ArtisQQ Bandar Poker Paling Terpercaya

Atisqq.com Adalah Agen Poker Uang Asli Online Terpercaya Di Indonesia Yang Mengguankan Server Terbaik Dan Pelayanan Selama 24 Jam Nonstop

Image and video hosting by TinyPic
Partner Sejati Untuk Kartu Bersahabat www.ArtisQQ.com | STATUS BANK : BCA - ONLINE | MANDIRI - ONLINE | BNI - ONLINE| BRI - ONLINE | DANAMON - ONLINE

Aku Dipergok Tante Kostku Saat Nonton Bokep

ARTISQQ - Kebiasaanku tidur ngelantur belum bisa dibuang. Sejak aku SMA aku sulit sekali dibangunkan pagi-pagi, apalagi sekolahku selama kelas 1 dan kelas 2 selalu siang hari. Ini pula yang menjadi kebiasaanku sewaktu mulai kuliah. Waktu aku menginjak kota Bandung pertama kali, udara dingin kota itu benar-benar membuatku masih terbuai mimpi meski sudah terang.
Aku kuliah di salah satu PTS yang hampir semua kegiatannya di waktu sore hari, sehingga bagiku hidup dengan tertidur lelap di pagi hari cerah merupakan kebiasaan. Kawan-kawan satu kost-ku biasanya sudah sunyi waktu aku bangun untuk sarapan dan mandi, tapi kebiasaanku adalah sarapan sambil nonton TV, baru mandi.
Tante kost ku termasuk yang baik, tak jarang untukku sengaja disiapkannya secangkir kopi atau kue untuk sarapan, atau semangkuk mie rebus hangat. Aku disayangnya, karena bila pagi hari rumah kost itu kosong dan akulah yang menemaninya mengurus segala sesuatu, menyapu, masak, atau apa saja.
Walau aku suka tidur ngelantur, tapi aku termasuk anak yang rajin kerja di rumah. Tante kost ini masih muda, tetapi sudah janda. Ia hanya punya satu orang anak dan sudah bekerja di Sumatera. Praktis, ia hanya seorang diri di rumah. Namun kecantikannya tetap ia pelihara, sehingga di usianya yang mendekati kepala lima ia masih tetap cantik dan kencang.
Suatu hari aku nonton film biru pinjaman dari kawanku. Di rumah rupanya seperti biasa hanya aku saja lagi yang merupakan penghuninya. Aku ke kamar kecil sebentar, lalu memutar film itu di VCD komputerku.
Karena asyiknya, melihat adegan yang panas aku tidak tahan, aku melucuti satu-satu pakaianku, tinggal CD-ku saja yang bertahan, itupun cuma sebentar, lalu kupelorotkan hingga ke paha. Aku merasa penisku menghentak-hentak minta dikeluarkan. Aku nonton dengan mata setengah membuka, sambil berbaring kuelus-elus penisku yang makin tegak.
Gerakan tanganku sudah menjadi cepat, ah… aku nggak tahan lagi, lalu aku kocok terus dan terus, kugigit selimut untuk menahan jeritan nikmat yang benar-benar menyelimuti pagi yang indah itu. Sesaat kemudian nafasku mendengus sambil menyemprotkan mani ke dadaku.
“Ah… hmmm… ah…” aku merasa tubuhku ringan, lalu aku merasa ngantuk dan terlelap.
Tiba-tiba aku merasa pahaku dielus orang. Aku tersentak kaget. Ah, ternyata tante kost sudah ada di dalam kamarku. Ia menggunakan gaun putih yang tipis dan longgar. Kuhirup bau segar parfumnya yang menawan. Aku buru-buru bangkit menarik CD yang kupelorotkan, air maniku meleleh ke sprei, nggak kupedulikan. Tante kemudian menatap mataku, tampak bergelora api nafsu yang menggelegak di balik pandangannya itu.
Tangannya meraih tanganku, “Raf, Tante minta maaf masuk kamarmu tanpa mengetuk, abis tadi Tante lihat pintu kamarmu nggak dikunci. Tante bawa sarapan, tapi, Tante lihat kamu lelap kayak gitu,” katanya sambil mengelus pahaku kembali.
Aku salah tingkah. Matanya melirik VCD-ku yang ternyata masih memainkan film “laga” itu. Adegan demi adegan diawasinya, sambil tangannya meremas bahuku. Dielusnya tanganku sambil menarikku duduk di kasur. Kurasakan getaran halus lewat jari-jarinya, menahan gelora nafsunya yang membahana.
Aku mulai aktif dan terbakar suasana. Kupeluk ia dari belakang, lalu kuhembuskan nafasku ke tengkuknya. Ia menggeliat dan menjadi lebih beringas. Tubuhnya berbalik. Dibalasnya hembusan nafasku dengan ciuman lembut. Kedua tangannya dengan liar menelusuri pinggulku, perutku, lalu puting susu di dadaku.
“Raf, beri Tante… Tante mau…” katanya penuh harap.
Ia kemudian menarik CD-ku sampai tuntas, lalu dengan lembut mengelus rambut kemaluanku, penisku yang masih terkulai lemas diremasnya dengan lembut pula. Aku menggelinjang kegelian, tapi tangan tante kost lebih dahulu menekan tanganku, seakan isyarat agar aku menurut.
Aku memejamkan mata. Nafasku bergemuruh, kemudian tubuh kami terhempas di kasur. Tante kemudian mengulum zakarku, sambil sesekali mencium penisku. Aku hanya dapat menahan nafas, sambil mengerang penuh nikmat. Kemudian lidahnya dengan liar menjilat penisku yang sudah tegak, sambil sesekali mengulum dan menyedotnya penuh gairah. Aku benar-benar sudah siap laga, ketika ia kemudian merebahkan tubuhnya di sampingku. Aku maklum.
Kubuka gaunnya yang longgar, kemudian BH dan CD-nya. Tante kost dan aku sudah sama-sama bugil. Aku mengambil posisi di atas, untuk memulainya. Pelan kupeluk badannya, lalu kubelai rambutnya yang mulai beruban itu. Kucium leher dan kupingnya, ia menggelinjang kegelian.
Nampak, bulu lengannya merebak menahan rasa itu, tapi mulutnya hanya mengerang. Lalu, bagian leher bawahnya kujilat lembut, sambil sesekali jenggotku yang habis dicukur kemarin kugesekkan. Badan tante kemudian menggeliat lebih liar, sambil mendesahkan kata-kata yang tidak jelas. Aksiku kulanjutkan dengan memainkan puting susunya yang menegang, sambil kujilat dan kuhisap perlahan.
“Ayo Raf, ayo!” katanya.
Aku tidak peduli. Aku telusuri terus semua titik nyerinya. Sampai kemudian wajahku berada di selangkangannya yang mulai berpeluh. Kubelai pubisnya dengan lidahku. Kubuka labia minora-nya dengan lembut, kemudian tanganku membelai perlahan labia minora-nya yang sudah mulai basah itu berkali-kali.
Kakinya kemudian menekuk dan mengangkat pinggulnya. Dimainkannya pinggulnya dengan goyangan yang berirama. Lidahku kemudian beraksi, menjilat bagian labia minora-nya, lalu naik hingga klitorisnya. Kulihat klitoris itu sudah menonjol kemerahan. Lalu, aku mengangkat pinggulnya, dan kumasukkan penisku perlahan, sambil kugoyang maju-mundur. Tante kost mengerang dengan tangan memegang erat pinggir kasur.
“Ayo, Raf, terus…!” katanya menyuruhku menggoyang badanku terus.
Aku menengkurapinya, lalu dengan sigap kusentakkan pinggulku sehingga penisku menghujam dalam ke vaginanya.
Aduh, aduh… Raf, nikmat sekali,” katanya sambil memelukku.
Leher dan puting susunya terus kucium dan kujilat.
“Teruskan Raf! ayo sayang, aku sudah hampir sampai nih,” katanya.
Aku makin menyentak. Keringatku mulai bercucuran, sementara tante kost pun demikian pula. Rupanya tante sudah sampai ketika tiba-tiba tante memelukku dengan tangan dan kakinya erat-erat sehingga aku tidak dapat bergerak sama sekali. Di mulutnya hanya suara desah puas selama beberapa saat. Kemudian pelukannya mengendur. Tante lemas.
Aku masih penasaran, karena aku belum sampai. Kutarik perlahan penisku yang masih menegang. Kulihat penisku berkilat-kilat karena lumasan vagina tante. Kubuka selangkangan tante, ia mengerang dan menggelinjangkan pantatnya ketika vaginanya kuraba lagi. Kurangsang tante agar aku dapat mencapai orgasme.
Lidahku beraksi, kugapai labia minora-nya lalu kujilat habis bagian itu, bahkan maniku yang meleleh di situ kujilat sampai habis. Lalu, klitorisnya yang memerah itu kusedot perlahan, “Ah, emm… mmm,” ia memekik lirih.
Badannya yang mulai menggelinjang itu kemudian kutelungkupkan. Kunaiki pantatnya, lalu kutekankan penisku ke vaginanya. Kemudian terasa suatu sensasi di penisku, karena tante kost menutup rapat kakinya. Tanganku kemudian memeluknya dari belakang, lalu aku menciumi tengkuknya yang wangi. Tanganku terus memainkan putingnya yang mengeras itu sambil kugoyang pinggulku, perlahan mula-mula, dan kemudian kemudian makin cepat.
“Rafael, terus Raf, Tante hampir dapat lagi nih,” katanya berbisik.
Aku tidak dapat menyahut. Nafasku memburu, karena nafsuku mulai memuncak. Kurasakan nikmat menyelimutiku sampai habis, lalu rasanya itu maniku sudah menghentak-hentak hendak keluar.
“Tante, Rafael mau keluar nih,” kataku berbisik.
Ia hanya mengangguk. Kemudian dengan sekali hentakan lagi, aku merasakan suatu sensasi baru, kenikmatan yang sangat panjang, “Crot… croot… crooot…” terasa maniku menyemprot deras ke dalam vagina tante, sambil tanganku memeluknya dengan erat.
Aku hanya dapat mengerang penuh nikmat surgawi. Aku lemas di atas badan tante, lalu terlelap beberapa saat lagi. Beberapa saat ia menggeliat. Ia bangkit dan mengenakan kembali pakaiannya. Kurasakan tante kost ku memeluk dan menciumku mesra sekali.
Disekanya keringatku yang meleleh, lalu diselimutinya badanku yang masih telanjang.


CARI SITUS JUDI DOMINO DAN POKER ONLINE''TERPERCAYA''?ARTISQQ SOLUSINYA ^^
Kami Dari ARTISQQ menyediakan Promo dan bonus yang selalu di nantikan !

BIG PROMO !!
* Bonus Rollingan 0.3%
* Bonus Refferal Up To 15%


Semua Hanya bisa didapatkan di ArtisQQ
Minimal Depo dan WD hanya 20 Rb
Dengan Fasilitas Mewah :
- Cs yang cantik siap Membantu 24 Jam
- Bonus Refferal 15% Perbulan
- WD Tanpa Batas
- 100% Bebas dari BOT
- Kemudahan Melakukan Transaksi dari 5 Bank Besar
- Ribuan Meja game & Puluhan ribu Real player setiap harinya
BURUAN DAFTARKAN DIRI ANDA BERSAMA KAMI DI KOMUNITAS ArtisQQ
CONTACT PERSON :
* Facebook : Artis QQ
* Skype : artisqq
* BBM : 2BED6E58
* Phone : +855-965-123-003
* Instagram : artisqq
ArtisQQ  (UNTUK DAFTAR !!)

