terlihat membusung menyedot perhatiannya. Kala itu Bu Yuli  diantar oleh ponakannya yang pernah
menerapinya sebentar, hanya pada pijatan-pijatan di leher dan lengan.
Ponakannya menyerahkan Bu Yuli  sebagai
pasien Pak Pujo  karena melihat
permasalahannya cukup berat untuk dikerjakannya sendiri.
Satu hal yang kurang dari Bu Yuli  adalah sikap tubuhnya yang cenderung agak
membungkuk. Pak Pujo  tahu sikap itu
adalah karena ketidak pedean Bu Yuli  pada dadanya yang besar. Sikap itu wajar dan
umum pada beberapa wanita dengan dada besar, mungkin karena malu atau tidak
percaya diri. Itulah yang justru akan diubah oleh Pak Pujo .
Waktu itu dengan pelan dan pandangan sedikit tidak percaya,
Bu Yuli  menceritakan masalah sakit
perutnya yang sering kambuh dan emosinya yang tidak stabil, terutama saat-saat
sebelum dan semasa menstruasi. Bagi Pak Pujo , masalah itu adalah problem yang
sering dihadapinya terutama pada ibu-ibu dengan hubungan yang tidak terlalu baik
dengan suaminya. Bu Yuli  masih tidak
membuka diri pada semua persoalannya, walau Pak Pujo  sendiri sudah dapat mendiagnosanya melalui
kemampuannya membaca perasaan orang.
“Iya bu, saya mengerti. Terapinya nanti ada dua jenis bu.
Pertama terapi fisik, yang akan membantu ibu untuk rileks, dan yang kedua
adalah terapi spiritual” papar Pak Pujo  pada Bu Yuli  waktu itu.
Bu Yuli  nampak masih
bimbang terutama pada terapi spiritual. Jelas hal tersebut karena latar
belakang dan lingkungan wanita itu, karena berasal dari kalangan terdidik yang
cenderung lebih percaya pada bentuk-bentuk pengobatan medis.
“Yang spiritual itu gimana, Om?” Bu Yuli  memanggilnya om karena mengikuti ponakannya
yang mengantarnya.
“Nanti biar Yatno  (ponakan Pak Pujo ) ikut menjelaskan. Intinya
terapinya akan melalui bentuk bentuk spiritual, seperti doa, minum air yang
sudah saya kasih jampi-jampi, dan yang penting ibu yakin dengan proses yang
dijalani” jelas Pak Pujo .
Bu Yuli  masih nampak
gelisah.
“Yang penting lainnya, adalah sikap pasrah bu. Pasrah itu
akan membantu mengendalikan emosi ibu”.
Penjelasan itu nampak masuk akal bagi Bu Yuli . Dalam nalar
terdidiknya, sugesti dan sikap percaya akan membantu menyelesaikan masalah
psikologis. Apalagi dulu dia juga pernah kuliah psikologi sebelum menikah
dengan suaminya. Bu Yuli  lalu memutuskan
untuk mencoba dulu terapinya. Pak Pujo  menyembunyikan perasaan girangnya, karena
wanita cantik itu bersedia menjalani terapi. Untung dia tidak memperlihatkannya
dengan jelas, karena waktu itu Bu Yuli  masih diantar oleh ponakannya dan dia tidak
mau kelihatan begitu bernafsu pada wanita itu. Pada saat terapi itulah awal
dari godaan Pak Pujo  yang sesungguhnya.
Seperti biasa, dia menyilahkan pasiennya untuk berbaring di
dipan ruang terapinya. Bu Yuli  pun
menurutinya. Bukan main pemandangan yang dilihat Pak Pujo . Wanita itu
berbaring di depannya dengan lurus, dan tepat di dadanya, gundukan itu semakin
terlihat jelas. Gundukan yang menonjol jelas karena ukurannya, dan tidak mampu
tertutupi oleh kain bajunya yang lembut dan tipis. Tanpa sengaja Pak Pujo  menelan air liurnya. Pada awalnya dia memijat
lembut kedua tangan Bu Yuli . Pak Pujo  kembali tercekat, merasakan lembutnya kulit
putih itu. Belum pernah dia merasakan sensasi kulit yang sangat lembut dari
sekian banyak pasiennya selama ini.
“Oh dasar aku ini ahli terapi kampung, biasanya punya pasien
mbok mbok bakul pasar”, pikirnya.
Bu Yuli  hanya diam
saja. Sesekali dia menjawab pertanyaan Pak Pujo  di seputar keluhan kesehatannya.
“Hmm, memang bu, biasanya masalah emosi akan berpengaruh ke
masalah lambung”, jelas Pak Pujo .
Bu Yuli  mengangguk
mengiyakan. “Iya pak, setiap emosi saya naik, perut saya pasti bermasalah”.
Pak Pujo  yang duduk
di samping dipan sambil mengurut tangan Bu Yuli  kembali menjelaskan hal-hal masalah
pengendalian emosi,
“yang penting ibu rileks dulu, terapi fisik ini untuk
membantu ibu rileks. Makanya ibu kalau bisa jangan terlalu tegang. Santai saja
bu, gak usah takut sama saya”.
“Lho siapa yang takut Om?”
“Ya siapa tahu ibu gak percaya sama saya. Padahal untuk
dapat menerima energi saya, kita harus saling percaya bu” jelas Pak Pujo .
“Saya percaya kok Om. Yatno  juga sudah cerita tentang Om. Cuma mungkin
masih perlu adaptasi dengan terapi ini”.
“Baguslah bu, gimana pijatan saya, terlalu keras?”
“Gak Om. Enak kok”, jawab Bu Yuli  nampak mulai lebih santai.

Pak Pujo  lalu
berpindah ke tangan yang lain. Dia mengurut wanita itu dari telapak tangan
hingga ke lengannya. Semua inci dari kulit wanita itu begitu lembutnya. Tak
henti-henti Pak Pujo  memuji dalam hati
kepandaian wanita itu dalam merawat diri. Setelah beberapa saat, Pak Pujo  mulai mengurut bagian kaki. Sayangnya Bu Yuli  mengenakan celana jins ketat sehingga Pak Pujo
 tidak dapat mengurutnya dengan keras.
“Bu, maaf, besok lagi kalau ke sini bawa celana pendek atau
celana agak lemas kainnya. Kalau diurut dengan celana jins yang keras justru
tidak baik untuk kesehatan”, jelasnya.
