ArtisQQ Bandar Poker Paling Terpercaya

Atisqq.com Adalah Agen Poker Uang Asli Online Terpercaya Di Indonesia Yang Mengguankan Server Terbaik Dan Pelayanan Selama 24 Jam Nonstop

Image and video hosting by TinyPic
Partner Sejati Untuk Kartu Bersahabat www.ArtisQQ.com | STATUS BANK : BCA - ONLINE | MANDIRI - ONLINE | BNI - ONLINE| BRI - ONLINE | DANAMON - ONLINE

INIKAH RASANYA ML PERTAMA KALI DENGAN PACARKU

ArtisQQ | Bandar Q | BandarQQ | Domino 99 | DominoQQ | Bandar99 | Bandar Poker Paling Terpercaya


INIKAH RASANYA ML PERTAMA KALI DENGAN PACARKU



ArtisQQ – Pagi itu aku tidak ada kuliah sehingga hari ini aku punya acara bebas dari pagi sampai malam. Jam 7 pagi aku udah mulai mandi pagi, sambil mikirin rencana hari ini. Sehabis ganti baju dan sarapan, aku ninggalin tempat kos-ku dan bawa motorku ke rumah pacarku, Yati.

Sekitar jam 8 pagi aku udah nyampe di rumahnya, kebetulan hari ini dia juga lagi libur. Kutunggu agak lama setelah memencet bel rumahnya, Yati membukakan pintu depan rumahnya, “lho kok sepi, pada kemana ? tanyaku sambil masuk ke rumahnya, “oh Mama lagi ke Pasar Baru, si adik sudah berangkat pagi ke sekolah, ada PR” katanya.

“Duduk dulu ya, aku mau pake baju dulu nih, soalnya habis mandi buru-buru ada bel bunyi dan aku yakin pasti kamu yang datang, jadinya cuman sempet pake handuk sama kaos aja”.

“Pasti belum pake baju dalam ya ? tebakku sambil senyum. “Ih dasar cowok, pikirannya yang ngeres-ngeres aja, ” tapi suka kan …hi hi hi.

Sambil berjalan ke kamarnya, aku lihat pinggul dan pantat pacarku ini benar-benar aduhai, betisnya putih apalagi pahanya pasti lebih ok dan yang paling memabukkan adalah buah dadanya yang ranum dan montok, kaos ketatnya membungkus payudara indah tanpa bh itu dengan sempurna, memperlhatkan lekukan dada wanita yang sempurna.

Kebayang waktu kenalan dulu, wih tangannya putih sekali dan mulusnya ampun, banyak cowok yang suka sama dia, tapi namanya cinta nggak bisa diboongin.

“Sorry ya agak lama, nih kopi kesukaanmu mas “, aku agak kaget juga.
“Eh, makasih ya?!” kataku sambil kaget dan agak konak lihat pakaiannya, Yati cuma make celana pendek tipis batik yogya dan kaos tipis ketat coklat muda tanpa lengan dengan belahan kaos rendah yang memperlihatkan belahan dadanya yang putih dan montok.

“Aku minum ya, wah masih panas sekali’ kataku sambil megangin mulutku yang kepanasan, Yati ketawa ” makanya kira-kira ya kalau mau minum tiup dulu donk, mas”. “Wah lihat nih, lidahku sampai merah gini, mesti diobatin nih kalau nggak bisa dioperasi”, kataku.

“Aduh kacian, sini ibu guru lihat dulu” kata Yati sambil duduk disampingku dan memegang mulutku, aku diam dan memperlihatan lidahku yang kepanasan, sementara kuhirup wangi tubuhnya yang habis mandi, hmm.

Kudekatkan dudukku pada tubuh Yati, sambil tangannya melihat-lihat lidahku, tanganku memeluk pinggulnya dari samping sambil kulirik belahan dadanya yang putih, montok menantang dan menggairahkan itu.

Sambil kupeluk tubuhnya, kurasakan kehangatan tubuh dan payudaranya yang montok membuat kontolku bangkit dan mulai membesar dengan cepat, hingga menyesakkan celana yang kupakai, “idih, kok sampai merah gini” kata Yati, tiba-tiba mulutku dilumat olehnya dan tanpa menunggu lagi sambil tetap kupeluk tubuhnya akaupun gantian memgulum, melumat dan mencium bibir seksinya dengan penuh gairah, satu hal yang kusuka dari pacarku, meskipun dia orangnya pendiam kalau urusan lumat melumat dia jadi sangat ahli sekali, dan lumatan bibir seksinya sungguh sangat menggairahkan.

Tiba-tiba Yati mengangkat pantatnya dan duduk diatas pangkuanku, bongkahan pantatnya terasa sangat hangat kenyal dan menekan kontolku yang sudah mengeras, “Ih adikku sudah berdiri, katanya sambil menggoyangkan pantatnya diatas kontolku”.

Kulihat matanya sudah mulai nanar dan sedikit berair, pandangannya mulai agak sayu, kemudian aku mulai beralih menciumi leher putihnya dan sedikit jilatan dibelakang telinga,kelihatannya salah satu titik rangsangnya ini sangat menggairahkan nafsu seks-nya, lebih kebawah lagi, kuraba dari luar bongkahan payudaranya sudah sangat mengeras dan lebih membesar dari biasanya, pelan kuangkat kaosnya dan sepasang penutup BH-nya, payudara yang putih dan montok itupun menyembul dari dalam BH hitam yang dipakainya, sangat kontras sekali dengan dadanya yang sangat putih dan montok itu.

Kuciumi dengan rakus payudara montok itu dan kujilati dengan lidahku, sampai akhirnya ke titik pusat dadanya, putting susunya yang sudah tegak seperti penghapus pensil di ujung, kujilati putting susunya dan ternyata titik inipun sangat mempengaruhi gairahnya, terlihat kedua tangannya dilepas dari pelukannya dan tangannya memegang dan menarik rambut panjangnya kebelakang sambil mulutnya mendesis seperti orang kepedasan.