Bercinta Di Kebun Sendiri

Didalam sebuah kelas, para mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Pertanian semester 2 sedang duduk manis dan memperhatikan dosennya sedang berkicau.
“Tugas kalian kali ini adalah meneliti salah satu buah yang mungkin kalian sudah sangat kenal. Kelompok sudah saya bagi menjadi masing-masing 3 orang. Saya akan bacakan nama kelompok terlebih dahulu, setelah itu saya akan beri penjelasan”,kata Pak Janu duduk diatas meja sambil membuka lembaran kertas yang dijepit jadi satu.
Pak Janu pun membacakan kelompok yang sudah ia bagi sebelumnya. Ada yang senang mendapat teman sekelompok yang cocok, ada yang merasa kecewa.
“Kelompok berikutnya, Adrian, Lina dan Feby”.
Lina dan Feby saling berpelukan dan tertawa girang. Adrian yang melihat kedua teman sekelompoknya itu terheran-heran, bukan hanya Adrian, mahasiswa lainnya juga ikut bengong. Apa yang harus digirangkan sampai berpelukan begitu?Dasar anak perempuan jaman sekarang.
“Oke saya akan jelaskan buah yang harus kalian teliti untuk tugas kalian”.Pak Janu mengambil spidol, hendak menulis sesuatu di papan tulis yang masih putih bersih itu.
“Buah dada ya pak”.jawab Rendy, sang mahasiswa mesum. Satu ruangan kelas pun tertawa, kecuali para mahasiswi tentunya.
Pak Janu tidak mempedulikan tingkah laku anak didiknya itu. Pak Janu pun menuliskan 4 huruf awal dari buah yang harus mereka teliti.
4 huruf awal tersebut adalah, S O L A.
“Ada yang bisa tebak apa kepanjangan dari SOLA ini?”,tanya Pak Janu.
“Sola Aoi!!”, jawab Rendy kedua kalinya.
Suasana kelas pun menjadi gaduh.
Adrian menimpali kepala Rendy dengan buku tulisnya.
“Dasar!! Kebanyakan buka forum xxx loe, jadi mesum gitu!”
“Weekk..eloe juga mesum khan”, Rendy memeletkan lidahnya.
“Mesum mah diem-diem aja jangan sampe ketauan aibnya. Emang apa sih yang bisa dibanggain dari DS Forum?Biasa aja”,kata Adrian.
“Jangan menghina Formmm xxx dong! Engga tau apa-apa khan loe soal forum itu!!”,kata Rendy membanggakan Forum kesayangannya.
“Emang kenapa sama forum xxx?”, tanya Adrian penasaran.
“Forum xxx tuh, Forum yang bukan sekedar sex! Satu lagi, dia aja punya slogan yahud banget, liat aja sendiri tuh di page utamanya, wer fantesi mit komuniti”.
Adrian mendorong kepala Rendy,”Halah level inggris loe dinaikin dulu baru inggris2an deeh”
“Ehemm”, Pak Janu sudah didepan Rendy dan Adrian.
Mereka berdua pun menyudahi perdebatan yang engga penting itu.
“Nah… yang tadi saya tulis itu adalah, Tomat. dalam bahasa latinnya Solanum Lycopersicum”. Pak Janu sambil berjalan kembali ke papan tulis lalu melengkapkan tulisan “SOLA”nya tadi.
Para mahasiswi dan mahasiswa terbengong bengong. Susah amat nyebutnya, tinggal nyebut tomat susah amat.
“Sebelum kita mengenal lebih jauh tentang tomat, ada baiknya bila kita mengetahui sejarahnya terlebih dahulu. Bagi suku Astec, bangsa Indian mengenal tomat dengan sebutan xitomatle. Sementara itu, orang Meksiko menyebutnya timato dan orang Peru lebih mengenal dengan nama podo d’moro. Lalu pada tahun 1523…………………………………”, jelas Pak Janu pun menjelaskan.
Penghuni kelas tersebut makin pusing dengan bahasa yang bikin otak mereka engga mudeng. Tapi mereka terus memperhatikan dengan jelas karena ini merupakan tugas praktek mereka yang pertama.
Para mahasiswi dan mahasiswa pun mencatat bagian penting yang harus mereka perhatikan didalam penjelasan dosen mereka.
Lagipula, engga mungkin penulis cerita ini bercerita lebih lanjut tentang tomat. Kalo gitu, bukan namanya cerita seru, tapi cerita tomat, ya ngga?
Di kantin, Adrian dan 2 temannya duduk sambil menyeruput minuman untuk melepas dahaga.
“Gimana kalo kita neliti si tomat, dan tinggalnya di Villa ku di deket bogor?”,tanya Adrian untuk mendapatkan persetujuan temannya.
Feby dan Lina saling berpandangan.
“Kita khan mau neliti tomat, sayang.. bukan liburan”. jawab Feby, pacar Adrian.
Adrian tersenyum,
“Nah itu dia.. di deket Villa ku itu ada kebun tomat.Gimana?”,Adrian mengedipkan matanya pada Feby.
“Eh udah dong..gue jangan dilupain. Kapan nih kita berangkatnya?”,tanya Lina sambil merangkul Feby.
Adrian berpikir sejenak,
“Ntar malem pas jam 12, gimana?”.
“Setuju!Lebih cepet lebih baik!”,jawab Feby.
“Yaaah.. jam segitu?masiih ngaantuuk”,rengek Lina
“Lin.. biarin.. kita kumpulin tugas kita secepetnya”, kata Feby
“Sip.. ntar malem kita belanja kebutuhan buat di Villa, ok?”,ujar Adrian.
Lina dan Feby mengacungkan jempol.
Merekapun menghabiskan minuman mereka sambil bercanda tawa, setelah itu bersiap2 pulang untuk mempersiapkan segala nya.
Esokan paginya, dimana para ayam belum berkokok dan masih tepar, tapi “ayam” spesies lainnya masih menjajakan diri mencari nafkah kebutuhan hidup, tapi 3 mahasiswa Universitas Triseksi ini baru tiba di tujuan dan memindahkan barang bawaan mereka dari mobil ke villa.
“Loe masuk duluan aja, Lin.. biar gue sama Rian bawa barangnya, ngantuk khan?”, ujar Feby.
Lina menggosok kedua matanya,
“Iya deh.. kamarnya yang mana aja khan?”
Feby mengangguk.
Feby dan Adrian memperhatikan Lina sampai masuk ke dalam villa, setelah itu Adrian langsung memeluk Feby dari belakang.
Adrian menciumi leher Feby dan diberikan sedikit jilatan-jiltan yang merangsang. Feby yang keenakan langsung membalikkan tubuh dan menghadap Adrian, mereka langsung berciuman nafsu. Disaat sedang menikmati ciuman, mereka tidak sadar bahwa ada seorang pria yang sekitar umur 50 awal memperhatikan mereka dari kejauhan.
Adrian dan Feby masih berciuman, lidah mereka saling bertautan dan menghisap. Tangan Adrian yang di pinggang Feby mulai meraba keatas perlahan menuju buah dada Feby, lalu Adrian meremasnya.
“Ihhhh..”,Feby melepaskan ciuman dan pelukan Adrian.
“Aku masih capek.. bobo dulu yah, kamu urus tuh bawaan”.ucap Feby sambil mengecup kening Adrian, lalu masuk ke dalam villa.
“ck! sialan… “, oceh Adrian sambil melihat Feby masuk ke dalam.
Adrian mengangkat barang dari bagasi mobil,”Buset.. cewek-cewek bawa koper sampe tiga… padahal engga sampe seminggu”.
Tiba tiba sebuah tangan meraih pundak Adrian.
“‘Nak Rian?”, ucap suara laki laki yang agak berat dan terdengar mistis.
Adrian terkejut.
“Ya ampun… Pak Amir.. udah lama engga ketemu, gimana kabarnya?”, Adrian mengulurkan tangan kanannya kepada penjaga villa tersebut.
“Baik, Rian”,jawab Pak Amir sambil menjabat tangan Adrian.
“Baru sampai yah?”
“Iya, Pak. Oh Iya tolong bantu saya bawa barang yah.. banyak banget nih”, ujar Adrian sambil memijit pundaknya.
“Oke bos.. tapi sebelumnya saya mau bilang sesuatu yang penting”, kata Pak Amir.
“Apaan, Pak?”, tanya Adrian penasaran.
“Gini ‘nak Rian, bapak cuma mau mengingatkan, kalau di tempat ini sebaiknya menjaga diri. tidak baik kalau dilihat orang lain”.
Adrian mengerti maksud Pak Amir.
“Tapi disini khan engga ada siapa-siapa lagi, Pak”, ujar Adrian.
Pak Amir tersenyum,
“Yah saya hanya mengingatkan. Kalau sampai terjadi apa-apa, saya tidak bisa membantu banyak loh”
“Tenang aja, Pak”, ujar Adrian sambil tersenyum walaupun ia tidak mempedulikan ucapan Pak Amir tadi.
“Bagus kalau begitu”,kata Pak Amir sambil menepuk pundak Adrian. “Mari saya bantu bawakan”
Pak Amir dan Adrian pun membawakan barang bawaan ke dalam villa. Adrian mengantarkan koper2 Lina dan Feby di depan kamar mereka, setelah itu Adrian membawa barang bawaan nya yang hanya berupa ransel ke kamarnya, lalu beristirahat.
Siang harinya, sekitar pukul 1 siang, ketiga mahasiswa berkumpul di meja makan sambil makan roti yang mereka bawa dari Jakarta.
“Kalian kok bisa barengan gitu sih siap2nya?”,tanya Feby yang melihat Adrian dan Lina sudah siap untuk ke kebun.
“Makanya kamu jangan mandi kelamaan”,ucap Adrian.
Feby menghabiskan rotinya dengan cepat,
“Yaudah.. gue siap-siap dulu ya”.Feby berjalan ke kamarnya.
Lina dan Adrian pun telah selesai makan.
“Gimana nih, mau nungguin Feby atau gue duluan?”, ajak Lina.
“Loe duluan aja deh, gue nungguin Feby.. di kebun udah ada Pak Amir si penjaga villa, ada apa2 tanya ke dia aja, ok?”
“Oke ntar nyusul yaa” Adrian mengangguk.
Setelah Lina menghilang dari hadapan Adrian, Adrian pun menghampiri kamar Feby dan mengetuknya.
“Sayang.. kamu masih lama ga?”
“Bentaaaar, aku lagi mau pake… “, belum selesai Feby bicara. Adrian sudah membuka pintu kamar Feby yang tidak terkunci.
Terlihat Feby sedang hendak memakai tanktop putihnya, tentu saja sekarang masih terlihat Feby hanya memakai bra dan celana dalam berwarna hitam.
Adrian langsung menutup pintu dan menguncinya, lalu mendekati Feby.
Adrian mengambil tanktop putih yang Feby pegang dan membuangnya kelantai. Adrian menciumi leher Feby sementara kedua tangannya meraih kaitan bra Feby dan melepasnya. Ciuman Adrian turun ke buah dada Feby sambil mendorongnya ke atas ranjang dan menindihnya.
Adrian menjulurkan lidahnya ke puting susu Feby, dan menjilatnya berulang kali. “Aihh.. geli banget..”.
Adrian tidak merespon, malah tangan kanannya menurunkan celana dalam Feby.
Tangannya mengusap paha Feby lalu naik ke vagina nya. Jari telunjuk dan manis Adrian membuka bibir vagina Feby sementara jari tengahnya mengusap klitorisnya.
“Yan… jangan…. kita…ma… mau ke… kebun …”, desah Feby.
“Biarin.. aku engga tahan, sayang”,jawab Adrian sambil tetap menikmati buah dada Feby.
“Ahh… hhh… geli kalo lidah kamu gitu..”, erang Feby disaat lidah Adrian memutari puting susu Feby.
“Oke aku brenti…”, kata Adrian menyudahi rangsangannya, sambil melepaskan seluruh pakaiannya.
Adrian menyodori k0ntolnya di depan wajah Feby,
“tapi kamu isep ini…”. paksa Adrian.
Walau dipaksa, Feby pun menurut dan membuka mulutnya, dimasukkannya batang k0ntol Adrian perlahan lalu dikocokkan maju mundur dengan cepat.
“Ouh … good… ouh yes..slow down”
Feby memperlahan sepongannya, lalu mengeluarkan k0ntol Adrian dari mulutnya. Dilahapnya testis Adrian sambil dihisap2.
“Ohh.. i like it, baby”. racau Adrian sambil mengusap rambut Feby.
Feby senang kekasihnya suka dengan perlakuannya itu. Feby menyepongi Adrian dengan tatapan manja dan nakal.
“Udah.. udah.. gantian aku bikin kamu enak”.kata Adrian sambil melepaskan testis nya yang dihisap Feby.
Feby mengecup kepala k0ntol Adrian. Feby membuka lebar kedua kakinya, kedua tangannya membuka bibir vaginanya sendiri.
“Come to mama”, goda Feby.
Adrian yang tak tahan melihat pemandangan itu, langsung melahap vagina Feby.