“Iya Om, tadi soalnya belum bersiap untuk terapi”.
Di bagian ini, Pak Pujo  tidak lama melakukan pijatan. Tetapi dia
sempat mengagumi bagian lain yang indah dari wanita itu. Gundukan pantat
montoknya sangat mengundang hasrat lelaki itu. Kala itu Bu Yuli  terbaring telungkup, sehingga Pak Pujo  leluasa mengagumi bungkahan pantat itu.
Sensasi itu luar biasa bagi Pak Pujo , karena selama puluhan tahun dia sudah
tidak merasakan perasaan seperti ini. Selama ini dia paling hanya sedikit
tergoda, dan pikirannya pun tidak pernah semesum ini.gairahhsex.com Dalam hati
dia menyalahkan pikiran nakalnya karena dia adalah orang tua yang dihormati di
kampung karena kemampuan spiritualnya. Baru kali inilah dirinya seperti remaja
kembali yang dengan malu-malu menyentuh dan mengagumi cewek idamannya.
Selanjutnya Pak Pujo  menyilahkan Bu Yuli
 untuk duduk bersila. Dia lalu ikut naik
ke dipan dan duduk di belakang wanita itu.
“Sekarang saya hendak menyalurkan energi ke punggung Ibu”,
katanya. Bu Yuli  hanya mengangguk.
“Tolong ibu jangan membungkuk. Usahakan rileks dan
konsentrasi pada getaran yang saya transfer”.
Bu Yuli  menurut.
Dibusungkannya dadanya, sesuatu yang jarang dilakukannya. Di belakangnya,
lelaki tua itu menempelkan kedua telapak tangannya ke punggungnya. Tangan itu
terasa hangat. Perlahan tapi pasti, Bu Yuli  merasakan seuatu serupa getaran melewati
punggungnya. Hangat dan menenangkan. Tetapi Pak Pujo  merasakan sesuatu yang lain. Di tengah
konsentrasinya menyalurkan energi, Pak Pujo  dapat melihat gundukan dada wanita itu semakin
menonjol karena posisinya yang membusung. Apalagi tepat di mukanya, leher
bagian belakang wanita itu nampak sangat halus dan harum. Mati-matian Pak Pujo  berusaha menepis perasaan mesumnya mengingat
posisinya sebagai ahli terapi.
“Gimana Bu? Apakah terasa nyaman?”
“Hm, iya Om. Kok bisa Om?” tanya Bu Yuli  heran.
“Ini namanya terapi energi. Sekarang kosongkan pikiran, saya
hendak menyalurkannya sampai selesai”
Terapi seperti itu menyita energi dalam Pak Pujo . Beberapa
saat kemudian, dia sudah kelelahan dan menyudahi terapinya. Bu Yuli  nampak senang dan mengalami sedikit kemajuan.
“Sudah bu. Kalau mau, kita lanjutkan minggu depan, Bu”, kata
Pak Pujo  setelah merapalkan doanya.
“Makasih sekali, Om”. Sore itu terapi berjalan lancar dan
setelah ponakannya dan Bu Yuli  pergi Pak
Pujo  menghela nafas dan memikirkan
kembali apa yang baru saja terjadi. Baginya peristiwa siang itu membuatnya
kembali seperti remaja. Wanita itu membuatnya mabuk kepayang seperti remaja
kembali. Bahkan malamnya, dia tidak dapat berhenti memikirkan lembutnya kulit
wanita itu. Wajah cantiknya, dan tubuh montoknya.
####################
Pagi esoknya, Pak Pujo  mendapati kembali apa yang sudah lama tidak
dirasakannya, yaitu ereksi pagi hari yang amat sangat. Ketika dia bangun,
istrinya sudah beranjak ke pasar, sementara dirinya terbaring dengan perasaan
aneh. Sudah lama dia tidak merasakan ketegangan yang sangat seperti pagi itu.
Dibiarkannya sebentar batangnya sambil duduk di kasur, menunggu sampai batang
itu mereda, namun sekian lama, tidak juga birahinya mereda. Dia lalu menuju
kamar mandi. Di kamar mandipun, setelah diguyur dengan air dingin, penisnya
tetap tegang luar biasa. Pak Pujo  merasa
heran, darimana perasaan itu muncul kembali. Hanya karena seorang pasien yang
menarik hatinya, dia kembali seperti remaja yang dilanda puber.
Setelah beberapa saat penisnya tidak ada perubahan, Pak Pujo
 memutuskan membiarkan batang itu tegang.
Dipakainya kembali kolornya walau terasa aneh karena mengganjal di
selangkangannya. Sengaja dia tidak mengenakan cd, karena berharap ketegangannya
dapat turun sendiri. Dia lalu menuju ke meja makan. Di situ sudah tersedia kopi
panas seperti biasa, dan beberapa cemilan jajan pasar kesukaannya. Biasanya
istrinya atau menantunya yang menyediakan segala jamuan itu. Tiba-tiba dia
ingat menantunya, seorang wanita muda berusia 26 tahun yang tinggal bersama dia
dan istrinya. Menantunya itu seorang wanita yang setia pada keluarga dan
merelakan tinggal bersama mereka karena istri Pak Pujo  tidak rela ditinggal oleh semua anaknya. Anak
bungsunya sendiri, yaitu suami menantu mereka itu, setiap hari pergi ke
kantornya, sedang sang menantu tinggal di rumah mengurusi urusan rumah tangga. Tiara
, nama menantunya itu ternyata sedang menjemur pakaian di belakang rumah.
Pak Pujo  tiba-tiba berpikiran
aneh. Di tengah posisi penisnya yang masih tegang, tiba-tiba dia ingin melihat
bagaimana menantunya sekarang. Seperti apa pakaiannya. Dalam ingatannya selama
ini, menantunya itu memiliki tubuh yang seksi
walaupun sudah beranak satu. Selama ini, Pak Pujo  tidak pernah berpikir mengenai sang menantu
itu sebagai objek seksual. Saat ini Tiara  juga sedang mengandung anaknya yang kedua,
setelah berjarak 5 tahun dengan anak yang pertama. Anak mereka yang pertama
sudah sekolah di tk tidak jauh dari rumah Pak Pujo . Setelah menghirup kopi dan
menyantap beberapa jajanan, Pak Pujo  menyeret tubuhnya ke belakang. Benar saja, di
sana, Tiara  sang menantu sedang menjemur
pakaian.