Tiba-tiba tubuhnya menggelinjang kuat sekali dan memeluktubuhku erat sekali sambil digoyang-goyangkan pantatnya diatas ****** tegakku dan akupun terasa dikeliilingi daging nikmat, dari sepasang dadanya yang montok dan ranum serta dibawah bongkahan pantatnya yang nggak kalah montok dan padat.

Sejenak dia terdiam sambil tetap memelukku dan dia menggelendot manja diatas pangkuanku,
“Mas, kita kemarku yuk, takut di ruang tamu ada yang masuk, lagian disana kan lebih leluasa,
tapi aku minta digendong ya ..? pintanya manja.

Sambil tangannya memelukku, akupun menggendong tubuhnya yang ramping dan montok itu ke kamarnya yang lumayan jauh dari ruang tamu. Setelah menaruh Yati diatas kasur, kuhampiri tape disamping tempat tidurnya dan kusetel lagu Forever In Love-nya Kenny G yang sampai saat ini menjadi lagu kenangan kami berdua.

Dalam ketegangan kontolku dan nafsu yang sudah naik, kuhampiri Yati, Kucium lembut bibirnya dan seluruh wajahnya mulai dari keningnya, jidat, matanya yang terpejam, hidung dan akhirnya kukecup dan akhirnya kulumat bibir seksinya, tanganku tak tinggal diam mulai dari kaos dan BHnya kubuka perlahan dan celana dalam hitam kecilnya yang menutupi lembah dan jembut halusnya, sambil terpejam Tangan Yati meraih kancing dan resluting celanaku dan didapatinya kontolku yang sudah tegak berdiri, kubantu melepas baju yang kukenakan sehingga kita berdua telanjang bulat dan hanya celana dalam Yati yang masih dipakainya.

Tiba-tiba tubuhku didorongnya, “berdiri dulu sayang, katanya, akupun turun dari tempat tidur dan Yati pun duduk ditepi tempat tidur dan sambil membelai kontolku yang sudah sangat tegang.

“Aku belum pernah lihat titit lelaki dewasa, tetapi punyamu besar sekali mas, sampai-sampai tanganku rasanya mantap sekali memegangnya, boleh aku belai sayang?”.
“Tentu, belai ciumi dan manjakan ****** besar ini sayang.”, kataku.

Kontolku sebenarnya nggak terlalu besar ya kira-kira pernah kuukur pakai penggaris panjangnya 15 cm dan bonggolnya sebesar pepsodent ukuran jumbo, yah perfectable size-lah menurut ukuran pacarku.

Sejak pertama kali mengenal oral sex hingga hari ini, Yati menunjukkan antusias yang sangat tinggi dengan kontolku, matanya sempat terbelalak saat pertama melihat dan memegang kontolku yang sudah ereksi. Apalagi saat pertama kali melakukan “karaoke”, istilahku jika ingin di-oral-sex sama pacarku, cara memperlakukan kontolku benar-benar istimewa, saat kutanya emangnya sudah pernah karaoke ya, pacarku marah besar, bagaimana mungkin jawabnya, ciuman bibir aja baru dengan kamu , dan akupun teringat first kiss buatku dan buat dia benarbenar berkesan, habis sama-sama baru sekali itu sih.

Sambil duduk dipingggir kasur kubuka pahaku sehingga kontolku yang sudah ereksi terlihat menantang seperti tugu monas, Yati jongkok dibawah sambil membelai perlahan kontolku, jari jemarinya menari-nari sepanjang kontolku mengikuti urat-uratnya yang menonjol sambil sesekali meremas dengan gemas, kulihat payudara Yati sangat menantang dan sesekali kuremas juga susunya.

Dari pangkal kontolku, dekat anus, tiba-tiba Yati menjulurkan lidahnya dan menjilat-jilat bonggol kontolku, jilatan itu kemudian berpindah keatas mengikuti batang kontolku, hingga akhirnya kepala kontolku dijilat dan disedot perlahan-lahan. Kurasakan aliran darah mengalir keras disepanjang urat kontolku, dan ketegangannya mungkin sudah mencapai 100%, kepalanya membesar seperti helm tentara, warnanya kemerah-merahan dan berdenyut-denyut nikmat sekali.

Sampai akhirnya batang kontolku mulai dilumat dan dimasukkan ke dalam mulutnya, perlahanlahan hingga kurasakan menyentuh ujung tenggorokannya, sementara masih tersisa sekitar 5 cm. “Masukkan semuanya dong, pintaku, “Gimana mau masuk lagi, kontolmu terlalu panjang buat mulutku, katanya sambil melepaskan kulumannya.

Akhirnya keluar masuk kontolku dimulutnya, wah rasanya nikmat sekali, mungkin seperti ini rasanya bersenggama, pikirku, kami memang selama ini belum pernah melakukan persetubuhan hingga memasukkan kontolku ke dalam vaginanya, yah hanya sekedar berbugil sambil menjilat dan mengulum alat kelamin dan orgasme tanpa melakukan senggama.

Suasana pagi yang sejuk, karena jendela kamar yang terbuka ditambah alunan instrumen Kenny.G membuat kami sama-sama terbuai dan lupa dengan segala sesuatunya. Sambil kujamah payudaranya, Yati kutarik dan kurebahkan di atas tempat tidur, wajahnya benarbenar merangsang, matanya berbinar, bibirnya memerah dan payudara sangat kencang dan memadat dengan putting susu yang mengeras. Seperti diawal aku mulai menciumi wajah dan bibirnya kemudian aku turun kebawah, kuciumi dan kujilati mulai dari jari-jemarinya yang putih mulus hingga ke betis indahnya, sambil kubelai dan kusentuh paha mulusnya, tanpa terasa aku menyentuh CD hitamnya dan perlahan kuturunkan dan kulepaskan, Yati diam dan hanya mendesah-desah menahan kenikmatan itu.

Sampai di pahanya kubelai dan kuciumi paha mulusnya seinchi demi seinchi kelihatan sekali dia begitu terangsang, sebelum sampai ke pangkal pahanya, aku naik dan mulai menjilati dadanya. Payudara yang putih dan mulus itu kuremas sambil mulai kujilati melingkar hingga sampai ke putingnya kujilati dan kusedot penuh nafsu, Kulihat pinggul dan pantat Yati bergerak dan menggelinjang tak karuan menahan kenikmatan jilatan, sedotan dan remasanku.