Dijilatnya bibir vagina Feby, sesekali sengaja memasukkan lidahnya ke lubang vagina Feby, lalu diputar-putar didalam.
“Uhh.. enak banget sayang… lebih enak lagi yang ini”, kata Feby sambil menarik kepala Adrian lebih dekat, mulut Adrian menempel di klitoris Feby.
Adrian langsung menggesekkan bibirnya di klitoris Feby dengan cepat.
“Ihh jangan… jangan… jangan brenti..”
Adrian mengulum klitoris Feby, sesekali digigit lembut.
“Ohh.. gitu Yan.. gitu…”.
Melihat Feby semakin mendesah keenakan, Adrian semakin horny. Lidah Adrian makin nafsu memainkan di klitoris Feby.
“Udah… udah.. aku engga tahan niih..”
Adrian menyudahi oralan nya di klitoris Feby.
“Entot sekarang aja ya?, tanya Adrian.
Tanpa menunggu Feby menjawab, Adrian sudah mengarahkan k0ntolnya di depan vagina Feby.
Feby memejamkan mata sambil meremas sprei kasur, k0ntol Adrian menerobos lubang vagina Feby.
“Ahhh..”, desah Adrian saat k0ntolnya sudah masuk semuanya ke dalam vagina Feby. Tapi Adrian mengeluarkan k0ntol nya lagi.
“Ihhh…”,protes Feby. “Fuck me, baby”. pinta Feby dengan bahasa kasarnya tapi manja.
“Sshh..”, Adrian menutup mulut Feby.
“Jangan brisik dulu sebelum kamu rasain ini”.Adrian langsung menyodok k0ntolnya ke dalam vagina Feby dengan hentakan kuat.
Tangan Feby meremas sprei kasur semakin kuat, dipadu dengan desahan2 nikmatnya.
Adrian mengocok k0ntolnya di vagina Feby, sesekali dikocok memutar. Feby mendesah, meracau, dan mengerang keenakan.
“Uhh.. entot gitu mem*kku, sayang”.
Bahasa kasarnya tanpa sadar keluar dari mulutnya. Adrian semakin semangat menyetubuhi kekasihnya yang berumur 19 tahun itu. Dipandangnya tubuh Feby dari atas sampai bawah.
Perfect! Payudara yang berukuran 34B yang masih sangat kencang dan montok, kulit yang begitu putih dan mulus, apalagi vagina Feby yang begitu terawat dengan bulu bulu yang tercukur rapi Adrian meremas payudara Feby dengan kedua tangannya sambil mengocok batang k0ntolnya di dalam vagina Feby.
Desahan erotis Feby makin tidak karuan. Adrian menyetubuhi kekasihnya seperti orang kesetanan.
Sekitar puluhan menit mereka bersetubuh.
“Yan.. ahh.. aku… mau… k..”
Adrian mengerti walaupun ucapan Feby. Adrian langsung menyudahi *ntotan nya, lalu mengarahkan vagina Feby didepan wajahnya.
Adrian menjilati vagina Feby penuh nafsu. Dikulumnya klitoris Feby dan dihisap-hisap.
“Mmmh.. ayo.. mm. keluarin”.
kata Adrian sambil melahap kembali vagina Feby.
Feby menjambak kepala Adrian.
“Akkhh…..”.
Semprotan air dari vagina Feby memenuhi mulut Adrian. Adrian pun menelan air cinta dari vagina kekasihnya.
Nafas Feby masih terengah – engah, sekujur tubuhnya lemas. Adrian mengecup kening Feby, lalu menatap Feby, memberikan isyarat untuk mengajak kekasihnya bersetubuh lagi. Feby mengangguk. Adrian langsung menciumi leher Feby, menjilatinya dari atas sampai bawah, turun ke belahan dadanya.
Adrian pun menciumi buah dada Feby, menjilat-jilat putingnya. Namun tiba-tiba terdengar suara deringan dari handphone Feby.
“siapa seh gangguin ajah”, ucap Adrian kesal.
“sabar yaah.. aku angkat dulu telponnya”, Feby mengelus kepala Adrian yang masih menempel di dada nya.
“Lina telpon”, kata Feby saat melihat layar handphonenya.
“Halo, Lin?”. sapa Feby di telpon.
“Febyyyyyyy!! Eloe kemana?buruan dong jangan pacaran.. bete nih gue dari tadi yang kerja, kesini dong”, Lina kesal.
Setelah Feby menenangkan temannya yang sedang kesal itu, Feby pun mengajak Adrian ke kebun. Adrian mengiyakan ajakan kekasihnya walaupun birahi nya masih menggebu-gebu.
Sepasang kekasih itu berjalan menuju kebun sambil bergandengan tangan. Tak lama kemudian, terlihatlah Lina yang sedang kepanasan melambaikan tangan kearah mereka dari kejauhan.
“OIII… buruan!! masa gua doang yang kerja daritadi??Pak Amir juga kasian tuh gua tahan disini nemenin gua!”.
Feby berlari kecil kearah Lina.
“Sori, Lin. Tadi.. “. belum selesai Feby melengkapi kalimatnya,
“Udah buruan sini bantuin gue”, Lina menarik lengan Feby.
Mereka bertiga pun meneliti si tomat tersebut, Feby bertanya-tanya pada Pak Amir, Lina mencatat percakapan mereka, sedangkan Adrian memilih untuk memperhatikan kerja mereka.
Sesekali matanya tertuju pada buah dada kekasihnya, Feby. Jakunnya bergerak naik turun.
“Aih..kapan yah..gua bisa entotin cewe gua ini lagi”, pikir Adrian dalam hati.
Pikiran Adrian pun melayang layang, membayangkan ia menyetubuhi kekasihnya.
Imajinasi seks Adrian memenuhi kepalanya, ia membayangkan menyetubuhi kekasihnya di kebun. Betapa nikmatnya..
Tak lama kemudian Lina dan Feby menghampiri Adrian yang sedang bengong, dan menepuk kedua tangannya di depan wajah Adrian.
Adrian yang sedang bengong pun sadar,
“eh.. i.. iya.. apa?”
“bengong aja.. “, kata Lina.
Feby yang sedang berbicara dengan Pak Amir pun menghampiri Adrian.
“balik ke villa yuk sayang..”. ajak Feby sambil menggandeng lengan Adrian.
“lhoo?”, kata Adrian terheran heran.
“iya udahan..”, kata Feby.
Tanpa disadari, Adrian telah bengong lumayan lama, tugas penelitian mereka selesai untuk hari ini.
Mereka bertiga pun berjalan kembali menuju Villa. Tiba-tiba Lina terdiam, ia merasakan sesuatu yang aneh, merinding…
“duh sial gue kebelet pipis.. kalo gue pipis di Villa, mana keburu. dari villa kesini aja hampir 20 menit”
Lina yang sudah ketinggalan jauh di belakang Adrian dan Feby pun berteriak.
“Feeebbb!!! loe orang jalan dulu ke villa yaaa!! gue balik ke tempat pak Amir, ada yang ketinggalaan!!”
Terlihat Feby menggangguk dari kejauhan.
“fiuh.. aman gue”
Setelah Lina melihat kedua temannya sudah tak terlihat lagi, ia pun menurunkan celana pendek dan celana dalamnya sambil celingak celinguk melihat sekitar.
“nah ga ada yang liat”
Lina pun jongkok dan pipis. Ia melihat pembalut yang di atas celana dalamnya.
“wah mulai penuh.. ntar ganti di villa deh”.
Air pipis Lina pun keluar dan berwarna sedikit kemerahan karena bercampur dengan darah mens nya.
Setelah selesai, Lina memakai kembali celana dalam dan celana pendeknya, lalu berjalan kembali menuju Villa.
Ketiga mahasiswa fakultas pertanian itu pun membersihkan diri alias mandi, setelah selesai.. mereka berkumpul di ruang makan.
Makanan – makanan lezat telah dihidangkan di meja.
“waahh.. siapa nih yang masak.. Pak Amir kali ya”. ucap Lina.
“saya yang masak, non”, ucap seorang ibu ibu setengah tua.
Semuanya pun menoleh ke arah ibu ibu itu.
“panggil saya Mbok Tari, saya tinggal di rumah sebelah.Pak Amir manggil saya kesini, katanya suru masakin buat tamu penting”, ucap Mbok Tari sambil tersenyum.
“ah ada-ada aja.. ga penting-penting banget lah, Mbok.. namanya juga kita kesini sekalian liburan”, kata Adrian.
Mbok Tari pun mendekati meja makan sambil mempersilahkan mereka duduk.
“ayo semua nya makan malam, ini udah saya masakin yang enak2 lho…”
Feby melihat makanan2 yang terpajang di depan matanya,
“wahh enak nih.. ada ayam goreng mentega kesukaan aku nih, Mbok”.
Lina dan Adrian tidak berkomentar apa-apa, mereka berdua melahap makanan mereka dengan cepat.
Feby menggeleng-gelengkan kepala melihat temannya dan kekasihnya yang kalap.
Adrian menghempaskan diri ke sofa ruang tamu sambil mengelus elus perutnya,
“fuuuh.. gila kenyang banget”.
Feby duduk disebelah Adrian,
“makanya siapa suruh makan 5 piring, dasar kalap”.
“Feb!”, terdengar suara Lina dari belakang. Adrian dan Feby pun menoleh.
“Jangan pacaran! ayo kita bahas penelitian tadi”, kata Lina yang datang sambil membawa notebook dan beberapa lembar hasil penelitian tadi siang.
“Sekarang suruh si Adrian salin ulang nih hasil teliti kita tadi, diketik rapih juga ya, di kebun khan dia engga ngapa-ngapain tuh”. perintah Lina.
“Yaaah…”, Adrian mengeluh.
Lalu Lina membisikkan sesuatu di telinga Feby, Feby tersenyum.
“boleh juga.. yuk sekarang”.kata Feby.
“Kamu disini yah ketik dulu hasil penelitian kita, aku mau ke kamar Lina”.
“Kalian mau ngapain emangnya sampe ke kamar?”,tanya Adrian penasaran.
Lina dan Feby saling berpandangan.
“Adaa.. ajaah”, kata Feby sambil mengedipkan matanya.
Feby pun mengikuti Lina jalan ke kamarnya.
“Dasar cewe.. ngapain sih ke kamar segala”.
Adrian terpaksa mengetik hasil penelitiannya di Notebook. Belum sampai 5 menit, Adrian menyerah.
“Duuh.. engga ada ide nih gue..”, kata Adrian sambil menggaruk kepalanya.
Beberapa detik kemudian, sebuah pikiran muncul di benaknya.
“Oiiyaah..”
Adrian berjalan menuju kamar Lina. Saat dua langkah lagi sampai di kamar Lina, terdengar suara canda tawa Lina dan Feby.
Rasa penasaran Adrian semakin tinggi. Ia mencari cara agar bisa mengintip mereka.
Akhirnya ia menemukan cara,
“nah dari sini mungkin bisa”.
Adrian membungkuk dan menyipitkan matanya di depan lubang kunci.
“Nice… lumayan juga bisa liat dari sini”
Terlihat Lina sedang mengorek ngorek isi koper yang ia bawa.
“Nih gue bawa yang baru nih”. kata Lina sambil memberi sepasang bra dan CD warna pink muda kepada Feby.
“Wah.. lucu banget, Lin”. Feby melihat CD yang Lina berikan, ditengah nya tepat di bagian belahan vagina terdapat gambar Hello Kitty.
“Iya.. nyokap suruh gue nawarin itu ke loe gara2 tau loe demen Hello Kitty”
“Buset.. nyokap Lina jualan begituan ternyata”,kata Adrian dalam hati.
“Tuh cobain dulu, Feb”, kata Lina.
“Nah ini nih yang gue tunggu.. come on, girl”, tangan Adrian sudah memegangi k0ntolnya yang masih terbalut oleh celana.
Adrian melihat Feby sedang melepas tank top Feby dan celana pendeknya. Lekukan tubuh Feby terlihat begitu jelas, apalagi kulitnya yang putih mulus. Feby membuka kaitan bra-nya, lalu melepas bra nya.
“Wuih gile.. dahsyat..”, kata Adrian dalam hati.
Tak lama kemudian, Feby tak terlihat oleh Adrian.
“Yah.. kok pergi siih.. disitu aja dong, sayang”. Yang terlihat malah Lina sedang mengeluarkan barang dagangannya.
“buset.. isinya kolor sama beha semua tuh koper”. Adrian menggelengkan kepala. Beberapa saat kemudian, Feby terlihat lagi.
Kini ia sudah memakai bra dan CD yang Lina berikan, yang bergambar Hello Kitty di bagian belahan vagina. Bentuk CD nya sangat mini, membungkus gundukan vagina Feby dengan ketat.
Tipe bra nya seperti push up bra, sehingga payudara Feby terlihat lebih besar dan menantang.
“bagus banget, Feb. gua beliin deh..”, tangan Adrian mulai meraba masuk ke dalam CD nya sendiri dan meraih batang k0ntolnya.
“Lucu tuh Feb.. beli ga”. tanya Lina.
Feby bergaya di depan cermin, melihat tubuhnya yang begitu indah dengan penuh bangga.