Seperti yang selama ini biasa dilihatnya, Tiara  mengenakan daster lengan pendek dengan bawahan
hingga ke lututnya. Tidak seperti biasanya, di tengah birahinya di pagi hari,
Pak Pujo  tiba-tiba berubah melihat
perempuan muda yang sudah biasa dilihatnya itu. Pemandangan yang biasa itu
sekarang menjadi pemandangan yang menggoda di matanya.beritaseks.com Di halaman
belakang, Tiara  mengenakan daster lengan
pendek, di mana payudaranya menonjol besar, pantat menggelembung dan perut yang
mulai membusung karena kehamilan di atas 7 bulan. Di teras belakang diam-diam
Pak Pujo  mengagumi tubuh menantunya,
walau tidak sesingset body Yuli . Jelas tubuh wanita itu semakin membengkak
karena kehamilannya, termasuk bagian pantat dan dadanya, namun sex appealnya
tetap ada dan hampir pasti tubuh Tiara  akan kembali ke bentuk semula yang indah itu
setelah melahirkan nanti.
Ia memang pandai merawat tubuh dan rutin berolah raga
sehingga dulu seusai melahirkan yang pertama pun bentuk tubuhnya pulih dengan
relatif cepat. Sial bagi Pak Pujo , penisnya semakin menegang tanpa kompromi.
Ujung penisnya berdenyut-denyut. Tanpa sadar dia meraba kolornya dan mengurut
penisnya dari luar celananya. Tiara  masih tidak sadar diawasi oleh tatapan binal
mertuanya, karena posisinya sedang membelakangi Pak Pujo . Sial bagi Pak Pujo ,
karena terlalu sibuk memandangi menantunya, tanpa sadar kakinya menabrak kaleng
bekas biskuit yang sering dijadikan mainan anaknya. Klontang! Bunyi yang keras
itu mengagetkan kedua insan itu. Pak Pujo  gugup dan memegang selangkangannya takut
menantunya melihatnya.
Tiara  menoleh kaget,
dan bertanya kawatir, “ada apa, Pak?”
“Eh, gak papa Mi”, katanya dan secara spontan dia
membalikkan badan hendak masuk kembali ke rumah. Sialnya dia tidak melihat
batang kain pel yang disandarkan di dekat pintu. Kakinya terantuk batang itu
dan karena gugup dia terjembab ke belakang. “Aduh!”
“Awas Pak!”, teriak Tiara  ambil lari mengejar mertuanya.
Tiara  sangat kawatir
melihat mertuanya jatuh terkapar. Segera dihampirinya dan dipegangnya punggung
mertuanya itu.
Pak Pujo  meringis
kesakitan. “Gimana Pak? Sakit sekali?”, tanya Tiara  panik.
“Gak papa, Mi. Cuma kaget saja..” kata Pak Pujo  menenangkan. Hanya pantatnya yang sedikit
sakit. “Sini Pak, saya bantu berdiri, hati hatii…” kata Tiara  sambil menopang punggung lelaki itu.
Pak Pujo  berdiri
dengan dibantu Tiara . “Gak papa kok, Mi”, katanya.
“Sini, saya bantuin masuk ke dalam, Pak”.
Waktu berdiri itulah Pak Pujo  kembali didera malu yang sangat. Dari balik
kolornya tonjolan batang itu nampak sangat jelas dan tepat di depan menantunya
yang montok. Jelas Tiara  melihat tonjolan
itu.  Tiara  pun jelas kaget. Mertuanya yang sangat
dihormatinya itu entah kenapa sedang didera birahi. Tapi Tiara  pura-pura tidak memperhatikan tonjolan itu.
Dia dengan telaten menopang punggung Pak Pujo  dan membimbingnya masuk ke rumah. Sambil berjalan
tertatih Pak Pujo  menyembunyikan mukanya
dari pandangan Tiara . Jelas menantunya melihat ereksinya. Tapi berdekatan
dengan perempuan montok itu, Pak Pujo  kembali tidak dapat menahan birahinya. Pak Pujo
 dapat merasakan tekanan payudara Tiara  di punggungnya.
Payudara itu sepertinya tidak mengenakan bh, mungkin karena
faktor kehamilan dan bengkaknya kelenjar susunya. Penisnya saat ini malah
semakin tegang, walau pantatnya agak ngilu karena jatuh tadi. Tanpa sengaja
tangannya meraih pinggang Tiara  sekalgus
sebagai penopang tubuhnya yang limbung. Tiara  membiarkan tangan itu karena kondisi mertuanya
yang baru saja terjatuh. Perjalanan dari teras belakang ke sofa di ruang tengah
seperti perjalanan yang tiada akhir bagi Pak Pujo .  Sampai di sofa ruang tengah, Tiara  membantu mertuanya duduk.
“Pak, kakinya diluruskan dulu. Yang sakit mana Pak?”
tanyanya dengan berusaha tenang.
“Ya pantatnya ini, Mi. Tapi gak begitu kok. Tolong ambilkan
saja minyak urut di kamar depan Mi”.
Tiara  berlari ke
kamar mertuanya. Kesempatan itu digunakan oleh Pak Pujo  untuk membetulkan letak penisnya. Batang yang
tegang itu susah untuk disembunyikan dibalik kolor tanpa cd nya. Di tengah
sibuknya menyembunyikan ketegangannya, Tiara  kembali dengan membawa minyak urut. Pak Pujo  segera memindahkan tangannya, walau sekilas Tiara
 sempat melihat aktivitas itu.
“Sini, Pak. Mana yang sakit?” tanyanya sambil bersimpuh di
depan Pak Pujo .
“Udah Mi, biar Pak sendiri”.
“Gak usah, Pak, sini, biar Mimi”. kata Tiara  memaksa.
Pak Pujo  menurut dan
dia menunjuk bagian belakang pantatnya. Tiara  menarik pantat itu sehingga Pak Pujo  sekarang duduk miring di sofa dengan bagian
kanan pantatnya ke atas. Dengan tenang Tiara  melorotkan kolor mertuanya sedikit. Pak Pujo  tercekat. Jelas dia kawatir penisnya terlihat
dari belakang. Dengan tenang Tiara  membubuhkan minyak ke pantatnya bagian atas,
dan menggosok-gosoknya.  Tangan wanita
itu seperti mengandung listrik bagi Pak Pujo  yang sedang dilanda birahi. Nafasnya terengah,
tapi dia membiarkan wanita itu mengurut pantatnya. Posisi itu tidak membuat Tiara
 leluasa mengurut pantat mertuanya.