Kujilati kebawah lagi dan sampai ke perut Yati yang sangat mulus dan akhirnya hingga ke bukit indah yang ditumbuhi rumput hitam yang halus dan sangat kontras dengan kemulusan tubuhnya. Kusibakkan bulu-bulu halus yang menutupi vagina pacarku, terlihat bibir vaginanya masih tertutup rapat,namun terlihat disitu ada cairan disekelilingnya, ternyata dia sudah mulai basah.

Kubuka sedikit dan terlihat kelentitnya berwarna merah jambu, kecil, menonjol dan kelihatan membasah, kuraba perlahan, Yati melenguh keras dan menggoyangkan dan mengangkat pantatnya, Kuraba perlahan dengan jari telunjukku dan akhirnya mulai kujilati dengan ujung lidahku, kembali terdengar erangan dan lenguhannya merasakan nikmat yang luar biasa.

“Mas, tolong aku sayang, masukkan ****** besarmu ke vaginaku, aku sudah tak tahan lagi menahan kenikmatan ini, pintanya sambil setengah menangis. ” jangan sayang, kita belum boleh melakukan ini, toh nanti kita juga akan menikah, kataku masih sadar, meskipun aku jiga sudah tidak kuat lagi menahan nafsuku.

“Biarlah mas, aku rela mmberikan perawanku untukmu sayang, aku sangat mencintaimu dan aku takut kehilangan dirimu, kata Yati, sambil mulai menarik kontolku ke arah vaginanya yang membasah.

Kontolku yang sudah agak menurun, mulai bangkit lagi begitu menyentuh bibir vagina Yati, sangat tegang dan begitu membesar. Dengan masih deg degan akhirnya sedikit demi sedikit kumasukkan batang kontolku ke dalam vaginanya, saat kucoba menyelipkan kepala kontolku ke mulut vaginanya rasanya peret dan sulit sekali, kulihat Yati sedikit meringis dan membuka mulutnya dan sedikit menjerit, “aaah” ,namun akhirnya kepala kontolku sudah mulai masuk dan mulai kurasakan kehangat vaginya, perlahan kumasukkan seinchi demi seinchi, pada centimeter ke 3 menuju ke 4, Yati tiba-tiba berteriak dan menjerit, ” aduh mas sakit sekali, katanya, seperti ada yang menusuk dan nyerinya sampai ke perut”, katanya.

“Aku cabut aja ya ?”
” Jangan, biarkan dulu kutahan rasa sakit ini, aku yang sudah merasa kenikmatan yang luar biasa dan sedikit demi sedikit mulai kumasukkan lagi batang kontolku.

Kulihat Yati meneteskan air mata, namun tiba-tiba dia menggoyangkan pantatnya dan tentunya akhirnya kontolku hampir seluruhnya masuk, kenikmatan yang belum pernah kurasakan, kontolku serasa digigit bibir yang kenyal, hangat, agak lembab dan nikmat sekali. Akhirnya kamipun mulai menikmati hubungan badan ini, ” mas rasa sakitnya sudah agak berkurang, sekarang keluar masukkan kontolmu mas, rasanya nikmat sekali.

Perlahan aku mulai mengayun batang kontolku keluar masuk ke vagina Yati, kulihat tangannya diangkat dan memegang erat-erat kepalanya dan akhirnya menarik sprei tempat tidurnya, sementara pahanya dia kangkangin lebar-lebar dan mencari-cari pinggulku, hingga akhirnya kakinya melingkar di pantatku dan seolah meminta kontolku untuk dimasukkan dalam-dalam ke vaginanya.

Beberapa kali ayunan, akhirnya aku agak yakin dia sudah tidak begitu merasakan sakit di vaginanya, dan kupercepat ayuhan kontolku di vaginanya. Yati berteriak-teriak dan tiba merapatkan jepitan kakinya di pantatku, kepala menggeleng-geleng dan tangannya menarik kuat-kuat sprei tempat tidurnya, mungkin dia mau orgasme, pikirku. Tiba-tiba tangannya memelukku erat-erat dan kakinya makin merapatkan jepitannya di pantatku, kurasakan payudara besarnya tergencet dadaku, rasanya hangat dan kenyal sekali, aku diam sejenak dan kubenamkan kontolku seluruhnya di dalam vaginanya.

” Oh, mmmas aku keluar…. Ahhhhhhhhhhhhh ….ahhhhhhhhhhhhh…. ahhhhhhhhhhh, Aku merasakan nikmat yang amat sangat, kontolku berdenyut-denyut, rasanya aliran darah mengalir kencang di kontolku, dan aku yakin kontolku sangat tegang sekali dan begitu membesar di dalam vagina Yati, sepertimya aku juga akan mengeluarkan air kejantananku.

Kubuka sedikit jepitan kaki Yati dipantatku, sambil kubuka lebar-lebar paha Yati, kulihat ada cairan kental berwarna kemerah-merahan dari vagina Yati, kontolku rasanya licin sekali dialiri cairan itu, dan akhirnya dengan cepat aku kayuh kontolku keluar masuk dari vagina Yati, nikmat sekali rasanya.

Ada mungkin delapan sampai sembilan kayuhan kontolku di vagina Yati, tiba-tiba kurasakan ada sesuatu yang akan meledak dari dalam kontolku dan akhirnya …. Crooot …croooot ….crooot …crooot. Kontolku yang sudah kucabut dari dalam vagina Yati, kudaratkan di atas perut mulusnya dan semburan air kejantananku muncrat sampai ke rambut, pipi,sebagian mulutnya, payudara dan diatas perut Yati, kuurut-urut batang kontolku dan tetesan air maniku berjatuhan di atas jembut halus kekasihku.