“hmm beli deh.. lucu banget”.
Adrian tanpa sadar mengocok k0ntolnya sendiri sambil melihat tubuh kekasihnya, Feby.
“Cuman beli satu, Feb?”, tanya Lina agak kecewa.
“Ntar aja deh, Lin.”, kata Feby sambil melepas bra dan CD yang baru ia coba.
“kasian si Adrian di luar ga ada yang nemenin”, lalu Feby memakai kembali pakaiannya semula tadi.
Adrian menyudahi permainan tangannya di k0ntolnya. Ia buru – buru kembali ke sofa dan berlagak serius di depan notebook.
Beberapa saat kemudian, Lina dan Feby kembali ke sofa dimana Adrian berada.
“Lho.. kok belum mulai ketik apa-apa, Yan?”, tanya Lina saat melihat layar Ms.Word di notebook masih kosong.
“Emm.. ya.. ga tau mau ketik apaan, ga ada ide nih gara2 kekenyangan”, kata Adrian beralasan.
“Yaudah deh.. gue tinggal tidur dulu yah, perut gue juga lagi engga enak nih”, Lina meringis sambil meremas perutnya.
“lagi dapet ya?”, tanya Feby.
Lina mengangguk.
“yaudah.. gue bantu Adrian bikin laporan penelitian kita dulu, loe tidur aja.”
Lina mengangguk lagi, lalu jalan menuju kamar tidurnya.
Setelah Lina sudah hilang dari peredaran, Feby membalikkan tubuhnya ke hadapan Adrian. Adrian langsung mengecup bibir Feby.
“eeeh.. iseng banget sihh”, kata Feby manja.
“suka khan?”, goda Adrian, Adrian mencium kembali bibir Feby.
Feby melepas ciumannya.
“kenapa?”, tanya Adrian.
“ntar Mbok Tari ngeliat lhoo”, kata Feby.
“dia udah pulang tuh sama Pak Amir”. Adrian mencium lagi bibir Feby.
Feby pun membalas ciuman Adrian.
Lidah mereka saling beradu, saling menjilat.
“E…ehhh.. udah udah! ayo aku bantu bikin laporan dulu, aku ngomong, kamu ketik”, perintah Feby.
Adrian memasang muka kecewa, dengan pasrah ia menurut perintah Feby.
Mereka pun sibuk mengerjakan tugas kuliah mereka, meskipun Adrian sesekali merengek minta jatah.
Ternyata, tugas kuliah mereka memakan waktu berjam jam. Tugas mereka pun selesai pada pukul 2 pagi.
Feby membereskan kertas2 yang berserakan di meja, sedangkan Adrian meng-switch off notebooknya.
Tiba2 Adrian mengangkat tubuh Feby dan mendudukkannya diatas pangkuannya.
Adrian menciumi leher Feby yang jenjang, diselingi dengan jilatan dan cupangan kasar.
Feby mengacak acak rambut Adrian, mengusap punggung Adrian. Ciuman Adrian kembali lagi ke bibir Feby. Mereka berdua French Kiss penuh nafsu.
Kedua bibir mereka basah oleh air liur mereka yang sudah bercampur jadi satu. Tiba2 Adrian menyudahi ciumannya.
Ia menggendong Feby ke teras, dan menduduki Feby diatas balkon.
Mereka kembali berciuman. sekitar 5 menit kemudian, kedua tangan Adrian berusaha melepaskan celana pendek Feby, sementara Feby menjilat jilati leher Adrian.
setelah celana pendek Feby lepas, Adrian melepas tank top Feby. Buah dada Feby langsung terlihat, ia tidak memakai bra.
Adrian langsung menciumi dada Feby, menjilati nya pelan2 sampai ke putingnya.
“Ahh… disitu geli banget”. Feby merasakan getaran di tubuhnya saat puting susunya dijilat Adrian pelan pelan penuh perasaan.
Lidah Adrian memutari puting susu Feby, dijilatnya naik turun, lalu dilahap dan dihisap lembut.
“hhhh.. kamu bikin aku horny banget, Adrian”
Adrian semakin semangat. Adrian mengenyoti puting susu Feby sambil meraba selangkangan Feby.
Desahan Feby semakin keras.
Adrian beralih ke buah dada Feby satu lagi, digesek2annya giginya di puting susu Feby. Feby memejamkan mata dan tangannya mengusap kepala Adrian, sementara tangan Adrian meraba masuk ke celana dalam Feby.
Jari-jarinya membelah bibir vagina Feby, menyentuh klitorisnya. Adrian memilin klitoris Feby dengan jempol dan telunjuknya, digesek-gesek dan digetar-getarkan.
Adrian masih asyik memainkan lidahnya di puting Feby, jari2nya masih terus merangsang klitoris Feby.
“hhh.. Yan…. “, Feby mendesah manja.
Cairan bening dan lengket mengalir sedikit demi sedikit dari vagina Feby dirasakan oleh jari-jari Adrian.
Adrian langsung menurunkan celana dalam Feby dan melepaskannya. Feby inisiatif melebarkan kedua kakinya, sehingga lubang vagina Feby terlihat jelas di wajah Adrian.
“hmm… lengket banget..”, Adrian semakin horny.
Feby menatap Adrian seakan pasrah apapun perbuatan nikmat kekasihnya terhadap dirinya.
Adrian mendekatkan wajahnya di vagina Feby, dihirupnya aroma kewanitaan kekasihnya.
“hmmmff…aku suka banget aroma vaginamu”
Feby semakin terangsang akan kata2 Adrian.
Adrian membuka bibir vagina Feby dengan kedua tangannya, lubang vagina Feby terlihat jelas.
“kok yang lengket-lengket keluar dari sini?”.
“gini aja ya biar ga keluar lagi”.Adrian memasukkan jari tengahnya ke dalam lubang vagina Feby.
Feby menahan nikmat disaat Adrian memasukkan jarinya pelan-pelan semakin dalam.
“sshh…. enak banget, sayang”
Adrian mengeluar masukkan jari tengahnya dari pelan.. perlahan-perlahan makin cepat, memasturbasikan kekasihnya sambil menjilati selangkangannya.
Feby mendesah keenakan, sesekali menggerakkan pinggulnya saking nikmatnya di masturbasi oleh kekasih.
“ahhh.. hhh.. Adrian… gituu…hh..”.Feby meracau nggak jelas.
Adrian memperlahan kocokan jarinya di vagina Feby. “kok makin deras ya lengket2nya ini”.
“diapain dong biar ga ngalir lagi?”.goda Adrian.
Nafas Feby agak terengah – engah.
“di.. hh.. sedot…”.
Adrian langsung melahap lubang vagina Feby. Lidahnya dimasukkan ke dalam lubang vagina Feby, sambil diseruputnya cairan vagina Feby yang lengket.
Feby menatap kekasihnya yang sedang me’makan’ vagina nya penuh nafsu, pemandangan tersebut membuat dirinya semakin terangsang.
“hhh.. sedotnya pelan-pelan.. geli banget”, desah Feby.
Adrian malah semakin nafsu menyedot cairan vagina Feby. Lidahnya memutar mutar di dalam lubang vagina Feby. Adrian menjilati cairan vagina Feby yang masih mengalir sedikit demi sedikit, sampai habis.
Setelah itu, Adrian mengangkat Feby dari balkon dan berbisik di telinganya. “gantian..”
Adrian duduk di kursi teras lalu menurunkan celananya. Batang k0ntolnya terlihat jelas, panjang dan sudah tegang.
“ayo, Feb… make me feel good”, pinta Adrian.
Feby berlutut didepan Adrian. Feby mengecup kepala k0ntol Adrian.
Dijulurkannya lidah Feby, dan menjilat testis Adrian dari bawah sampai ke kepala k0ntol Adrian. “oouh.. pelan gitu asyik juga”.
Feby tersenyum, lalu melanjutkan jilatannya. Feby menjilati seluruh batang k0ntol Adrian, lalu melahap kepala k0ntol Adrian. Kepala k0ntol Adrian dihisap sampai lepas dari mulutnya. Adrian memejamkan mata sambil kedua tangannya memegang kepala Feby. “oohh.. sedotan kamu dahsyat”.
Tanpa mereka sadari, ada sebuah bayangan hitam dan tinggi besar memperhatikan mereka sedari tadi.
Ia tersenyum licik. “dasar anak muda jaman sekarang.. liat aja nanti”
Lalu makhluk itu pun menghilang begitu saja.
Feby sedang asyik mengoral kekasihnya, tangan kanannya mengocok batang k0ntol Adrian, sementara mulutnya menghisap hisap testis Adrian dengan lembut. selembut apapun hisapan yang mendarat di testis Adrian, begitu geli dan ngilu dirasakannya.
“OOuuuuggghh!!”, erangan Adrian menjadi lebih keras. Tangan Adrian tiba2 menjambak rambut Feby dan mengocokkan kepala nya di k0ntol Adrian dengan ganas.
K0ntol Adrian pun ikut disodok ke mulut Feby dengan kuat.
“mmmm!!! hmmm!!!… hkk…..”. Sodokan k0ntol Adrian sampai ke tenggorokannya membuatnya ingin muntah.
Lina yang sedang tidur di kamarnya, jadi terbangun karena mendengar suara2 aneh. Ia keluar kamar dan mencari tahu dimana suara itu berada.
“Arrghh.. b*ngsat!! enak banget!”.
Feby semakin panik karena mulai sesak nafas, tangannya berusaha mendorong dan melepaskan sodokan k0ntol Adrian.
“KENAPA?!?! kenapa kalo aku entot mulutmu, hahh?!”. Bentak Adrian dengan nada tinggi, itupun bukan suara Adrian, melainkan suara kasar dan asing, yang belum Feby dengar sebelumnya.
Nafas Feby semakin sesak. Namun apa daya.. tenaga Adrian jauh lebih besar. Usaha Feby untuk mendapatkan udara hanyalah sia sia. Tidak sampai 2 menit, Feby pingsan.
“AAAAAA!!!!!!!!” teriak seorang wanita dibelakang Adrian.
Wanita itu adalah Lina. Ia terkejut melihat Feby telanjang bulat di lantai dalam keadaan pingsan.
“Yan! Loe kenapa?! Feby kenapa?! Loe apain???!?!?!”, tanya Lina dengan pertanyaan yang bertubi tubi dan takut melihat keadaan mereka.
Adrian menoleh ke arah Lina.
“Ah.. ini dia yang ngotorin tempat gua tadi siang.. ketemu juga akhirnya!”.
Lina takut melihat wajah Adrian karena untuk pertama kalinya Lina melihat wajah Adrian yg berbeda. Wajah Adrian yang tampan menjadi terlihat begitu menyeramkan, ada sinar jahat di matanya. Dan yang lebih membuatnya takut adalah, karena suara yg didengarnya itu bukan suara Adrian yg ia kenal.
Saking ketakutan, Lina hanya bisa berdiri terpaku diam.
Melihat Lina terdiam seperti itu. Adrian melompat ke arah Lina dan menerkamnya. Lina menjerit jerit berusaha melepaskan Adrian dari tubuhnya.
“diem loe!!”, bentak Adrian sambil merobek daster yang dikenakan Lina.
Buah dada Lina yang berukuran tidak terlalu besar, sekitar 34A langsung terlihat jelas. Lina tidak mengenakan bra saat tidur, sekarang hanya celana dalamnya yang tersisa. Robekan dasternya diikatkan ke tangan Lina di belakang.
“Apaan sih loe Yan?!?!”.
PLAKKK!! tamparan yang sangat menyakitkan mendarat di pipi Lina.
“diem aja!! gua mau ngentotin loe!!”. bentak Adrian.
Lina yang semakin panik pun menangis.
“jangan… gua masih perawan, Adrian..”, rengek Lina.
PLAKKK!! tamparan yang kedua kalinya pun mendarat lagi di pipi Lina.
“Loe udah ngotorin tempat gua tadi siang!! giliran gua yang sekarang ngotorin loe!!”, bentak Adrian sambil tertawa terbahak bahak.
Adrian memploroti celana dalam Lina sampai ke paha.
Terlihat cairah darah yang terserap di pembalut yang menempel di celana dalam Lina.
“ini nih yang ngotorin tempat gua!! sekarang loe musti rasain pembalasan gua, gua kotorin vagina loe!”
Lalu Adrian pun menunggingkan Lina dengan posisi berdiri sambil memegang tangannya yang sudah diikat.
“Jangan Yan!!! jangannn!! gua ini temen loe!!sadar dong Adrian!!”.
Adrian tidak mempedulikan jeritan Lina.
Adrian mengarahkan k0ntol nya yang tiba tiba berubah menjadi besar dan panjang, 2x lipat ukuran k0ntol Adrian yang aslinya, ke dalam vagina Lina. Disodokkannya dengan kuat.
“Aaaaaaaaaaa!!!!”, jeritan Lina pun berlanjut karena kesakitan.
“Yan.. please Yan.. jangan… “, rengek Lina.
“Ouugh gila.. vagina perawan masih sempit banget ya”. kata Adrian sambil menyodok nyodok k0ntol nya kedalam vagina sempit Lina.