“Pak, bisa tengkurap gak?”
“Hmm, wah, gak usah Mi”, kata Pak Pujo  gelagepan. Tiara  pun tahu masalahnya.
“Gini aja Pak, nungging aja, biar saya urut dari belakang”
Pak Pujo  menurut. Tiara
 menurunkan kembali kolornya hingga semua
pantat mertuanya terekspos keluar. Karena ditarik dengan keras, penis Pak Pujo  ikut terurai keluar dari kolornya. Pak Pujo  sudah tidak dapat lagi menahan sensasi yang
dirasakannya. Dibiarkannya penis itu keluar dan menggantung kaku di
selangkangannya. Sementara menantunya mengurut pantatnya dari belakang. Tiara  mengurut mertuanya dari pinggang hingga pantat
bagian bawah. Dalam posisinya itu, dia dapat melihat testis mertuanya yang
menggantung. Tetapi dia belum bisa melihat penis lelaki itu. Entah kenapa, dia
penasaran untuk melihat seperti apa penis mertuanya itu. Dengan seolah-olah
tidak sengaja, sambil memijit Tiara  melongokkan kepalanya sedikit ke samping
melihat ke bagian depan selangkangan mertuanya.
“Gimana, Pak? Masih sakit?” tanyanya sambil mengurut.
“Udah mendingan, Mi”, dalam pikiran Pak Pujo  justru tangan wanita itu yang menjadi
masalahnya.
Tangan yang seperti menyetrumnya dan mengalirkan sensasi luar
biasa. Penisnya semakin menegang.Beritaseks
Tiara  bergetar hebat
ketika sekilas dia dapat melihat batang penis mertuanya yang menggantung di
selangkangannya. Penis itu panjang dan berurat, beda dengan milik suaminya yang
agak pendek dan bulet mulus. Penis mertuanya nampak keras dan berurat-urat
mengerikan. Itulah pertama kali Tiara  melihat penis lain selain milik suaminya.
Debaran jantung Tiara  semakin mengeras.
Penis itu begitu besar dan panjang di matanya. Berbentuk kasar dan kuat.
Seperti belalai yang sedang kaku mengantung di depan selangkangan mertuanya.
Tangan Tiara  menjadi gemetar. Tanpa
sadar cairan kewanitaannya mengucur dari liang rahimnya.
Pak Pujo  sangat tahu,
bahwa perempuan hamil pada usia-usia akhir cenderung untuk selalu horny. Dia
berpikir, mungkinkah Tiara  menantunya
itu juga horny melihat penisnya?
Penasaran dengan reaksinya menantunya, Pak Pujo  nekat membalikkan tubuhnya. Pikir Tiara ,
mungkin mertuanya capek dalam posisi nungging begitu, maka dia membiarkan Pak Pujo
 merubah posisinya.
Alangkah kagetnya Tiara , ketika mertuanya itu dengan tenang
duduk dengan tetap membiarkan kolornya terbuka. Sebatang penis kaku dan panjang
menjulur dari selangkangannya dan mencuat ke atas menyentuh perut lelaki tua
itu. Tiara  membelalak diam, bingung
untuk bersikap. Di depannya mertuanya sendiri duduk dengan penis mencuat ke
atas sambil menatapnya.
“Ppppakk…” katanya akhirnya.
“Kenapa, Mi?” tanya Pak Pujo .
“Mmm….” Tiara  semakin
bingung.
Sementara sedari tadi lubang kewanitaannya sudah membasah.
Memang sejak kehamilannya semakin menua, Tiara  semakin sering horny. Hampir setiap malam dia
menagih suaminya untuk disenggamai, namun karena suaminya sibuk, dia hanya bisa
memberi setidaknya seminggu tiga kali. Kali ini di depannya sebatang penis
tersedia, sayangnya penis itu milik mertua yang dihormatinya.
“Bapak kenapa itunya…?” tanya Tiara  tanpa sadar.
“Gak tahu kenapa ini, Mi. Sejak melihatmu dari tadi
tiba-tiba kok jadi seperti ini”, kata Pak Pujo  gemetar sambil membiarkan penisnya
melonjak-lonjak dari selangkangannya.
Selagi Tiara  merasa
kikuk berhadapan dengan mertuanya, tiba-tiba terdengar suara motor menderu di
halaman rumah. Cepat cepat Pak Pujo  menaikkan celana kolornya, sedang Tiara  langsung berdiri dan bergegas ke belakang. Ibu
mertuanya perlahan mendekat masuk ke rumah, sedang Tiara  sudah berada di dapur meneruskan pekerjaannya.
Dari belakang didengarnya kedua mertuanya bercakap tentang cedera pinggang
bapak mertuanya. Tiara  belum mampu
meredakan debar jantungnya, dan masih grogi untuk bergabung dengan kedua orang
tua itu. Sementara itu celana dalam perempuan itu sudah sangat basah.beritaseks.com
Tiara  bergegas ke kamar mandi untuk
melepas cdnya. Sebentar lagi dia harus menjemput anaknya dari sekolah.
Nampaknya kamar mandi menjadi ruang yang tepat untuk menghindari perjumpaan
dengan kedua mertuanya. Sialnya Tiara  lupa membawa cd ganti.
Berhubung buru-buru untuk menjemput anaknya, maka Tiara  meninggalkan kamar mandi tanpa mengenakan cd
dan segera keluar lewat pintu belakang menuju sekolah anaknya yang tidak jauh
dari rumah itu. Setelah menantunya pergi menjemput anaknya, Pak Pujo  menggunakan kamar mandi. Semenjak kaget dengan
kehadiran istrinya, penisnya sudah bersikap normal dan berada dalam ukuran
sewajarnya. Tetapi di kamar mandi tiba-tiba Pak Pujo  melihat onggokan pakaian kotor bekas dipakai
menantunya dalam ember. Penisnya yang belum sempat terpuaskan langsung kembali
mencuat ke atas.
Dengan gemetar, Pak Pujo  mengambil cd menantunya itu. Nampak jelas di
bekas bagian selangkangan cd itu basah kuyup bekas cairan kewanitaan Tiara .