Aku merebahkan diri disamping tubuh mulus Yati, kupeluk dia sambil kubelai rambutnya, Yati terpejam, diam dan tiba-tiba dari ujung kedua belah matanya yang terpejam menetes air mata. Kuseka air matanya dan kupeluk dia erat-erat, dan dia memelukku juga, ” Mas, hari ini aku sudah persembahkan kesucianku untukmu, sesuatu yang berharga yang kumiliki telah kuberikan padamu, aku nggak mau kehilangan dirimu dan tak akan kulupakan seumur hidupku peristiwa indah hari ini … Aku sangat mencintaimu mas”.

Yati bangun dari rebahannya, mengambil saputangan dan membersihkan bercak dari sela-sela vaginya yang telah bercampur dengan cairan kenikmatannya, saputangan biru itu berbercak merah, memenuhi hampir setengah lembar saputangan biru itu.

“Saputangan ini akan kusimpan selamanya, sebagai tanda buat cinta kita, mas” Aku terdiam, kemudian kubelai rambut indahnya, kukecup keningnya dan kukatakan, ” Hari ini 14 November 1994, aku telah kau berikan sesuatu yang berharga darimu, keperawananmu membuktikan cinta sucimu, aku juga sangat mencintaimu, kuambil keperawananmu dengan keperjakaanku, dan tak kan kulupakan hari ini selama hidupku”.

Dalam keadaan sama-sama bugil, kupeluk tubuh Yati, kehangatan tubuhnya mengalir ke setiap pori-pori dan diapun meraskan hal yang sama, ” tahun depan aku sudah lulus, selanjutnya aku akan melamarmu dan kita akan menikmati cinta kita selamanya, aku mencintaimu Yati”. ” Mas, aku bangga memilikimu, lelaki sepertimu yang memang aku idamkan selama ini”.

Keringat yang mengalir di badanku diseka Yati dengan handuk dan dia membersihkan kontolku dengan handuk basah, akupun jadi terangsang lagi,

” Ih, si Adik kok bangun lagi, kamu benar-benar perkasa mas”, aku tersenyum, sebenarnya aku masih ingin melakukan sekali lagi tapi jam sudah menunjukkan jam 11.30, aku takut kalau tibatiba mamanya pulang.

Kugandeng tangan Yati dan membawanya ke kamar mandi dan dibawah guyuran shower kamar mandinya kita mandi bersama, saling menyabuni dan bercanda bersama, Kontolku menjadi tegang saat mandi dan Yati sempat memasturbasi kontolku yang sudah tegang dengan busa sabun, tangannya yang halus sangat lincah mengocok batang kontolku, sekitar lima menitan air maniku sempat keluar lagi dan muncrat sampai ke atas seperti air mancur, Yati tertawa puas, menciumiku dan melanjutkan mandi sampai selesai.

Selesai mengeringkan badan, rambutku dikeringkan Yati dengan hairdryernya, kupakai bajuku dan kitapun kembali ngobrol di ruang tamunya, ngopi, ngobrol dan bercanda sambil bermesraan menikmati hari indah itu. END

Baca Juga Sebelumnya : Cerita Bercinta Ruangan Rahasia


CARI SITUS JUDI DOMINO DAN POKER ONLINE''TERPERCAYA''ARTISQQ SOLUSINYA ^^
Kami Dari ARTISQQ menyediakan Promo dan bonus yang selalu di nantikan !

BIG PROMO !! 
* Bonus Rollingan 0.3%
* Bonus Refferal Up To 15%


Semua Hanya bisa didapatkan di ArtisQQ
Minimal Depo dan WD hanya 20 Rb
Dengan Fasilitas Mewah :
- Cs yang cantik siap Membantu 24 Jam
- Bonus Refferal 15% Perbulan
- WD Tanpa Batas
- 100% Bebas dari BOT
- Kemudahan Melakukan Transaksi dari 5 Bank Besar
- Ribuan Meja game & Puluhan ribu Real player setiap harinya
BURUAN DAFTARKAN DIRI ANDA BERSAMA KAMI DI KOMUNITAS ArtisQQ
CONTACT PERSON :
* Facebook : Artis QQ
* Skype : artisqq
* BBM : 2BED6E58
* Phone : +855-965-123-003
* Instagram : artisqq
ArtisQQ (UNTUK DAFTAR !!)

Cerita Bercinta Ruangan Rahasia

ArtisQQ | Bandar Q | BandarQQ | Domino 99 | DominoQQ | Bandar99 | Bandar Poker Paling Terpercaya


Cerita Bercinta Ruangan Rahasia



Sekilas cerita dewasa, cerita dewasa nyata, cerita dewasa terbaru, cerita sex terhangat,  Ratih yg saat ini sedang menempuh kuliah di salah satu universitas swasta di kota S tinggal bersama ci Meisya yg menyewakan salah satu dari 2 kamarnya yg kosong kepada Ratih. Penampilan ci Meisya berbeda sekali dengan Ratih: di umurnya yg hampir 30, ci Meisya bisa dibilang sangat pandai merawat tubuhnya — kulit putih halus dengan ukuran payudara sedang: 34. Parasnya cantik, rambut panjang bergelombang.