Darah mens dan darah perawan Lina mengalir bersamaan, melumuri k0ntol Adrian.
“Aaaa.. Yan.. aaaa……”, Lina menangis karena keperawanannya yang telah dijaga baik selama 19 tahun telah hilang.
“Hmmmfff”, Adrian menghirup aroma amis darah mens Lina. “Gua demen banget bau darah mens loe, apalagi nyampur sama darah perawan”.
Lina terus menangis dan menjerit kesakitan.
K0ntol Adrian terus disodok sodok dengan kuat ke vagina Lina. “Adrian… jangaaann.. ampun Yaan”
Cairan vagina Lina pun ikut mengalir, membuat k0ntol Adrian yang mengentoti vagina Lina semakin basah dan lengket.
“aaa… Adrian… hh.. jangaaan…. “, Lina terus merengek kesakitan memohon ampun dari Adrian.
“aahahha… baru gini aja kesakitan”. Tangan kanan Adrian meraih buah dada Lina dan meremasnya.
“Toket loe kecil yah, engga segede nyali loe yang ngotorin daerah kekuasaan gua!!”. Adrian yang kesetanan itu pun tertawa terbahak bahak. Jempol dan jari telunjuk Adrian pun memilin milin puting susu Lina.
“Aaaa!!! jangan Yan..jangann!!!”.
Sodokan di vagina Lina pun menjadi pelan lalu dihentikan. Pada saat Adrian hendak mencabut k0ntolnya, tanpa sadar, Lina masih menggoyangkan pinggulnya.
“hahaha… mau apa engga sih sebenernya”, ledek Adrian. Lina pun sadar dan malu.
“hhh…ng.. engga..”.
Adrian pun mencabut k0ntolnya. Lina merasa sedikit lega, sedikit kecewa; lega karena dia pikir perkosaan ini sudah berakhir, kecewa karena sebenarnya ia menikmati perkosaan itu. Namun, perasaan lega dan kecewa itu tidak berlangsung lama.
Tiba-tib, Adrian mengangkat tubuh Lina membawa masuk kedalam rumah, dan melemparnya di lantai dekat meja makan, sehingga Lina jatuh tertelungkup. “Ahh!!”, Lina meringis kesakitan tubuhnya dilempar ke lantai. Adrian pun lalu menindih tubuh Lina dari atas, sambil membuka belahan pantat Lina. Adrian mengarahkan k0ntolnya ke anus Lina dan pelan2 menekannya masuk. Lina dan Adrian mengerang bersamaan.
“Aaaahhhh!!! Yan.. jangan disitu!!!”, jerit Lina.
Adrian lagi lagi tidak mempedulikan Lina. Adrian mencoba menggenjoti Lina dengan cepat, tetapi, lubang pantat Lina begitu sempit.
Adrian melihat buah tomat yang terpajang di meja makan, Adrian pun meraihnya dan mencoba memasukkan tomat tersebut ke dalam vagina Lina.
“Aaaahh!!! Yaaann!! loe ngapain itu!! aaakkkh…. Yaaan!!!”
“Akh.. brengsek, vagina loe sempit banget”, buah tomat itu tidak bisa dimasukkan karena vagina Lina terlalu sempit.
Maka buah tomat itupun diremas remas sampai sedikit lembek dan agak hancur, lalu dimasukkan secara paksa ke vagina Lina.
“Aaaaakhh!!! ampun Yaann!! jangaaan!!”. Lina mencoba memberontak karena kesakitan, tapi kedua tangannya masih terikat.
Adrian terus memasukkan tomat yang hancur ke vagina Lina sampai dalam, sementara k0ntolnya mengocok anus Lina yang sangat sempit itu
Baru pertama kali di dalam hidupnya Lina merasakan sensasi seperti ini. Pantatnya perih serasa mau robek, namun disamping itu, Lina juga merasakan kenikmatan yg luar biasa.
“anus loe sempit banget, enak, tapi gua lebih suka vagina loe”. Adrian mengeluarkan k0ntolnya dari anus Lina, lalu memasukkannya ke vagina Lina yang dipenuhi oleh hancuran tomat.
Vagina Lina menjadi semakin basah, dipenuhi hancuran tomat yang berair dan bercampur dengan darah mens nya. apalagi Linambah cairan lengket vaginanya yang membuat Adrian yang kesetanan itu semakin semangat menyetubuhi nya. Perlahan-perlahan, rasa sakit dan malu dan takut yg dialami Lina mulai tergantikan dengan rasa nikmat.
Ahhh… Yaan… ahhhhh..!!!”. Setelah 15 menit, akhirnya Lina mengalami orgasme yang pertama kalinya, Lina mengenjang, otot-otot nya mengeras, sehingga ikatannya mengendur dan sedikit-sedikit terlepas.
Melihat ikatan di tangan Lina sudah terlepas, Adrian pun bergerak untuk mengikatnya lagi, namun ia mengurungkan niatnya, sebab Ia melihat Lina sudah menyerahkan dirinya sebagai pelampiasan nafsu birahi.
Merekapun berganti posisi, Adrian merebahkan dirinya di lantai dan Lina inisiatif jongkok diatas batang k0ntolnya. Adrian memasukkan k0ntolnya lagi ke dalam vagina Lina. Kali ini Lina pasrah diperlakukan apa saja.
Adrian memegang erat pinggang Lina dan mengocokkan k0ntolnya didalam vagina Lina dengan cepat. Namun, Lina inisiatif menggoyangkan pinggulnya sendiri.
“Akh gila.. vagina loe asli enak banget!!”, racau Adrian.
Adrian meremas remas payudara Lina sementara Lina masih asyik memompakan k0ntol Adrian di dalam vaginanya. Lina malah ikut meremas remas payudaranya sendiri. Melihat Lina meremas payudaranya sendiri, tangan Adrian beralih ke pantat Lina dan meremasnya.
Lalu, dibukanya belahan pantat dia. Jari telunjuk dan tengahnya dimasukkan ke anus Lina secara paksa. “AAkkkhh… Yaan!! jangaaan, Yan!”. Lina menjerit jerit. Lubang anus Lina terasa berdenyut dan sangat sakit setelah disetubuhi dari belakang. Walau rasa sakit yang Lina rasa, ia masih menikmati perlakuan Adrian.
Perlakuan Adrian membuat Lina semakin terangsang. Kocokan pinggulnya semakin cepat dan dalam.
“Ahh… hhhh.. hhss..Yan. enak, Yan..”.
“Akkh…Oughh.. oooh……… “, Erangan Adrian semakin kencang karena keenakan.
Tak lama kemudian, otot – otot vagina Lina berkontraksi, pijatan vaginanya di k0ntol Adrian menjadi lebih kencang.
Dan…semburan cairan dari vagina Lina menyemprot k0ntol Adrian yang ada didalam vaginanya.
Pijatan otot vagina Lina, terasa meremas k0ntol Adrian dengan dahsyat setelah ia orgasme.
“Yan.. g… gue.. pengen….k… kencing..”, namun Adrian memegangi pinggul Lina dan menggerakkan pinggulnya sendiri naik turun, mengocoki vagina nya dengan cepat dan kuat.
“Ouhh… gila.. vagina loe enak begini..masa mau gua berentii???.Ouggh.. tanggung…eloe sendiri juga keenakan!”
“Yaaaann..”, Lina mengerang erang tidak tahan.
Udaa.hhh… pleasee…. hhh… gue… j.. juga.. hauss”.
“Brisik!!”, Adrian memukul pantat Lina sambil tetap menggenjoti nya dari bawah.
“Yaan… g.. gue.. ga tahaan….ma… mau… ken….c…”, belum selesai kalimat Lina, air pipis Lina mengalir deras, menyirami k0ntol Adrian. Terasa begitu hangat k0ntol Adrian oleh air pipis Lina..
Adrian menutup mata dan menikmati rasa nikmat itu sambil menggenjoti vagina Lina. “hhh.. udah lega khan?!”
“hhh.. tapi.. ha..us…”,kata Lina sambil menelan air ludahnya.
“Uda..han.. Yann….”, rengek Lina.
“Ohh..ooh… DIKIT LAGII….!!!!”, teriak Adrian dengan suara kasarnya dan keras.
Tiba-tiba Adrian melepaskan k0ntolnya dari vagina Lina, Ia memasukkan k0ntolnya yang basah oleh air kencing Lina
“Isep sampe gua keluar!!”, perintah Adrian.
Entah mengapa Lina malah nurut tak memberontak, padahal pertama kalinya ia mengoral kemaluan pria, apalagi ia menjilati air kencingnya sendiri. Adrian menggoyangkan pinggulnya, mengentoti mulut Lina.
“ini anak suka ya yang jorok2”, kata Adrian sambil tertawa.
“AAAArggggggggggggghhhhhhh!!!!!!!!”. sperma Adrian menyembur di dalam mulut Lina. Semburan sperma Adrian sampai luber dari mulut Lina.
Lina yang baru pertama kali menerima sperma di mulutnya langsung memuntahkan dari mulutnya dan terbatuk batuk. Adrian tertawa.
“Kok dimuntahin?katanya haus..”.
Teriakan Adrian terdengar sampai rumah sebelah, rumah Mbok Tari. Mbok Tari yang lagi tidur jadi terbagun, langsung membangunkan suaminya, Pak Amir.
“Kang.. bangun Kang”,kata Mbok Tari sambil menguncangkan tubuh Pak Amir yang sedang tertidur pulas.
“Kang… bangun Kang…ada suara teriakan dari sebelah”, kata Mbok Tari panik.
Pak Amir tertidur sangat pulas akhirnya bangun juga. Mbok Tari memberitahukan kembali apa yang barusan ia dengar.
Akhirnya mereka berdua pun cepat – cepat ke villa sebelah.
Sesampainya disana, mereka melihat Feby pingsan di lantai teras tanpa terbalut pakaian sehelaipun, pakaiannya pun berserakan.
“Ya ampun.. ada apa ini..”.
Mbok Tari memungut pakaian Feby dan menutup tubuhnya. Ia mencoba untuk membangunkan Feby. Sedangkan Pak Amir masuk kedalam villa, mencari suara teriakan yang dimaksud Mbok Tari.
Pak Amir mengecek tiap ruangan di dalam Villa, namun saat ia tiba di ruang makan, ia melihat sebuah pemandangan yang ia belum pernah liat sebelumnya. Pak Amir terkejut. Ia mencoba untuk menghentikan perbuatan Adrian, namun Adrian yang sedang kesetanan itu memukul Pak Amir dengan tenaganya yang kuat. Pak Amir terlempar dan jatuh ke lantai dengan hempasan yang kuat. Pak Amir berusaha bangun dan mencoba melawan Adrian.
“Kayaknya kesetanan ini anak”, pikirnya dalam hati.
Pak Amir langsung membacakan mantra, namun Adrian yang kesetanan itu semakin marah dan menjadi lebih ganas, ia mencoba menghajar Pak Amir agar ia kehilangan konsentrasi. Mereka berdua pun akhirnya berkelahi. Pak Amir kalah tenaga dibandingkan Adrian, akhirnya ia berteriak memanggil Mbok Tari.
Mbok Tari yang berada di teras langsung datang dengan tergesa gesa.
“TARR… KAMU BACAIN DOA!! ADRIAN KESETANAN..!!”, kata Pak Amir yang sedang berkelahi dengan Adrian.
Mbok Tari terkejut melihat situasi tersebut, ia langsung membacakan mantra mantra untuk mengusir setan yang ada di dalam tubuh Adrian. Saat Adrian melihat Mbok Tari, ia ingin menyerangnya, tapi tubuhnya Linahan oleh Pak Amir. Tiba2 tubuh Adrian terasa panas dan terguncang.
“Yan… bangun yan..”
Adrian terbangun kaget dari mimpinya dan berusaha membuka matanya.
“Yan… bangun dong.. ntar kita telat lho nyampenya”.
Adrian melihat Feby, kekasihnya, saat matanya sudah terbuka lebar.
“Lho…?”, Adrian pun bertanya tanya.
“Lha lho lha lho.. buruan.. kita sekarang jemput Lina”, ajak Feby, menarik kekasihnya bangun dari tempat tidur.
Sesampainya di Villa,
“Loe masuk duluan aja, Lin.. biar gue sama Rian bawa barangnya, ngantuk khan?”, ujar Feby.
Lina menggosok kedua matanya,
“Iya deh.. kamarnya yang mana aja khan?”
Feby mengangguk.
Feby dan Adrian memperhatikan Lina sampai masuk ke dalam villa, setelah itu Adrian langsung memeluk Feby dari belakang.
Adrian menciumi leher Feby dan diberikan sedikit jilatan-jilatan yang merangsang.
Tangannya meremas remas pantat Feby,
” ih jangan disini”
Feby melepaskan ciuman dan pelukan Adrian.
“Aku masih capek.. bobo dulu yah, kamu urus tuh bawaan”.ucap Feby sambil mengecup kening Adrian, lalu masuk ke dalam villa.
“ck! sialan… “, oceh Adrian sambil melihat Feby masuk ke dalam.
Adrian mengangkat barang dari bagasi mobil,
“Buset.. koper buanyak amaaat”
Tiba tiba sebuah tangan meraih pundak Adrian.
Adrian berbalik.