Pak Pujo  menciumi cd itu dengan penuh
birahi. Gairahnya harus dituntaskan. Maka dengan cepat, dia membungkus penisnya
dengan cd wanita itu. Dikocoknya batang kerasnya dengan cd itu. Beberapa saat
kemudian tumpahlah cairan kenikmatannya memenuhi cd mungil itu. Pak Pujo  mengerang lalu meredakan deru nafasnya
menikmati orgasmenya bersama cd menantunya. Setelah nafasnya reda, cepat cepat
Pak Pujo  menaruh kembali cd itu ke dalam
ember dan membasuh badannya. Perasaan bersalah tiba-tiba mendera dirinya karena
menjadikan birahi pada menantunya sendiri.
####################
Siangnya, di kamar mandi Tiara  terpana mendapati cdnya penuh cairan kental.
Jantungnya berdebar keras membayangkan apa yang dilakukan oleh Bapak mertuanya.
Jelas lelaki itu menjadikan dirinya sebagai objek fantasi seksual, sesuatu yang
tidak pernah diduga sebelumnya. Bagi Tiara , selama ini mertuanya itu lelaki
terhormat yang sudah dianggap seperti bapak kandungnya sendiri. Sejauh yang dia
ingat, lelaki itu tidak pernah melihatnya dengan nakal. Baginya, lelaki itu
sudah tua dan tidak mungkin berpikir yang bukan bukan padanya. Itulah yang
membuat selama ini Tiara  tidak terlalu
memikirkan pakaian yang dikenakannya selama berada di rumah. Dia terbiasa
memakai pakaian asal nyaman, seperti daster tipis pendek, atau bahkan celana
ketat dari bahan kaos semacam legging pendek. Untuk bagian atas, sudah agak
beberapa lama Tiara  melepas bh nya
karena kehamilannya yang membuat susunya membengkak dan tidak nyaman mengenakan
bh. Semua bh nya menjadi sempit dan dia hanya mempunyai satu buah bh menyusui
yang besar. Sejak kejadian itu Tiara  berusaha menghindari bapak mertuanya itu.
Demikian juga Pak Pujo , dia pun canggung untuk berduaan dengan Tiara .
Perasaan bersalah karena menjadikan menantunya sebagai objek
seksual membuatnya salah tingkah berhadapan dengan wanita itu. Mereka menjadi
jarang bertatap muka, apalagi Tiara  yang
selalu berusaha menghindari tatapan mata lelaki tua itu. Walau canggung dan
agak kesal dirinya dijadikan objek seksual oleh mertua yang dianggapnya seperti
ayah sendiri itu, Tiara  pada akhirnya
selalu bertanya-tanya ada apa dengan tubuhnya. Kenapa tiba-tiba mertuanya
bernafsu pada dirinya. Tiara  menjadi
sering menatap tubuhnya dalam cermin. Di muka cermin, dia mendapati tubuhnya
biasa saja. Paling-paling hanya tambah berisi karena kehamilannya. Memang
payudara semakin membengkak, tapi itu khan hal yang biasa bagi ibu hamil.
Peristiwa itu membuatnya lama-lama mengagumi tubuhnya sendiri.
Dia mendapati pantatnya yang sekal dan montok menggelembung.
Pinggangnya yang masih membentuk lekuk walau perutnya mulai membusung.
Pertanyaan-pertanyaan itu tidak bisa terjawab oleh Tiara . Hanya saja, dia
merasa lega, setelah kejadian itu, dia tidak pernah mengalami lagi kejadian
sejenis. Walau kadang-kadang dengan sengaja dia meninggalkan cd nya sebelum
bapak mertuanya itu mandi. Tapi selama seminggu itu, dirinya tidak pernah
mendapati kembali bercak sperma mertuanya di pakaian dalamnya itu. Tiara  lalu berpikir bahwa mungkin saat itu kebetulan
saja mertuanya sedang birahi dan kebetulan hanya ada cdnya yang dapat digunakan
untuk membantu menuntaskan hasratnya. Diam-diam Tiara  merasa lega dengan kesimpulannya sendiri itu.
Pak Pujo  memang merasa menyesal atas
tindakannya pada menantunya sendiri. Dia merasa malu bukan main, justru setelah
hasratnya tertuntaskan lewat cd milik Tiara . Setelah itu pikiran Pak Pujo  cukup kacau. Dia bingung dengan apa yang telah
dilakukannya sendiri.
############################
Beberapa hari kemudian, Yatno , keponakan sekaligus muridnya
itu datang bersama istrinya. Pak Pujo  memang sangat dekat dengan keponakannya itu,
walau keduanya pernah punya masalah. Pak Pujo  tidak terlalu suka dengan watak ponakannya
itu. Walaupun berbakat dalam meneruskan ilmu terapinya, namun Yatno  cenderung tidak bisa dipercaya terutama pada
nafsunya terhadap perempuan. Pak Pujo  pernah memarahi Yatno  karena berselingkuh dengan salah satu
pasiennya. Untung saja istri Yatno  tidak
sampai tahu persitiwa itu, tetapi sejak itu Pak Pujo  selalu berhati-hati mengontrol ponakannya itu.
Untung dia tidak menggarap Bu Yuli , pikir Pak Pujo , mungkin juga Yatno  tidak enak karena Bu Yuli  itu teman dekat istrinya sendiri. Seperti
biasa mereka bercakap-cakap di ruang tamu. Walau kurang senang dengan wataknya,
tetapi Pak Pujo  selalu membutuhkan
ponakannya itu, karena pengetahuan dan pengalamannya yang luas. Yatno  memang seorang pekerja yang rajin, pemborong
bangunan yang mempunyai banyak relasi. Selalu saja Yatno  mempunyai bahan pembicaraan dan
kemungkinan-kemungkinan pekerjaan baru. Banyak pasien Pak Pujo  berasal dari relasi Yatno . Mereka lalu
membicarakan tentang Bu Yuli , walau cuma sekilas. Istri Yatno lah yang
menanyakan perihal Bu Yuli .
“Om, gimana terapinya jeng Yuli ?”
Pak Pujo  berusaha
bersikap biasa, walau dirinya berdebar karena mempunyai pikiran yang nakal
terhadap Bu Yuli .
“Ya kondisinya masih harus pelan-pelan mengurainya. Aku
tertarik untuk mengerjakan masalah Bu Yuli  ini dengan serius. Hanya saja sepertinya dia
harus dilatih untuk yakin dengan terapi ini”.