Rupanya, ci Meisya yg sudah lama tak merasakan belaian lelaki — menyimpan; lebih tepatnya menimbun libido yg secara perlahan-lahan telah menggerogoti mentalnya (walaupun belum sampe mengenai akal sehatnya). Selama ditinggalkan pacarnya sejak 7 taun yg lalu, ia sering merasa kesepian — tak jarang ia berusaha memuaskan dirinya sendiri dengan berbagai peralatan dan FILM yg disewanya/dibeli melalui pembantunya, karna ia sendiri sebenarnya malu kalau harus terang-terangan membeli atau menyewa benda-benda seperti itu.
Demikian pula untuk bermain dengan lelaki yg tak dikenal, ci Meisya menganggap mereka tak bersih sehingga ia takut untuk berhubungan tubuh dengan mereka. Tetapi demikian, ini tak mengurangi fantasi ci Meisya dalem membaygkan bentuk seks yg diinginkannya. Bahkan sejak 2 taun yg lalu, ia juga mulai tertarik untuk melakukan hubungan seks dengan sesamanya. Ini dapat dilihat dari reaksinya terhadap Ratih sehari-hari, tak jarang ia menelan air ludah dan menjilati kedua bibirnya apabila melihat Ratih mengnikmatan kaos ketat apabila ia ke kampus. Padahal, bentuk tubuh Ratih begitu biasa — apalagi apabila dibandingkan dengan dirinya sendiri yg jauh lebih seksi.
Apa yg dilihat pada diri Ratih adalah dirinya sendiri 10 taun silam; ketika ia masih berada di awal-awal umur 20 taun: alim dan rajin — tetapi begitu naif. Ci Meisya sendiri bertekad untuk memberinya ‘pelajaran’ suatu saat. Tetapi — sesudah agak lama tinggal bersama Ratih, barulah Ci Meisya mengetaui bahwa ia sudah tak perawan lagi: ketika ia masih SMP dulu — pacarnya sendiri memperkosanya dan sejak saat itu, Ratih begitu minder dan seringkali menhindar dari pergaulan sekitarnya, hingga saat ia kuliah. Ci Meisya mengetaui hal ini dari Ratih sendiri yg memandang Ci Meisya sebagai perempuan yg sabar, bijaksana dan dewasa.
Pucuk dicinta ulam tiba, seminggu yg lalu — adek ci Meisya yg laki-laki tiba dan hendak menginap untuk satu bulan karna suatu urusan. ‘Sekali tepuk 2 lalat’ — inilah yg ada dalem pikiran ci Meisya melihat adeknya sendiri dan Ratih.
Suatu sore sejak 3 hari kedatengan adeknya — Ci Meisya sudah mempersiapkan rencana yg baik: pertama adeknya, kemudian Ratih. Biasanya, Ratih tiba di kos pukul 19:00 dan ia hendak memulai rencananya itu pukul 18:30 dengan melakukan ‘pemanasan’ terhadap adeknya. Pukul 18:30, Meisya memanggil adeknya untuk masuk ke kamarnya. Tanpa berprasangka apa-apa, adeknya masuk ke kamarnya. Dilihatnya Ci Meisya yg mengnikmatan celana pendek jins ketat dan kaos tanpa lengan yg ketat pula — ia sedang menghadap ke cermin dan mengikat rambutnya yg bergelombang halus itu.
Melihat baygan adeknya di cermin, Ci Meisya tersenyum dan berkata:
“Masuk aja, cici cuman sebentar koq.” Diam-2, adeknya memperhatikan cicinya dan berpikir:
“Cantik juga, walaupun sudah kepala tiga. Tubuhnya juga begitu padat dan seksi..” Ci Meisya yg mengerti bahwa dirinya sedang diperhatikan adeknya sendiri cuma tersenyum simpul — tiba-tiba ia berdiri, mendekati adeknya dan menggandeng tangannya. Adeknya kaget sekali tetapi ia tak berkata apa2. Ci Meisya membimbing adeknya menuju sebuah pintu sambil sesekali melirik ke belakang dan tersenyum simpul ke arah adeknya.
Ci Meisya membuka pintu kamar tersebut dan menyalakan lampunya. Ternyata, apa yg dilihat adeknya adalah sesuatu yg mnikmatjubkan tetapi juga membuatnya sedikit shock: sebuah kamar yg cukup luas — dengan seluruh dinding ditutupi bahan kedap suara berwarna pink. Ranjang yg terletak di tengah ruangan, sebuah TV lengkap dengan stereo-setnya yg mewah: juga 3 teve hitam-putih kecil yg menampakkan situasi di ruang tamu, kamar Ratih dan kamarnya sendiri.
Tetapi yg membuatnya begitu kaget dan sedikit takut adalah koleksi FILM, video dan DVD dewasa yg berserakan di lantai. Berbagai alat bantu seksual, dan sebuah manekin lengkap dengan penis palsunya segala. Taulah ia apa yg diinginkan dari cicinya — tanpa disadarinya, Ci Meisya sudah mengunci pintu kamar dan mulai melepaskan pakaiannya satu persatu. Tetapi ia berhenti sampe pakaian dalem aja. Jadilah Ci Meisya cuma mengnikmatan BH dan celana-dalem warna hitam, ia berdiri begitu seksi dan menggoda dengan rambutnya terikat (untuk memudahkannya saat permainan nanti, begitulah yg ada di pikiran Ci Meisya).
“Sudahlah, kamu menurut aja — toh kamu disini cuma sebulan. Masa kamu tak kasihan sama cici yg sudah lama tak merasakan hangatnya tubuh lelaki?”
Adeknya masih ragu. Ci Meisya tau ini — dan tanpa membuang banyak waktu, ia segera maju ke depan membuka celana pendek adeknya dengan mudah (entah bagaimana, adeknya tak mampu melawan cicinya sendiri). Mulailah ia mengoral batang kemaluan adeknya itu. Ci Meisya mempercepat gerakan mengocoknya dengan tangan kanan, dia menengadah dan menatap wajah adeknya dengan tatapan tajam penuh birahi — ia mendesis sambil berkata: “Sss.. awas kalau kamu berani keluar sebelum aku. Lebih baik kamu cari kos lain aja, meskipun kamu adekku!”
Sesudah berkata demikian, ci Meisya memasukkan seluruh batang kemaluan adeknya ke dalem mulutnya. Ia menggerakkan kepalanya maju mundur — membuat batang kemaluan adeknya keluar-masuk dengan sangat cepat. Adek ci Meisya cuma dapat mengerang nikmat mendapat perlakuan seperti itu dari cicinya yg ternyata sangat berpengalaman dalem hal memuaskan pasangan mainnya, ia berusaha sekuat tenaga untuk tak mengecewakan cicinya. Di tengah-tengah permainan, Ci Meisya melepaskan BHnya dengan tangan kirinya yg masih bebas. Diliriknya teve hitam putih yg secara rahasia memonitor kamar Ratih. Ternyata ia baru aja dateng, dan waktu menunjukan pukul 18:55. Tepatlah perhitungannya: adeknya yg nafsunya sedang menanjak pasti akan mau diajaknya berkompromi.
Ci Meisya menghentikan oralnya, dan taulah ia bahwa adeknya agak kecewa. “Tunggu sebentar — aku ada tugas buat kamu: bawalah Ratih ke kamar ini.” Adeknya mengerti apa yg diinginkan ci Meisya. Sementara adeknya pergi memanggil Ratih — ia segera mematikan monitor2-nya, melepas celana dalemnya yg sedikit basah dan bersembunyi di sebelah pintu. Begitu adeknya masuk bersama Ratih — ia segera mengunci kamarnya lagi dan mendorong Ratih hingga jatuh ke ranjang. Ratih yg bertubuh kurus dan lelah sehabis kuliah tak dapat memberikan perlawanan yg berarti terhadap perlakuan Ci Meisya yg begitu tiba-tiba tersebut. Ci Meisya melucuti kaos ketat yg diknikmatan Ratih dengan buas.