“Bapak cuma mau mengingatkan, kalau di tempat ini sebaiknya menjaga diri. tidak baik kalau dilihat orang lain” Adrian pun mengangguk kecil, membayangkan apa yang akan terjadi kalau tidak mentaati peringatan Pak Amir itu.


CARI SITUS JUDI DOMINO DAN POKER ONLINE''TERPERCAYA''?ARTISQQ SOLUSINYA ^^
Kami Dari ARTISQQ menyediakan Promo dan bonus yang selalu di nantikan !

BIG PROMO !!
* Bonus Rollingan 0.3%
* Bonus Refferal Up To 15%


Semua Hanya bisa didapatkan di ArtisQQ
Minimal Depo dan WD hanya 20 Rb
Dengan Fasilitas Mewah :
- Cs yang cantik siap Membantu 24 Jam
- Bonus Refferal 15% Perbulan
- WD Tanpa Batas
- 100% Bebas dari BOT
- Kemudahan Melakukan Transaksi dari 5 Bank Besar
- Ribuan Meja game & Puluhan ribu Real player setiap harinya
BURUAN DAFTARKAN DIRI ANDA BERSAMA KAMI DI KOMUNITAS ArtisQQ
CONTACT PERSON :
* Facebook : Artis QQ
* Skype : artisqq
* BBM : 2BED6E58
* Phone : +855-965-123-003
* Instagram : artisqq
ArtisQQ  (UNTUK DAFTAR !!)