“Gimana maksudnya, Om?”, tanya istri Yatno  lagi.
“Gini, kemarin khan dia diantar oleh Yatno . Coba terapi
besok usahakan dia datang sendiri. Itu penting untuk meneguhkan niatnya dalam
melakukan terapi ini. Masalahnya menurutku cukup berat, Nin”, jawab Pak Pujo  pada istri Yatno . Nama istri Yatno  itu adalah Anin. Umurnya sedikit dibawah Bu
Susi.
“Oh gitu Om. Oke deh, nanti saya sampaikan sama dia”, jawab
Anin.
###########################
Sore itu Yuli  sedang
bersantai dengan suaminya di ruang tengah, ketika Anin mengirim sms ke hpnya.
‘jeng, besok jadi terapi ke Om Pak Pujo ? beliau
menganjurkan untuk jeng datang sendiri karena niatnya penting’
Yuli  baru menyadari
janjinya dengan lelaki tua itu. Segera dijawabnya sms Anin: ‘ok bu. makasih
banget’.
Lalu dia berkata pada suaminya, “Mas, besok aku terapi di
tempat omnya Anin”.
Suaminya hanya melihat sebentar lalu kembali menonton tivi,
sambil bertanya, “terapi apa Sus?”
“Lambungku. Aku ke sana sendiri kok, siang”
“O ya sudah,soalnya aku juga besok ada rapat sampai sore
hari”
#######################
Hanya dengan memikirkan kedatangan Yuli  nanti sore membuat hati Pak Pujo  berbunga-bunga. Hari itu Tiara  menantunya melihatnya begitu riang. Sejak pagi
lelaki tua itu sudah mandi dan bersiul-siul riang. Bahkan seharian Pak Pujo  mertuanya itu bermain dengan cucunya dengan
gembira. Tiara  juga diam-diam
memperhatikan mertuanya itu berdandan agak berlebihan siang itu. Dia melihat
mertuanya itu bercermin cukup lama, sambil bersenandung. Sorenya, Pak Pujo  bagai mendapat durian runtuh. Yuli  yang dirindukannya datang sendiri dengan
mengenakan kaos kasual biasa dan celana ketat untuk senam. Kedatangan wanita
itu merubah semua suasana hati Pak Pujo . Dengan antusias lelaki itu menyilakan
Yuli  ke ruang terapinya, dan
menggarapnya secara serius.
Kali ini dia dapat memijat kaki Yuli  lebih lama dan nyaman karena tidak mengenakan
celana jins. Bahkan Pak Pujo  sedikit
agak terlalu lama mengerjakan bagian pantat. Percakapan mereka mulai lebih
cair. Dengan kesabaran dan pengalamannya, Pak Pujo  mampu membuat Yuli  lebih terbuka dan rileks dengan percakapan
mereka.  Nampaknya Yuli  mulai lebih mempercayai lelaki itu. Yuli  merasakan dampak yang positif dari terapi yang
dijalaninya seminggu lalu. Selama satu jam kemudian, terapi selesai dan Pak Pujo
 memberikan dua botol air yang sudah
diberi doa pada Yuli . Satu botol untuk diminum, dan sebotol yang lain untuk
dibuang ke halaman belakang rumah Yuli . Yuli  menerima air bermantra itu dengan yakin.
Keyakinannya didasari oleh reaksi tubuhnya yang semakin nyaman setelah
menjalani dua kali terapi. Bahkan mereka akhirnya bertukar nomer hp untuk
komunikasi lebih lanjut.Beritaseks
#########################
Tiara  akhirnya tahu
apa penyebab berubahnya sikap mertuanya. Setelah kunjungan pasien wanita kota
yang cantik itu, mertuanya kembali blingsatan dan matanya selalu mengikuti ke
mana tubuh Tiara  melangkah. Tiara  tiba tiba sadar, bahwa sang mertua sepertinya
birahi pada pasiennya itu dan membutuhkan pelampiasan pada tubuhnya, tubuh
menantunya sendiri. Keyakinannya itu semakin kuat setelah didapatinya kembali
cdnya berlumuran sperma di sore hari tepat setelah kedatangan pasien
istimewanya itu. Fakta itu membuatnya kesal, karena ternyata dirinya hanyalah
pelampiasan dari gairah lelaki itu pada perempuan lain. Kekesalan yang
dipendamnya karena hanya dirinyalah yang mengerti kejadian itu.
Tiara  semakin kesal
pada mertuanya, ketika akhirnya sang mertua merubah jadwal pertemuan dengan ibu
cantik itu. Yuli  diminta untuk datang
lebih sering ke rumah Pak Pujo  karena
terapinya membutuhkan perlakuan khusus, yang menurut Pak Pujo  sendiri karena masalahnya yang unik dan berat.
Tiara  kesal, karena dia menyadari hasrat
lain dari keputusan mertuanya itu. Sejak saat itu, Yuli  diterapi oleh Pak Pujo  setiap minggu dua kali. Yuli  sendiri menerima keputusan itu, karena dia
juga merasa semakin percaya dengan kapasitas Pak Pujo .  Tiara  selalu mencoba mencuri-curi pandangan ketika
mertuanya sedang menggarap Yuli . Sejauh ini dia melihat apa yang dilakukan
mertuanya masih wajar seperti biasanya dia melakukan terapi. Hanya saja, Tiara  merasa perhatian mertuanya itu pada Yuli  sangat berlebihan. Tiara  semakin sering melihat mertuanya berkirim sms
ke seseorang, yang dia curigai bu Yuli  itu. Suatu saat Tiara  menemukan hp mertuanya tergeletak di meja. Tiara
 cepat cepat melihat-lihat catatan SMS
dari hp Pak Pujo . Di situ terlihat begitu banyak kiriman sms pada wanita kota
itu. Bahkan beberapa kalimat mencerminkan kemesraan lebih pada wanita itu walau
tidak nampak menonjol.
Misalnya Pak Pujo  menyelipkan kata-kata “pinter”, “cantik”,
bahkan “sayang” pada smsnya. Walaupun demikian, pembicaraan mereka masih
sebatas proses terapi seperti nasehat Pak Pujo  pada apa yang perlu dilakukan dan apa yang
tidak perlu dilakukan. Yang menarik perhatiannya adalah sms Pak Pujo  yang menganjurkan Yuli  untuk ‘menegakkan punggung’nya, untuk menambah
percaya dirinya. Tiara  tahu arah
pembicaraan mertuanya itu. Dia tahu bahwa Yuli , wanita kota itu mempunyai dada
yang montok dan sintal serta mengkal dan kencang padat. Dengan menegakkan
punggung, maka dadanya akan semakin mencuat ke atas dan membentuk pemandangan
yang membuat liur laki laki banjir.