“Kyaa..!!” Ratih menjerit, tetapi percuma karna ruangan tersebut kedap suara. Adek Ci Meisya cuma diam aja karna shock melihat keganasan cicinya — apalagi dengan sesama jenis! Ci Meisya telah sampe pada BHnya. Dengan kasar, ia merenggut BH Ratih dan melemparkannya ke lantai. Ci Meisya melihat sepasang payudara Ratih yg kecil.
“Seharusnya kamu gag usah pakai BH sama sekali. Toh tak memberi perbedaan yg berarti..” Ci Meisya melanjutkan dengan melepas kancing celana jins Ratih dan membuka ritsluitngnya dan melepaskannya.
“Pahamu putih dan mulus juga yah..” Terakhir, Ci Meisya menurunkan celana dalem Ratih. Ratih tak dapat berbuat apa-apa terhadap Ci Meisya yg terus menggeraygi tubuhnya dan sesekali menciuminya. Tiba-tiba Ci Meisya berdiri dan berjalan menuju lemari. Diambilnya sebuah penis palsu (dildo) dan semacam lotion. Ia mengolesi dildonya dengan lotion tersebut dan memberikannya kepada adeknya,
“Kamu pakai juga. Aku tak mau dia berteriak-teriak kesakitan.” Adek Ci Meisya menurut — ia melepas seluruh pakaiannya dan mulai mengolesi batang kemaluannya dengan lotion yg diberikan cicinya.
“Jangan ci.. saya takut.” Ratih yg sudah lemas berkata dengan penuh kekuatiran, melihat ci Meisya mengnikmatan penis palsu (dildo) bergerigi dengan ukuran yg cukup mengerikan seperti mengnikmatan celana dalem. Ci Meisya dengan cepat bergerak ke arah Ratih. “Diam. Mana lotionnya.” Sesudah mendapatkan lotion, ia mulai mengolesi dinding kemaluan Ratih sambil berkata: “Kamu jangan takut, percaya sama cici aja. Sesudah itu, ia membalikkan tubuh Ratih dan melumasi lubang pantatnya pula.
“Ayo — kamu lubang yg satunya!!” ci Meisya memerintahkan adeknya untuk mengentot Ratih yg malang di lubang duburnya. Adeknya menurut, ia berpindah — duduk di atas ranjang. Ci Meisya memapah tubuh Ratih dengan lembut dan menempatkannya di atas adeknya. Ratih yg tak berdaya cuma dapat memandang sorot mata penuh nafsu ci Meisya yg sedari tadi sibuk mengatur posisi dan membantu adeknya memasukkan batang kemaluannya ke dalem lubang dubur Ratih. Bles! Batang kemaluan adek ci Meisya akhirnya berhasil masuk ke dalem dubur Ratih yg sudah tak keruan bentuknya karna sedari tadi diobok-obok oleh ci Meisya.
Rasa sakit bercampur nikmat membuat Ratih membelalakkan matanya, ia membuka mulutnya dan merintih
“Aaa..” Ci Meisya membaringkan Ratih dari posisi terduduk menjadi terlentang dengan adeknya di bawahnya (dan batang kemaluannya yg sudah menancap ke dalem lubang dubur Ratih).
“Ratih, aku yakin kamu akan menyukai ini dan pasti ketagihan sesudah ini.” Ci Meisya memasukkan dildo-nya ke dalem lubang kemaluan Ratih.
Ratih yg berada di tengah dengan keadaan tak berdaya, berusaha menahan nikmat bercampur nyeri di lubang kemaluan yg sudah dihujami dildo dari ci Meisya — serta batang kemaluan adek ci Meisya yg menancap di lubang duburnya. Mulailah ranjang bergoyang.. mulanya perlahan, tetapi semakin lama semakin cepat.. demikian pula dengan rintihan-rintihan Ratih..
“Aaa.. aa..” Ratih masih mengnikmatan kaca mata minusnya ketika permainan ini dimulai.
Ci Meisya tertawa melihat Ratih berusaha bertahan:
“Jangan ditahan dan jangan dilawan Ratih — nikmati aja, sayg!!” Perlahan-lahan rintihan Ratih mulai berubah menjadi jeritan nikmat penuh birahi..
“Ah.. ah.. yess.. mmhh.. MM.. AAHH..” Kenikmatan disetubuhi di kedua lubangnya secara bersamaan membuat Ratih kehilangan kendali. Ratih yg sopan dan alim perlahan larut.. perlahan berubah menjadi Ratih yg liar, sifat liar yg seakan ditularkan dari ci Meisya — meracuni pikiran Ratih yg semula begitu bersih dan polos.
“Yah.. teruskan!! LEBIH CEPAT LAGI CI MEISYA..!! AA.. AA.. MMHH.. MM..”
Ratih menggenggam seprei ranjang dengan sangat kuat, keringat meluncur deras dari sekujur tubuhnya — membuat kulitnya tampak mengkilat di bawah cahaya lampu. Hal ini membuat Ci Meisya semakin bernafsu mempercepat gerakan pinggulnya. Ratih semakin menikmatinya — ia memejamkan matanya sambil memegang rambut ci Meisya.
“AGH.. Nikmat sekali.. Ci.. aa.. aku.. belum pernah.. uuh.. senikmat ini..” Adek Ci Meisya menganal lubang pantat Ratih sambil meremas-remas kedua payudara Ratih dari belakang, walaupun ukuran payudara Ratih relatif kecil — tetapi ini tak mengurangi rangsangan demi rangsangan yg diterimanya. “Auuh.. ah..” mulut Ratih menganga dan mengeluarkan teriakan-teriakan yg semakin tak jelas. Tubuhnya pun mulai menegang; taulah Ci Meisya bahwa “anak didiknya” saat ini hampir mencapai puncak kenikmatan.
Ci Meisya mengurangi kecepatan bermainnya dan mengubah gerakan maju-mundurnya menjadi gerakan mengaduk dengan menggoyangkan pinggulnya. Ratih secara alami mengikuti gerakan Ci Meisya dengan menyesuaikan gerakan pinggulnya. Hal ini justru menambah kenikmatan bagi Ratih. Sampe akhirnya — tubuh Ratih benar-benar menegang dan Ratih melepaskan teriakan yg cukup panjang dan memenuhi seluruh ruangan kedap suara tersebut. Sesudah itu, teriakan berhenti dan seluruh ruangan menjadi sepi. Ci Meisya mencabut dildo dari lubang kemaluan Ratih, ternyata dildo tersebut sudah ditutupi cairan kental dan bahkan saat Ci Meisya menariknya keluar — ada sebagian dari cairan tersebut menetes dan adapula yg masih merekat antara dinding kemaluan Ratih dengan dildo Ci Meisya.
Adek Ci Meisya juga mencabut dildonya dari lubang dubur Ratih dan merebahkan Ratih yg sudah lemas di ranjang. Ratih masih memejamkan kedua matanya — Ci Meisya melepas kacamata Ratih yg masih diknikmatannya dan meletakkannya di meja yg terletak di tepi ranjang.
“Lain kali, kalau mau main — jangan lupa lepas dulu kacamatanya..” Ci Meisya tersenyum dan mencium Ratih, kemudian ia melepaskan dildonya dan menggelatakannya begitu aja di lantai. Ia memandang adeknya dan berkata:
“Kamu jangan bengong aja, kamu masih punya tugas satu lagi.” Sesudah berkata demikian, ia duduk di lantai — melebarkan kedua pacuma: mengarahkan lubang kemaluannya yg sudah basah ke arah adeknya.