Goyangan Mami Buat Aku Ngak Tahan

“Udah, kalo mau main dateng aja…ntar juga pulang, tungguin aja Bon…” kata tante Ira lembut.
Nggak tau Jack… malem ini, angin apa yang niup mobilku buat parkir di depan rumahnya.. pikir-pikir asyik juga kok ngobrol sama tante Ira… biar kata udah 40 tahun tapi bisa ngobrol gaya anak muda.. itu aja dasar pemikiranku…
“Eeeeeiiiii…. anak muda… gitu dong apelin tante sekali-sekali…” sambut tante Ira ramah banget. Coca cola dingin yang disajikan si Sum babu centil itu hampir tandas, tante Ira nggak muncul-muncul katanya mau ganti baju dulu. Akhirnya kusosot habis juga minuman itu setelah kuputuskan mau jalan aja…
“Bonny… naik aja, ngobrol di atas aja yuuk..” kudengar panggilan tante Ira dari lantai atas, dilantai atas memang ada ruangan yang dibikin home theatre… beberapa kali kusetubuhi Noven di ruangan itu sambil nonton BF… tentu saja waktu nggak ada tante Ira.
Benar saja tante Ira sudah menunggu di ruangan itu… busyyyeett.. tau nggak Jack… aroma parfum mahalnya semerbak lembut memenuhi ruangan itu… dan yang bikin biji mataku hampir meloncat keluar pakaian yang dipakai doi… gaun panjang transparant, mirip gaun tidur, aku yakin tante Ira nggak pake daleman alias BH en celana dalem, sebab di bagian itu bakal kelihatan bayangannya kalo doi pake… agak canggung juga pada awalnya, palagi ketika tante Ira menumpangkan kaki satunya di kaki yang lain, pahanya kebuka, ternyata gaun itu berbelahan samping sampai ke pinggang.
Tapi gaya ngobrolnya yang santai membuatku agak santai juga walaupun mata ini lebih sering menatap karpet atau langit-langit rumah, sebab menatap kedepan yang kutemui kalo nggak paha panjang berkulit mulus, atau buah dada montok dengan puting susu yang tercetak jelas di balik kain transparant itu.
“Kamu kenapa siih… kaya orang kedinginan…” tegurnya melihatku yang salah tingkah.
“Iya tante ACnya dingin banget…” jawabku asal kena, tapi memang di ruangan itu kurasakan dingin sekali.
“Tante punya minuman sampagne, mau kamu Bon…? lumayan buat anget-anget…” Katanya sambil membuka kulkas di sudut ruangan… wooow… ketika kulkas terbuka aku menyaksikan silhoutte tubuhnya yang terbentuk karena sinar terang dari dalam kulkas menghilangkan bayangan kain transparant.
body yang sempurna dan memastikan perkiraanku bahwa tubuh berbody gitar ini tanpa pakaian dalem, bahkan kulihat bayangan rambut kemaluannya, karena tante Ira berdiri agak mengangkang, agak lama juga kunikmati pemandangan ini.setelah menuangkan minuman dijatuhkannya pantat montoknya di sebelahku.
“Ayo anak muda, demi kehangatan tubuh…” kata tante Ira sebelum kita toast…. kuteguk setengah gelas sampagne,… busyet… doi segelas disikatnya sampagne itu tandas… kuikuti aja toh rasanya enak nggak kaya minuman keras lainnya… nggak lama gelasku penuh lagi, karena tante Ira menuangkan lagi minuman enak itu… sampai beberapa kali.
“Gimana Bon..? sudah hangat tubuhmu…?” tanya Tante Ira.
“Iya tante apalagi deket tante… jadi hangat…” Aku tak menduga jawabanku menjadi kacau begitu, tapi aku heran tante Ira malah ketawa geli dan tubuhnya makin mepet ke tubuhku.
“Kamu pikir tubuh tante ini kompor, bakal ngangetin masakan…? kamu deket tante aja hangat, apalagi nempel pasti mendidih… hi… hi… hi…” kepalaku yang mulai pusing akibat minuman, makin pusing aja sebab toket montoknya dengan kekenyalannya menempel ketat di dadaku, sementara kepalaku diusap-usapnya manja.
“aduuhhh… kalo ini sih nggak mendidih lagi, tubuh tante bagai kompor listrik yang rusak… jadi bikin korsleting…” jawabku ngawur. Tante Ira ketawa ngakak… jari jemarinya yang indah menelusup dan menggelitik masuk ke dadaku, matanya bersinar binal menatap wajahku dengan gemas.
Kesadaranku mulai goyang, entah kapan mulainya tahu-tahu di layar lebar home theatre itu sudah terpampang adegan mesum dari film BF, dan baju hemku sudah terbuka seluruh kancingnya sehingga dadaku terbuka lebar… uuiihhh… buah dada tante irapun sudah terbuka sebelah dan kini menggesot-gesot dadaku… entah siapa yang memulai, bibir kami berpagutan, lidah tante Ira menggeliat liar melata masuk ke mulutku, membelit lidahku dan dengan gemas kuremasi buah dadanya yang ternyata memang mengkal menggemaskan.
“kamu nakal Bonny… harus diajar sopan…” desisnya sambil diremasinya selangkanganku, bahkan dengan lincahnya ikat pinggangku berhasil dilolosinya dan mencuatlah kejantananku dari balik celana jeansku.
“Iiiihhh… kamu malah nantangin ya…?” celoteh tante Ira disela-sela dengus nafasnya yang memburu penuh nafsu, sambil meremasi kontolku yang sudah setengah ngaceng… dadaku diciumi dan dijilatinya, aku menikmati aksi itu sambil tanganku tak lepas meremasi buah dadanya yang memang montok dan kenyal, sesekali kupelintir-pelintir puting susunya…. wow… alamak… berbarengan dengan adegan di film, tante Ira kini juga sedang mengulum dan menjilati kepala kontolku,
membuatku menggeliat dan mengeram penuh kenikmatan, kulihat wajah tante Ira berbinar senang melihat ekspresiku merespon aksinya, sesekali batang kemaluanku yang sudah 100% ngaceng ini ditimang-timangnya dengan ekspresi wajah gemas penuh nafsu…
“Mmmm… mantap sekali Bonn… tante suka yang macam begini…” sejenak dikocok-kocoknya batang kemaluanku dan kembali dikemotnya.
“Iiiihh… keras banget Bon… gede lagi… tante jadi ngeri dehh… mmmm… ccllp… clpp” kuamati saja tingkah wanita setengah baya ini sambil kunikmati aksi oral sexnya yang canggih.
“Boon… tante juga mau digituin…” rengeknya manja sambil berdiri, langsung saja kusergap selangkangannya karena dengan aku duduk di sofa rendah itu wajahku tepat di depan bukit vaginanya yang di selimuti rambut subur tercukur rapi.
“Aiiihh..! kamu nggak sabaran deh…” protesnya centil, namun selanjutnya dengan posisi berdiri tante Ira mengatur posisinya dengan lihay, kaki kirinya ditumpangkan di sandaran sofa, sehingga wajahku tepat diantara selangkangannya.
Wuuiiihhh… tercium semerbak bau harum, begitu selangkangan tante Ira mengangkangi wajahku, entah parfum merek apa yang memproduksi parfum memek… segera aku beraksi menunjukkan kecanggihan oral sexku… kudaratkan ciuman dan jilatanku ke seputar bukit vagina yang sudah menggembung gemuk akibat gairah seks yang meningkat.
“Booonnn… geliii doong sayaang… iiihhh… kamu nakal banget….” tante Ira mulai gemas karena lidah dan bibirku belum juga singgah di tempat yang dimauinya… pinggulnya bergerak gemulai mencari titik kenikmatan.
“Eiiihhh…! yaaa… Bonny… disituuu… nikmat banget Booonnn…” celoteh tante Ira, begitu ujung lidahku menyambar clitorisnya yang mengintip malu-malu… Rupanya tante Ira bukan seorang yang penyabar… rambutku direnggutnya sehingga kepalaku terkunci dan dengan mengerang-erang histeris dibesot-besotkanya clitorisnya kemulutku…
“Hiiiii…! kamu nakal Booonn… hhooo… inii nikmaatnya bukan maenn… sayaang..sssshhhh…” volume suara tante Ira makin meninggi sehingga lebih mirip teriakan… Pada suatu kesempatan, butir clitoris yang makin mengeras itu kukulum lembut dengan bibirku, kusedot-sedot lembut sambil lidahku mengusap-usap mesra…akibatnya sungguh hebat.. diiringgi lenguhan panjang, tubuh sintal tante Ira mengejang…
“Uuuuuuunnnggghhh….! Boooonn… kamuu pinteeerrr dehhh…!! ooooowww…!!” sebuah ekspresi khas wanita mencapai orgasme ditunjukkan oleh tante Ira, tubuhnya menggelejat, bagai tak terkontrol…
“Iiiihhh… tak kusangka… kamu pinter mainin tubuh perempuan… bocah ganteng…” bisik tante Ira sambil menggelendot manja di pangkuanku, setelah disambar badai orgasme…
“Tapi saya yakin tante jauh lebih pinter dari saya, makanya saya pingin diajarin…” jawabku sambil sesekali kukecupi bibir manisnya.
“Eeeh… kamu percaya nggak sih… dengan oral sex, jarang banget tante bisa orgasme, seumur-umur bisa dihitung jari deh…ini siiihh… bibir kaya begini ini yang bikin tante lemes sebelum tempuuurr…” bibirku dijewer mesra… matanya menatap bibirku penuh hasrat birahi, sampai bibir manis yang setengah terbuka itu gemetar menahan gemas… akhirnya dengan penuh luapan birahi, bibirku dilumatnya habis-habisan… kembali dengus nafas betina tante Ira menderu, menuntut penuntasan.
Tubuh sintal yang duduk mengangkangi pangkuanku itu bembesot-besotkan buah dada mengkalnya ke dadaku dan menggoser-goserkan bukit vaginanya ke batang kemaluanku… wajahku habis dihujani ciuman penuh birahi… serta leherku dikecupinya denga liar, terasa celekat-celekit di seputar kulit leherku… pantat montoknya yang bergerak gemulai, kuremasi dengan gemas… jari tengah dan telunjukku merambah liang sanggama tante Ira yang ternyata sudah kembali licin dan kurasakan kembang kempis seolah menanti mangsa.
“Boonny… c’mon baby… kita mulai permainan yang sesungguhnya… tante siap menghajar si bontot yang bongsor ini…” bisik tante Ira sambil meremasi batang kemaluanku yang ready combat. Dengan posisi tetap saling berhadapan, tante Ira mengangkang di pangkuanku… batang kemaluanku dituntun ke liang cintanya yang sudah menganga menanti mangsa… bibir manis tante Ira bergerak-gerak ekspresif mengiringi usahanya menjejalkan batang kemaluanku ke liang sanggamanya, ujung batang kemaluanku digesek-gesekkan ke bibir vaginanya sambil sedikit demi sedikit ditekan.
“Si bontotmu bandel banget… susah disuruh masuk…” bisik tante Ira.
“Punya tante kelewat rapet siih..” jawabku
“Bisa aja kamu, si bontot ini yang kegedean…” sahut tante Ira sambil menggigit bibir bawahnya dengan alis mengerinyit… ketika kurasakan kepala kontolku sudah amblas di jepitan liang sanggama tante Ira… ketika batang kemaluanku masuk setengahnya… kembali ditarik keluar… kemudian masuk lagi, begitu beberapa kali diulang-ulang dengan hati-hati dan aku nggak boleh bergerak oleh tante Ira,
Ternyata akhirnya habis juga batang kemaluanku ditelan liang sanggama tante Ira… pinggul montok tante Ira mulai bergerak dengan mata setengah terpejam serta bibirnya mendesis lirih… besutan perdana otot vagina tante Ira pada batang kemaluanku sangat nikmat, kurasakan seperti pijitan bidadari… gerakan pinggul tante Ira makin cepat dan makin kuat dan pijitan bidadari itupun semakin menjadi-jadi nikmatnya, aku masih belum mengadakan counter attack… kulampiaskan kenikmatan ini pada sepasang payudara montok yang bergerak-gerak di depan wajahku, kukulum dan kusedot bergantian sepasang puting susu berwarna coklat gelap yang mencuat keras.
“Hooo..! hhooo..! hhh…hhh… nikmat bukan main Booonnn.! oooohhh..!” kembali volume suara tante Ira meninggi… dan makin tinggi..mendorongku untuk menyambut goyang gemulai pinggul tante Ira, kuayunlah pinggulku… sekali, dua kali, tiga kali…dan ke delapan kali ayunan pinggulku…
“Ooooww..! yaa..! yaa..! oooo… my God..! Booonnny..! tante…nggak…tahaaann..!” Suara tante Ira atau lebih tepat disebut teriakan, terdengar parau.Wajah manis tante Ira menegang… bibirnya gemetar… giginya terdengar gemerutuk, cengkeraman tangannya pada pundak dan pinggangku mengencang sehingga kurasakan kuku-kuku jarinya yang panjang menembus kulitku… Tepat pada ayunan pinggulku yang ke sepuluh…
“Aaaaaaaakkkkkkhhhh…..! ya ammppuuunn Boooooonnnyy…!” Teriakan panjang itu mengiringi tubuh sintal Tante Ira sejenak meregang kuat, kemudian menggelejat liar, bagaikan sekarat… ayunan pinggulku kupercepat dan kuperkuat, sehingga terdengar suara ceprat-ceprot dari selangkangan kami… Sesaat kemudian tubuh sintal yang bergerak liar itu menelungkup lunglai di atas tubuhku.
“Terus..kan.. jangan hhh…berhenti…hh..hh Bon… ganti..an tante di..di bawahh… gilaa lemesss bangeth..hh..hhh” bisik tante Ira ketika aku menghentikan ayunan pinggulku… kulihat betapa lunglai tubuhnya.. Kurebahkan tubuh tante Ira di karpet…
“Ayo sayaang.. masukin lagi, hajar tante sepuasmu…” walau dengan suara lirih tapi nadanya penuh tantangan… membuatku bersemangat lagi dan kembali batang kemaluanku menyungkal selangkangan tante Ira…
“Iiihh.. letoy amat siiihhh…” cela tante Ira ketika dirasakan sodokan kontolku setengah-setengah… akupun meningkatkan speed dan power
“Eh..Eh..hhhh… Tante… ya…kin kamu bisa lebih kuat… lagi Boon…” walau dengan kondisi lunglai dan pasrah, kata-kata tante Ira masih bernada tantangan dan membuatku agak panas juga…kuperkuat dan kupercepat rajaman kontolku menghajar liang sanggama tante Ira.
“Aaaihh..! gilaa… hhhooo… sss… ayyyoo Booonn… lebih dalammm..!”Dengan celotehnya yang aneh, kata-katanya keras penuh tantangan,namun rengekannya bernada memelas dan memilukan, entah bagaimana yang dirasakan tante Ira… yang jelas kubaca ekspresi wajahnya nampak menahan sesuatu… entah sakit atau enak dan tubuh sintalnya kembali menggeliat-geliat tak beraturan
“Ooooohhh…! ooooww…! C’mooon baby… jangan letoooyyy… keras… keras…! yaa.. lebih keraaaasss…Oooouugghh..!”akhirnya aku tak peduli lagi… kujawab tantangan tante Ira, dimana kini aku sudah tanpa ampun menghajar liang selangkangan yang terkangkang lebar…
kukerahkan seluruh kemampuanku untuk menambah kekuatan dan kecepatan ayun batang kemaluanku keluar-masuk liang sanggama Tante Ira, walaupun kulihat air mata Tante Ira bercucuran bercampur keringat dengan gigi menggigit kencang ujung sprei, walaupun begitu suara celotehnya tak berubah…ditingkahi rengekan yang mirip suara tangis…
“Ampppuunn..! oohh.. oooww.. oooouugght..!! ” game point akhirnya tercapai dengan kuberi score 3 orgasme untuk tante Ira, sedangkan pointku 1 kumuntahkan spermaku yang hampir 3 minggu mengendap, ke buah dada tante Ira dan matanya yang nanar menatap dengan saksama proses menyemburnya spermaku yang sangat kental di permukaan kulit buah dadanya yang putih mulus.
“Sss…oooohhh.. iiihhh kental banget Boon…sampe lengket ” desis tante Ira ketika dengan tangannya mengusap ceceran pejuhku merata ke permukaan tubuh bagian depannya..
“Boon..nny… tante lemes banget nih… nggak bisa bangun… tolong dong ambilin air es di bawah…” suara tante Ira kudengar lirih dan agak serak, kulihat wajahnya pucat pias dengan sorot mata yang nampak kuyu kehabisan tenaga… tubuh sintal yang mulus tampak berkilat oleh basahnya keringat dan pejuhku… tergolek telentang tak berdaya di karpet ruangan.
Ketika aku sedang memilih botol air mineral yang paling dingin di dalam kulkas, telingaku menangkap suara aneh… kucari arah suara sayup-sayup itu… ternyata dari arah dapur di balik dinding ruang makan ini… karena penasaran kucari pintu ke arah dapur… kudapatkan lubang penghubung dari dapur ke ruang makan yang biasa untuk lewat makanan… dengan sedikit mengendap-endap, kudapatkan sumber suara itu… edaann..! gimana nggak edan..?
kalian tahu broer… Sumirah… pembokat tante Ira, sedang nungging di meja dapur dengan tubuh bagian bawahnya telanjang, sambil merintih-rintih sendiri… tau nggak lagi ngapain do’i..? lagi masturbasi jack..! aku bilang edan, karena masturbasinya pake dildo alias kontol mainan, dapet dari mana pula si Sum ini… Gila… ngaceng lagi ngeliat gaya si Sum… eh aku ngga nyangka tubuh pembokat ini begitu mulus, kulihat dari pantatnya yang bulat dan bahenol itu sangat mulus bersih… aahh sial aku harus balik ke atas tante Ira pasti nunggu minumannya..
dengan rasa sayang kutinggalkan pemandangan langka di dapur. Di ruang Home Theatre kulihat posisi tubuh tante Ira tak berubah, telentang bugil di karpet ruangan… ternyata si tante tidur pulas banget, berkali-kali kugoyang-goyang tubuhnya sambil kupanggil namanya, bergerakpun enggak… iih.. kaya’ mati tidurnya… tiba-tiba kuingat sesuatu..
Langsung aku cabut lagi kebawah… tau dong ente broer… kuintip lagi adegan di dapur… asyiik masih lanjut.. langsung aku menuju pintu dapur dengan langkah hati-hati… Si Sum terjingkat kaget ketika tahu-tahu aku sudah di ruangan dapur..
Dengan wajah merah padam perempuan muda ini gugup berusaha menutupi bagian-bagian tubuh bahenolnya yang telanjang… he..he.. rok bawahannya ada di bawah kakiku… akhirnya dengan dengan kain lap piring do’i tutupin selangkangannya yang sempat kulihat jembutnya sangat subur membentuk segitiga kebawah..