####################
Tiba tiba Tiara  sering menjadi sasaran ‘salah sentuh’
mertuanya. Pada saat Pak Pujo  meminta
cucunya untuk digendong, dia akan dengan tanpa sengaja menggesek payudara Tiara
. Pada saat Tiara  mencuci piring di
wastafel, tiba-tiba Pak Pujo  seolah
mencari-cari benda di bufet atas sambil menyenggolkan selangkangannya di pantat
Tiara . Pada saat mereka bertemu di koridor rumah, Pak Pujo  akan ‘tanpa sengaja’ menyenggol lengan dan
bahkan dada Tiara . Mulanya Tiara  membiarkan saja tingkah mertuanya. Lama-lama
karena kesal dia memutuskan untuk menggoda mertuanya itu. Herannya meskipun
kesal, Tiara  justru merasakan birahi
ketika bersentuhan dengan mertuanya.
Mungkin karena dampak dari kehamilannya dan mudah basahnya
lubang kewanitaannya. Pada akhirnya Tiara  justru ingin memanfaatkan birahi mertuanya
pada Bu Yuli  untuk menuntaskan hasratnya
sendiri pada penis mertuanya itu yang panjang dan keras. Tiara  semakin penasaran dengan tingkah laku
mertuanya itu. Dia bertanya-tanya seberapa berani laki laki tua itu menggarap
pasiennya. Beberapa kali dengan pura-pura sibuk di dapur, Tiara  diam-diam berbalik menunggu di balik jendela
ruang terapi mertuanya. Beberapa pertemuan hanya terapi-terapi biasa. Diam-diam
Tiara  justru berharap mertuanya itu
melakukan sesuatu yang nakal pada Bu Yuli .
Hingga pada suatu siang, Tiara  menemukan pemandangan ‘yang diharapkannya’. Di
dipan terapi Yuli  nampak berbaring
telungkup biasa. Tapi di sampingnya, mertuanya mengurut kaki dengan meletakkan
betis Bu Yuli  di pahanya. Dengan cara
itu kaki Bu Yuli  tepat berada di
selangkangan Pak Pujo . Yang membuat mata Tiara  terbelalak adalah penis mertuanya itu
dibiarkan mencuat keluar dari lobang kolornya dan menyentuh tepat pada telapak
kaki lembut pasiennya. Pemandangan itu membuat Tiara  merasa birahi dan membasahkan lobang
vaginanya. Hingga pada suatu saat, Tiara  sempat mencuri lihat sms mertuanya pada Bu Yuli
.
“Pinter sayang. Besok jangan lupa ya. Gak usah bawa apa apa.
Pake minyak wangi yang kemarin. Sama celana senam itu, kalau bisa kaosnya yang
warna kuning itu”.
#######################
Besok siangnya, Tiara  semakin penasaran dan bernafsu melihat tingkah
mertuanya. Saat itu mertuanya ikut duduk di dipan terapi di samping kepala Bu Yuli
. Dengan lagak wajar, Pak Pujo  mengurut
lengan Bu Yuli . Yang tidak wajar adalah, Pak Pujo  membiarkan penisnya keluar dari kolor kumalnya
dan tepat berada di depan muka Bu Yuli . Pemandangan itu bagi Tiara  sangat seksi karena walau posisi muka bu Yuli  tepat di depan penis mertuanya, tetapi ibu
cantik itu diam saja dan hanya menatap lekat-lekat pada batang yang mencuat
tegang itu. Sampai akhir terapi tidak terjadi kejadian yang lebih.
Tetapi justru kejadian itu membuat Tiara  sangat terangsang. Tepat setelah Bu Yuli  berpamitan, Tiara  mengambil pose di depan wastafel sambil
sedikit menungging. Pak Pujo  nampak
tertegun menatap posenya. Tiara  membiarkan pantatnya membungkah terbuka
sementara daster pendeknya terangkat ke atas. Lebih gila lagi, Tiara  membiarkan selangkangannya tanpa celana dalam.
Pak Pujo  melongo menatap celah memeknya
yang sudah basah kuyup. Dengan pandangan dingin Tiara  menunjuk ke arah bokongnya, sambil berkata,
“Pak, cepat masukkan. Mumpung ibu sedang ke pasar”.
Dengan gugup bercampur birahi memuncak, Pak Pujo  memposisikan dirinya di belakang Tiara .
Diplorotkannya celana kolornya, dihunusnya penisnya dan segera disodokkannya ke
dalam vagina menantunya itu. Tiara  terpekik kaget karena kasarnya sodokan pertama
itu. Tapi karena kesal bercampur birahi, Tiara  membalas menyodokkan pantatnya ke belakang.
“Ayo Pak, sodok memekku seperti kamu pengen nyodok memek Bu Yuli
!” goda Tiara  sambil menggoyang
pantatnya. Pak Pujo  tertegun, menantunya
itu tahu apa yang dirasakannya.
“Ayo Pak, kamu khan sangat ingin menyodok memek Bu Yuli .
Sini kubantuin, Pak. Punyaku juga enak lhooo, gak kalah sama Bu
Susssaannnnnn….”, goda Tiara  lagi sambil
meremas penis itu dengan vaginanya.
Pak Pujo  juga
merasakan nikmat akibat penisnya dijepit vagina menantunya yang masih terasa
seret. Ia pun mulai menggerakkan pinggulnya perlahan naik-turun dan terus
dipercepat diimbangi gerakan pinggul Tiara . Keduanya terus berpacu menggapai
nikmat.Pak Pujo  mendengus, kesal campur
birahi.
“Baiklah, dasar memek gatel”, katanya kasar sambil menyodok
kuat-kuat.
“Kontolmu itu yang gatel pak tua mesum!” balas Tiara  yang makin hilang kendali merasakan nikmat
yang baru kali ini dirasakan.