Kemudian ia menunjuk ke arah kemaluannya:
“Ayo: gunakan lidahmu.” Adeknya mengerti apa yg harus dilakukan. Ia menjilat-jilat lubang kemaluan ci Meisya dengan hati-hati. Kenikmatan, c ci Meisya memejamkan matanya — nafasnya tak beraturan: desahan- desahan nikmat meluncur keluar tak terkontrol dari mulutnya. Ia menjambak rambut adeknya dan menekan-nekan wajah adeknya itu ke lubang kemaluannya:
“Errghh.. aaghh.. niikkmmaatt sekkaallii.. ss..!!” Ci Meisya benar-benar menikmati setiap hisapan dan jilatan yg diberikan adeknya ke liang keperempuanannya, tetapi di tengah ambang sadar dan tak — Meisya ingat bahwa ia tak ingin mencapai klimaks dengan cara seperti ini.
“Aah.. tunggu say — bee.. berhentii duluu.. mmh.. sekarang giliran.. cici ngerjain punya kamuu..”
Adek Ci Meisya menurut dan berhenti. Ci Meisya bergerak kemudian berjongkok membelakangi adeknya, sekarang ia dalem keadaan berjongkok menghadap pantat adeknya. Adeknya agak kebingungan dengan tingkah laku cicinya. Tetapi Meisya cuek aja: tangan kirinya ia lewatkan di antara kaki adeknya, dan dengan tangannya itu ia mencengkeram buah pelir adeknya dengan halus dan mulai memijat- mijatnya. “Tenang aja, sayg — kujamin kamu akan suka sekali..” Ci Meisya tersenyum penuh nafsu, dan dengan tangan kiri masih memegang buah pelir adeknya — ia mengangkat telapak tangannya, menghadapkannya ke arah wajahnya — dan meludahi tangannya sendiri kemudian mengerut-ngerutkan tangannya.
Kemudian ia melingkarkan tangan kanannya dari pinggang sebelah kanan adeknya — langsung menuju ke arah kontol adeknya. Dan mulailah ia mengocok-ngocoknya batang kemaluan adeknya itu dengan tangan kanannya yg sudah dilumasi air ludahnya sendiri.
“Aaaghh.. duh, nikmat sekali ci..” Ci Meisya meneruskan gerakan tangannya sampe ia merasa batang kemaluan adeknya sudah cukup keras. Sesudah itu, ia membalikan tubuhnya dan mengambil posisi nungging di lantai. Taulah adek ci Meisya apa yg diinginkan cicinya ini. Ia juga mengatur posisi di belakang cicinya:
“Awas ya — pokoknya aku nggak mau anal. Maenin lubangku yg biasa aja.” Adeknya menurut, dan permainan dimulai.
Adek ci Meisya memulai gerakannya dengan perlahan, “Mmm.. masih kurang, lagi dong!” Gerakan dipercepat, Ci Meisya memejamkan matanya kenikmatan. Ia menambah kenikmatan dengan menggesek-gesek klit-nya sendiri, dengan sebelumnya membasahi jari-jarinya dengan cara mengulumnya sendiri. “Uuuaah.. enaakk sayaang.. Mmmh..” Permainan ini berlangsung agak lama sampe ci Meisya minta ganti posisi lagi. Kali ini ia ingin disetubuhi dengan posisi tubuh menyamping. Ci Meisya menyampingkan tubuhnya yg seksi dan sudah mandi keringat tadi ke arah kanan, sementara adek Ci Meisya mengangkat paha mulus cicinya sebelah kanan dan menyandarkannya ke bahu sebelah kirinya.
Dengan demikian, ia dengan leluasa dapat memasukkan batang kemaluannya ke lubang ci Meisya. Ia mulai bergerak maju mundur,
“Aaahh.. mm..” Untuk sekedar menambah kenikmatan, ia mengarahkan tangan kanannya ke arah pantatnya sendiri dan menggerakan jari tengahnya keluar- masuk lubang pantatnya.
“Kyyaahh.. uuhh..” Tubuh ci Meisya terus bergoyang-goyang — payudaranya pun bergerak naik turun tak beraturan mengkuti irama tubuhnya. Adek ci Meisya yg sedari tadi bergitu terangsang dengan gerakan payudara cicinya sendiri itu sudah tak tahan lagi, ia memajukan tangan kanannya guna meremas payudara kanan cicinya itu.
“Oh — susumu begitu empuk ci..” Ci Meisya cuma tersenyum, ia mencabut tangannya dari lubang pantatnya — dan ikut meremas payudaranya bersama-sama dengan tangan adeknya itu. Permainan terus berlangsung, Ci Meisya merasakan tubuhnya sendiri mulai menegang — ia sendiri sudah tak mampu berpikir jernih lagi.
Cuma kenikmatan yg dirasakan sekujur tubuhnya sekarang.
“AAHH.. AAKKUU.. MMH..” Keluarlah Ci Meisya, mencapai klimaks yg diidam-idamkannya dalem posisi menyamping. Tercapailah segala keinginannya selama ini.
Demikian pula adek ci Meisya, ia segera berdiri karna sudah tak tahan lagi, dan ci Meisya mengetaui hal ini — karna ia sudah berhasil meraih klimaks, maka ia berniat membantu adeknya untuk mengeluarkan seluruh air mani yg sangat ia inginkan itu. Ci Meisya berjongkok, tersenyum menggoda ke arah adeknya dan mulai mengocok batak kemaluan adeknya
“Nah, sekarang cici ingin merasakan nikmatnya cairan kejantananmu. Ayo sayg.. keluarkan — jangan ragu.. ayo!” Ci Meisya memainkan batang kemaluan adeknya naik turun dengan gerakan memutar sambil sesekali menjilat pangkal kemaluan adeknya.
“Aih.. masih belum keluar juga.. sebentar..” Sambil mengocok batang kemaluan adeknya dengan menggunakan tangan kanannya, ci Meisya memijat buah pelir adeknya.
“Ah.. ci.. aku mau keluar nih..!!” Ci Meisya langsung mengarahkan ujung batang kemaluan adeknya ke arah mulutnya, menyambut cairan air mani yg segera muncrat masuk ke dalem mulutnya.
Ratih yg sedari tadi tergeletak lemas berusaha bangkit dan merangkak menuju ci Meisya dan adeknya.
“Ci Meisya.. saya juga mau..”, kata Ratih sambil menunjuk ke arah mulutnya sendiri. Tetes air mani terakhir sudah habis meluncur turun ke dalem mulut ci Meisya yg seksi. Ci Meisya menelan sedikit air mani adeknya dan menahan sisanya di dalem mulutnya. Ia tersenyum dengan mulut belepotan air mani adeknya, membelai Ratih, kemudian membaringkannya, dan meletakkan kepala Ratih di pangkuannya. Ratih yg sudah lemas cuma menurut seperti anak kecil. Dengan gerakan yg lembut, ci Meisya menyentuh bibir Ratih dan menggerakannya ke bawah dengan jari telunjuknya.
Ratih mengerti apa yg dimaksud ci Meisya, ia membuka mulutnya. Bibirnya bergetar. Ci Meisya kembali tersenyum — ia mengarahkan mulutnya tepat di atas bibir Ratih yg sudah merekah, kemudian membuka dan memuntahkan air mani lengket yg sudah bercampur dengan air liur ci Meisya, turun memasuki mulut Ratih.
Air mani dalem mulut ci Meisya sudah habis dipindahkan ke dalem mulut Ratih. Ci Meisya tersenyum lebar dengan sedikit sisa air mani bercampur liur pekat yg menetes dari ujung bibirnya.