Pak Pujo  mengerakkan
pinggulnya semakin cepat dan keras. Sesekali disentakkan kedepan sehingga
batang penisnya mentok ke dalam vagina menantunya itu
“Oh…Bapak !”jerit Tiara  penuh nikmat setiap kali mertuanya itu
menyodokkan penisnya, terasa batang itu menghantam dasar lubang vaginanya yang
terdalam.
Semakin sering Pak Pujo  melakukannya, semakin bertambah nikmat yang
dirasakan Tiara . Tiara  tertawa sambil
menggoyang pantatnya tak kalah liar. Jadinya mereka bersenggama dengan kasar
seperti dua anjing kampung yang mengejar kenikmatan hewani. Tiara  merintih-rintih kenikmatan, sementara di
belakangnya, lelaki tua kurus itu mendengus-dengus memacu nafasnya. Kejadian
buru-buru itu memberikan sensasi yang luar biasa bagi dua insan berlainan jenis
beda usia itu. Mereka memacu gairahnya sambil berdiri, Tiara  memegang bibir wastafel, sementara mertuanya
berkacak pinggang menyodok-nyodok dari belakang. Tak lama kemudian, pada
hentakan yang sekian kali, wanita hamil itu merasakan otot di seluruh tubuhnya
meregang, juga terasa ada yang berdenyut-denyut di dalam lubang vaginanya.
“Ahk..! Ahduh akhh!” teriaknya tertahan merasakan orgasme
yang untuk pertama kali dari persetubuhan terlarangnya dengan sang mertua
Sangat nikmat dirasakan Tiara , seluruh tubuhnya terasa
dialiri listrik berkekuatan rendah yang membuatnya berdesir. Sementara Pak Pujo
 yang belum keluar terus menggerakkan
pinggulnya semakin cepat. Menyebabkan birahi Tiara  mulai naik lagi dan namun ia menarik tubuhnya
hingga penis mertuanya itu terlepas.
 Tiara  kemudian duduk
bersimpuh di depan mertuanya. Batang penis mertuanya itu mengacung tepat di
wajah manisnya. Ia langsung meraih batang yang masih tegang dan basah itu
“Bapak belum pernah ngerasain mulutku kan?” ia tersenyum
nakal menantang mertuanya.
“Hehehehe…ternyata kamu nakal banget ya kalau lagi ngentot,
ayo…Bapak juga pengen ngerasain disepong sama kamu” ia meraih kepala
menantunya.
Tanpa babibu lagi, Tiara  pun memasukkan penis itu ke mulutnya dan
mengulumnya dengan nikmat. Sungguh pemandangan yang erotis, seorang wanita
hamil melakukan oral seks dengan mertuanya sendiri yang berusia terpaut jauh darinya.
Pak Pujo  merem-melek, gairahnya seakan
semakin terbakar melihat dan merasakan bibir menantunya yang cantik ini melahap
dan mengulum batang penisnya yang sedang ngaceng dan ia sangat menikmati
sentuhan lidah dan bibir wanita itu, dibiarkan sang menantu memanjakan penisnya
dengan mulutnya sambil meremas-remas rambutnya.
Tiara  dengan penuh
nafsu mengulum dan menjilati batangan itu. Teknik oralnya semakin terampil
hingga nikmat yang dirasakan mertuanya pun semakin tinggi. Bahkan istri yang
telah puluhan tahun mendampinginya itu pun tidak mau mengulum penisnya apalagi
menelan air maninya. Tapi kini menantunya sendiri, seorang istri yang sedang
hamil itu dengan rakus melakukannya. Pak Pujo  pun merasa beruntung memiliki menantu seperti Tiara
. Tidak terpikirkan apa reaksi istri dan putranya bila tahu perbuatan gila
mereka. Pria setengah baya itu merasa batang penisnya semakin sensitif dikulum
dan dilumati mulut Tiara . Dan tanpa dapat ditahan lagi muncratlah cairan
kenikmatan hangat dari otot tegang itu, yang segera dilahap dengan rakus oleh Tiara
. Penis itu dikulum hingga hampir sepenuhnya masuk ke dalam mulutnya sehingga
sperma yang tercurah langsung masuk ke tenggorokannya dan tertelan. Tiara  merasakan nikmat aroma dan rasa cairan khas
berwarna putih kental itu memenuhi mulutnya.
Demikian pula Pak Pujo , tubuh tuanya meregang
tersentak-sentak seiring curahan cairan kenikmatannya yang dengan rakus ditelan
menantunya. Tiara  bahkan juga menjilati
cairan yang meleleh dibatang kontol hingga tuntas. Mereka melakukannya agak
buru-buru karena khawatir sang nyonya segera datang.  Tengah asyik-asyinya menikmati cleaning
service dari menantunya, Pak Tokok mendengar suara motor istrinya datang.
Mereka pun segera memisahkan diri. Pak Pujo  terengah-engah sambil membetulkan celananya,
sementara dengan dingin Tiara  menurunkan
dasternya dan kembali mencuci piring sambil mengatur kembali nafasnya yang naik
turun. Pak Pujo  terbirit-birit menuju
kamar mandi sementara istrinya masuk membawa belanjaan dengan tanpa kecurigaan
apa pun.
“Wuiihh…puas deh!” kata Pak Pujo  dalam hati sambil kencing.

Baca Juga Sebelumnya : Hilang Perawanku Demi Kuliah


CARI SITUS JUDI DOMINO DAN POKER ONLINE''TERPERCAYA''?ARTISQQ SOLUSINYA ^^
Kami Dari ARTISQQ menyediakan Promo dan bonus yang selalu di nantikan !

BIG PROMO !! 
* Bonus Rollingan 0.3%
* Bonus Refferal Up To 15%


Semua Hanya bisa didapatkan di ArtisQQ
Minimal Depo dan WD hanya 20 Rb
Dengan Fasilitas Mewah :
- Cs yang cantik siap Membantu 24 Jam
- Bonus Refferal 15% Perbulan
- WD Tanpa Batas
- 100% Bebas dari BOT
- Kemudahan Melakukan Transaksi dari 5 Bank Besar
- Ribuan Meja game & Puluhan ribu Real player setiap harinya
BURUAN DAFTARKAN DIRI ANDA BERSAMA KAMI DI KOMUNITAS ArtisQQ
CONTACT PERSON :
* Facebook : Artis QQ
* Skype : artisqq
* BBM : 2BED6E58
* Phone : +855-965-123-003
* Instagram : artisqq
ArtisQQ (UNTUK DAFTAR !!)