Kembali, dengan gerakan lembut — ci Meisya memberi isyarat kepada Ratih untuk menutup mulutnya. Ratih menuruti dan tersenyum bersamaan dengan ci Meisya.
“Nah, aku tak pernah pelit kepada gadis manis seperti kamu. Ambillah bagianmu dan nikmatilah.” Ratih menelan air mani yg sudah diberikan ci Meisya kepadanya.
“Terima kasih ci..” Kemudian ia bangkit dan duduk — Ratih menyentuh wajah ci Meisya dengan lembut. Ratih kembali membuka mulutnya, bergerak maju ke arah bibir ci Meisya sambil menjulurkan lidahnya. Ci Meisya yg mengerti maksud Ratih segera menyambut ciuman Ratih dengan menjulurkan lidahnya pula. Mereka berciuman sampe lama — dan saling menjilati sisa-sisa air mani hingga bersih.
Sejak saat itu, kehidupan ci Meisya dan Ratih selalui dipenuhi dengan petualangan: hampir setiap bulan Ratih ‘menjebak’ kawan kuliahnya — entah itu lelaki atau perempuan.



CARI SITUS JUDI DOMINO DAN POKER ONLINE''TERPERCAYA''ARTISQQ SOLUSINYA ^^
Kami Dari ARTISQQ menyediakan Promo dan bonus yang selalu di nantikan !

BIG PROMO !! 
* Bonus Rollingan 0.3%
* Bonus Refferal Up To 15%


Semua Hanya bisa didapatkan di ArtisQQ
Minimal Depo dan WD hanya 20 Rb
Dengan Fasilitas Mewah :
- Cs yang cantik siap Membantu 24 Jam
- Bonus Refferal 15% Perbulan
- WD Tanpa Batas
- 100% Bebas dari BOT
- Kemudahan Melakukan Transaksi dari 5 Bank Besar
- Ribuan Meja game & Puluhan ribu Real player setiap harinya
BURUAN DAFTARKAN DIRI ANDA BERSAMA KAMI DI KOMUNITAS ArtisQQ
CONTACT PERSON :
* Facebook : Artis QQ
* Skype : artisqq
* BBM : 2BED6E58
* Phone : +855-965-123-003
* Instagram : artisqq
ArtisQQ (UNTUK DAFTAR !!)