“Eeehh… terusin aja Sum.. aku cuma pengen nonton aja… atau mau aku bantuin…” kataku sambil cengengesan… sambil kudekati tubuh bahenol yang meringkuk mojok… mendengar gurauanku rupanya cukup menenangkan hati si Sum yang aku yakin pasti kaget, malu jadi satu
“Mas Bonny, bikin kaget… sih.. nakal banget..” sahutnya lirih, sambil beringsut mengambil rok bawahannya.
“Mau bantuin malah dikatain nakal, gimana siih..?” selakku sambil kuikuti langkahnya…
“Kalo mau bantu… ya nggak disini..” sahutnya dengan suara setengah-setengah, namun matanya mengerling menantangku dengan isyarat ajakan, sebelum kabur keluar dari dapur…
Dugaanku tepat do’i masuk kamarnya, dan dugaanku tepat lagi ketika kubuka, pintu kamar itu tak dikuncinya… sengaja… kulihat si Sum tengkurap di ranjang.
Aku benar-benar sudah mata gelap… semenjak kontolku dibikin ngaceng oleh aksi masturbasinya tadi, aku naik ke ranjangnya… kusingkap rambut yang menutupi tengkuknya dan kukecupi tengkuknya yang ditumbuhi bulu-bulu halus… tubuh bahenol si Sum bergidik karena ulah nakalku…
“Mas Boonny… gangguin orang aja siih…” Sum merengek manja, namun tak berusaha menghindari kecupan-kecupanku di tengkuknya, malah kuarahkan kecupan dan jilatanku ke punggungnya yang berkulit bersih, setelah kupelorotkan blouse merahnya.
Sumirah perempuan 27 tahun bertubuh sedang, badannya subur, namun tak bisa dibilang gemuk, lebih tepatnya bahenol… karena memang kemontokkan payudaranya sedikit di atas rata-rata, dan perempuan ini memiliki pinggang yang cukup ramping, ditopang pantatnya yang bulat serta kemontokan tubuh bagian ini juga agak di atas rata-rata.
Wajah..? tidak mengecewakan, bahkan jika didandanin… nggak kalah deh sama Jihan Fahira. kelebihan lain si Sum, adalah genit dan centilnya yang minta ampun… paling nggak tahan melihat lelaki tinggi gede dengan kumis dan jambang dicukur kasar dan tubuhnya banyak bulu.
“Lubangmu udah basah aja siih..” tanyaku setelah jari tengahku merasakan licinnya liang sanggama si Sum.
“Iiihh.. ya jelas dong… seandainya di dapur tadi mas Bonny nggak gangguin, saya udah dapet lho…”
“Ntar aku gantiin 5 kali lipet… langsung aku masukin aja ya..?”
“Saya takut sama nyonya lho mas..”
“Do’i pules banget tidurnya… makanya cepetan aku masukin ya..?..” kataku sambil kusodok-sodokkan kontolku ke selangkangannya.
“Iiiihh ngeriii… gede bangeethh…” desis Sum centil, ketika batang kemaluanku bagai ular merayap di sela-sela pahanya yang masih merapat…
“Aku tanggung bakal mantap deeh…” kataku meyakinkan, sambil tak henti-hentinya tanganku meremasi payudara Sum yang sudah mengembang dan mengeras…
“Sssshhhh…. mas Bonny… asal bikin Sum… puaaas kaya nyonya ….” rengeknya manja sambil menggeliat gemas merasakan nakalnya kuluman bibirku pada puting susu kirinya… Sum mulai membuka pahanya, kubesut-besutkan batang kemaluanku yang sudah membengkak itu ke bibir vagina si Sum… wooow… si Sum mulai membalas seranganku… dihujaninya leher dan dadaku dengan kecupan dan gigitannya… jari-jari tangannya meremasi otot punggungku.
“Eeehhh… hhh… nngghh… maaasss… Sum udaah nggaakk tahann…” rengek Sum di sela-sela dengus nafasnya yang tak beraturan… aku tahu apa yang diinginkannya, tanpa dikomandoi kami segera pasang posisi….
Sum menekuk kedua kakinya yang mengangkang ke atas, sampai lututnya menyentuh payudara, sehingga bukit vaginanya tengadah ke atas dan bibir vagina yang berwarna merah segar dan basah, tampak merekah bergerak kembang kempis seolah menantangku…
Sejurus kemudian jari-jari lentiknya melebarkan bibir vagina tersebut… giliran aku sekarang yang nggak sabar… dengan posisi setengah berlutut kujejalkan kepala batang kemaluanku kesasarannya… seperti yang sudah kubayangkan… liang sanggama si Sum tak muat dijejali kepala kontolku…
Lagi-lagi aku diharuskan sabar… apalagi kulihat si Sum meringis kesakitan ketika kucoba memaksakan kepala kontolku untuk menembus liang sanggamanya… maka kugunakan cara yang dipake tante Ira tadi…
“Oookh..! maaass…! sa..sakkiiit…” keluh si Sum memelas… dengan ekspresi meringis menahan sakit, ketika kepala kontolku berhasil menembus masuk.
“Tahan Suum… hhh…” keringat berhamburan dari pori-pori tubuh kami, dalam upaya penembusan di pintu nikmat…akhirnya diiringi rintih sakit dan usaha keras… amblas jugalah batang kemaluanku di liang becek di tengah selangkangan si Sum… kudengar si Sum membuang nafas lega dan menjatuhkan kepalanya ke ranjang… sesaat kemudian si Sum menyatakan siap tempur, aku memulainya dengan meludahi arena pertempuran, untuk membantu pelumasan.
“Ooohk.. pelan maass…sss ho’ooo iyaaahh..” pelahan tapi pasti, kesulitan mulai berkurang dan sedikit demi sedikit kenikmatan mulai terasa…dibandingkan dengan postur tubuhku, tubuh si Sum nampak kecil…
Tapi tubuh kecil si Sum ternyata menyimpan energi luar biasa, dan tak kusangka ternyata tubuh bahenol ini sangat lihay memainkan jurus-jurus goyang dan geol yang cukup menunjukkan bahwa si Sum ternyata berpengalaman ngeladenin syahwat lelaki… semua variasi geraknya memberikan kenikmatan untukku… sementara si Sum sendiri terbaca dari ekspresi wajah dan gerak maupun ekspresi suaranya, sangat menikmati serangan olah sanggamaku
“Heh… hh.. heh… mas Boo..nny Sum ndak bisa nahan lebih lama… barenggiin yaa..? tahhan… maass… hajar lebih daleemm lagi…” Ekspresi wajah dan gerak si Sum mulai gelisah… kubaca kondisi ini dan keluarlah aji pamungkasku…
Kedua tangan Sum kutekan ke ranjang sehingga terkunci nggak bisa bergerak lalu dengan kedua kakinyapun kubuat terbatas gerakannya… mulailah ayunan pinggulku kupercepat dan kuperkeras… kepala batang kemaluanku merajam tanpa ampun dasar liang sanggama Sum dengan kecepatan semakin tinggi dan hajaran semakin keras…akibatnya… tanpa dapat ditahan tubuh bahenol Sum menggelejat liar melepas orgasme.
“Oooowwwhhhh..mas…mas…massss Boonn..nnyy.. nnnggghhh…!” lenguhan panjang mengiringi lepasnya kenikmatan seksual seorang wanita… aku masih stabil mengayun dengan hi speed dan hi power…. dengan posisi tetap terkunci kulihat kembali wajah Sum menegang dengan mata membelalak menatapku seolah takjub…
“Ooooww…! hoooohhh… maaaassss… Suumm dapettt lagggggiii!” tubuh bahenol si Sum kembali kelojotan hebat disambar orgasme keduanya… pada saat itu si Sum masih berusaha menundukkan kesaktian kejantananku dengan menggeol pinggul sejadi-jadinya.
“Woooohhh…! ayooo… keluariiin… mmaass..hhhhiihh..!” seru si Sum dengan wajah penasaran… liang sanggama yang semula seret dilalui batang kemaluanku, kini terasa licin dan begitu loncer, sampai mengeluarkan suara ceprat-ceprot, karena membanjirnya cairan vagina si Sum akibat dua kali orgasme.
“Gimana Sum..? hhh… masih pingin dapet lima kali..” tanyaku sambil masih mengayun kemaluanku memompa liang sanggama si Sum yang semakin becek.. kali ini ayunanku tak sekencang dan sekuat tadi.
“Ngghh… bisa semaput mungkin… wih.. wih mas Bonny kaya badak… kuat banget…” jawab si Sum sambil mengulumi puting susuku dan kurasakan pinggulnya bergerak lagi.
“Maass… ntar pejuhnya keluarin di sini yaa..?” kata si Sum sambil menjulurkan lidah panjangnya.
Sekali lagi tubuh si Sum menggelepar gila disambar orgasmenya yang ketiga, dan kira-kira 2 menit kemudian saatkupun tiba… kuhajar liang sanggama si Sum dengan kejamnya, menjelang muncratnya sang bubur sumsum…
Dengan gerakan yang sangat kompak dalam mengatur posisi… akhirnya muntahlah lendir syahwatku ke rongga mulut si Sum dan disambut dengan sangat rakus oleh wanita berbody bahenol ini, bahkan disedot-sedotnya batang kemaluanku sampai benar-benar kering spermaku.
“Iiih… mas Bonny ternyata jagoan ngentot lho… seumur-umur baru sama mas Bonny ini Sum bisa keluar berturut-turut… iiiihhh… ngeriii deeh..”kata si Sum menyatakan kekagumannya, sambil menyisir rambut hitamnya didepan cermin.
“Kenapa kok ngeri…?” tanyaku sambil mencari kemana jatuhnya celana dalamku.
“Kalo ketagihan gimana…? enaak banget siih..” si Sum membungkus tubuh bahenolnya dengan handuk.
“Selama pusaka aku masih bisa ngaceng, lu pingin dapet enak berapa kali aku kasiih..”sahutku sambil mengenakan celanaku.
“Iiiihhh… dasar lelaki… ngomongnya doang… kaya mas Bonny ini, pertama anaknya disosot, terus nyokabnya digagahi pula… eh.. eh… babunyapun dihajar juga..!” kata si Sum sambil ketawa genit.
“Sialan lu… siapa suruh mengumbar memek sembarangan. Eh… Sum lu punya kontol-kontolan beli dimana lu…?”
“Oooohh.. dari nyonya, dulu Sum pacaran sama Supar tukang siomay… ketahuan nyonya, saya lagi dientot di garasi… nyonya takut Sum meteng… lalu Sum dilarang pacaran sama Supar…”
“Hubungannya ama kontol mainan itu apa..?”
“Sum bilang, kalo 3 hari nggak dientot lelaki, Sum suka pusing dan uring-uringan… terus itu dikasih mainan itu sama nyonya… lumayan bisa dipake kapan saja Sum pengen…” Celoteh Sum sambil menimang-nimang dildo pemberian tante Ira…
Tepat jam 24.00 aku balik ke ruangan Home Theatre… kulihat tubuh tante Ira masih belum berubah posisinya… benar-benar pulas tidurnya, Aku duduk di sofa sambil menikmati Coca cola kaleng yang aku bawa dari bawah… duduk di ruangan ini aku jadi inget waktu hubungan aku ama Noven lagi hot-hotnya… di ruangan ini pula pertama kali aku setubuhin tubuh montok Noven… setelah kena aku bo’ongin…aku inget itu setelah 2 minggu aku resmi macarin do’i…
“Beb… nonton VCD aja yuuk… aku baru dapet kiriman dari Anto’ temen aku yang di Amrik…” Setelah hampir 2 jam ngobrol berdua di ruang tamu.
“Ah elo, udah bosen ya ngobrol ama aku? ditonton di rumah kenapa..?” Sahut Noven sengit.
“Noven, karena aku pengin nonton berdua ama lu… aku rasa lu juga suka…”
“Iiih sok tau deeh… emang lu tau film kesukaan aku….? ayyooo deh sayyyaangg… gitu aja ngambek..” Noven bangkit dari duduknya sambil merapikan blouse dan roknya yang sempat aku bikin lecek saat session peluk, remas dan cium selama setengah jam… yang akhirnya bikin aku horny berat berkepanjangan…
Udah aku niatin bahwa malam ini, aku harus bisa meranjangkan Noven… bosen aja lebih sepuluh malem aku dibikin horny lewat peluk, cium dan remasan-remasan di ruang tamu rumahnya… nggak tuntas friend… kalo nggak nyokabnya lewat, si Sum sambil nyeletuk jorok…
“Oooh my God… lu tau aja Bon film kesukaan aku…” bisik Noven yang duduk di sebelah aku.. setelah seperempat jam film terputar…
“Itu salah satu bentuk perhatian aku ke orang yang aku sayang…” sahutku spontan… padahal sungguh mati tau juga enggak kalo Noven suka film-film yang agak jorok, seperti film VCD yang aku pinjem dari Tedjo temen aku.
“Cuma aku nggak tau kenapa lu suka dengan film begini Beb..?” tanya aku lembut.
“Karena aku kepengin jadi cewek dalam film itu..” jawab Noven dengan suara mendesah, aku menangkap nyala gairah dalam kerling matanya yang sekejap menyambar mata aku… aku tangkap isyarat itu… aku peluk tubuh Noven dengan lembut…” Aku akan mewujudkan apa yang lu pingin…” Sahutan aku segera disambutnya dengan ciuman bibir yang hangat… bibir kami berpagutan dengan gairah yang mulai menggelegak, lidah dalam rongga mulut kami saling belit dengan liar… aku rasain desah nafas Noven mulai tak beraturan,
tangan aku mulai gerayangan masuk kebalik blouse Noven, tubuh sintal Noven menggeliat dan mendesah lirih ketika tangan aku mengelus kulit pinggangnya dan bergerak menggelitik punggungnya, kembali tubuh sintal ini menggeliat resah mendesak ketubuh aku disertai remasan gemas pada otot punggung aku… aku ngerasain kekenyalan payudara montok gadis berdarah Menado ini… sekali sentil lepaslah kaitan BH berukuran 36B di punggung Noven…
“Oooohhh… Boonnyy…” desahnya lirih dengan mata setengah terpejam
“Sayaangg…” sahut aku pendek
“Lu bandel…” katanya sambil merenggut T-shirt aku lepas dari tubuh… dan aku juga ngelakuin hal yang sama…. mata aku nanar ngeliat kemulusan tubuh atas Noven yang baru kali ini aku liat seutuhnya, payudaranya yang montok nampak mengkal mengeras dengan puting susu berwarna merah tua tampak mencuat ke depan… Gila bener aku ga’ sabar friend… aku sosot aja langsung puting susunya sebelah kiri….aku mainin lidah aku disitu.
“Ooooww.. my god… Bonnny lu emaaangg bandelll…” tubuhnya menggerinjal keras. posisi tubuh Noven kini duduk mengangkang di pangkuan aku, saling berhadapan… Tubuh indah Noven hanya terbalut CD mini berwarna hitam… ooo… friend tangan aku kaya nggak bosen ngeremesin payudara indah Noven yang sangat montok dan kenyal bak karet…
aku yakin ekspresi wajah Noven menunjukkan rasa kenikmatan… dan aku juga yakin do’i pasti suka… sebaliknya dengan liar do’i membalas dengan ciuman-ciuman yang variatif pada leher dan muka aku… dada bidang aku tak lepas dari remasan atau lebih tepatnya cakaran jari jari lentik berkuku panjang itu.. nafas betinanya mendengus tak beraturan…
Tangan aku mulai merayap ke balik CD hitamnya dan aku remasi pantat besarnya yang terus di goser-goserkan ke tubuh aku… aku temuin lubang anusnya… sejenak aku elus-elus dan bergerak lagi sedikit aku ketemu sekumpulan rambut halus yang lumayan lebat… jari aku menerobos rerimbunan rambut kemaluan Noven… sampai aku temuin belahan bibir vaginanya… ternyata udah basah licin…jari aku bergerak menggelitik syaraf-syaraf perasa pada kulit bagian ini.
“Booonnny.!! terusin…!!! sayannnnggg aku pengin tuntasin hasrat ini…” suara Noven bergetaran parau merespon aksi jari aku di selangkangannya. Aku rebahin telentang tubuh Noven diatas sofa hitam Noven pasrah ketika CD hitamnya aku lepas, waoow..
Manakala sepasang kaki panjangnya direntang lebar… mempertontonkan bibir vagina yang merah basah dikelilingi rambut kemaluan yang rimbun terpotong rapi… tanpa banyak cincong kusosot pangkal selangkangan indah itu, aku mainin tarian lidah di antara bibir vagina yang beraroma khas…
“Sssss…hhhoooo..! ” pinggul besar itu bergerak gemulai menyesuaikan dengan tarian lidah aku, diiringi rintih dan desah yang menggambarkan kenikmatan birahi seorang wanita, lidah aku menari lincah membesut liar klitoris yang kian membesar dan mengeras…
Jari tengah aku menyelinap diantara bibir vagina dan langsung memasuki lorong berlendir licin… Noven mendesah panjang manakala jari tengahku yang panjang dengan nakalnya menggelitik dinding liang cintanya…. tangannya menggapai selangkanganku yang sudah menggembung, akibat desakan kemaluanku
“Booonnyy… aku pingin punya lu… iiihhh… keras banget… gede nggak Bonn…?” sambil ngoceh nggak jelas, Noven dengan cekatan berhasil menelanjangi aku, posisi kita menjadi 69, kembali aku dengar teriakan kagum dari Noven yang kini aku yakin sedang berhadapan dengan to’ol aku yang panjang maksimumnya 18cm dengan diameter 5.5cm.
“Gilaaaa… baru kali ini aku temuin musuh seseram ini… aku suka Bonnn…. aku nggak sabar pengin segera ngerasain, yang segede lu punya.. iiihh keras lagi” kata Noven dengan suara mendesis bernada kagum, ooow maak.! batang kemaluan aku dihajar bibir indah yang rada dower milik Noven, lidahnya dengan lincah menjelajahi area selangkangan aku, bahkan dubur aku nggak luput dari aksi lidahnya yang liar dan nakal… dalam posisi 69 ini, serangan balikku tak kalah galak… klitorisnya kukenyut-kenyut dan kuoles-oles lembut dengan sapuan lidahku… sementara jari tengahku menjelajahi liang becek menggelitik syaraf-syaraf birahi di seputar dinding liang sanggamanya…
“sssh.. sss ampuun Boonn…! ooowww aku nggak tahan… hh hh.. aku pengen… orgasme dengan si bongsor ini…” seru Noven dengan suara gemetaran, aku belum jawab, Noven sudah merubah posisi.. Do’i rebah telentang di sofa dengan sepasang kaki panjangnya terentang lebar, mempertontonkan anatomi rahasianya…
Sepasang bibir vagina yang merah basah menggembung gemuk, bergerak kembang kempis menanti mangsa, dikelilingi rambut-rambut halus yang lumayan lebat… matanya yang agak sipit menatap aku dengan tajam penuh ketidak sabaran…bibirnya yang dower seksi monyong-monyong seakan memprotes aku yang lelet..
“Booonn… hhh…hhh… ayo sayaaangg.. lu juga bakal aku kasih nikmatnya olah cinta aku… mmm…ooohh…” suaranya mendesah dan mendesis, sambil jari-jari tangan kirinya mengelusi kadang menjebirkan bibir vaginanya yang sedower bibir atasnya…
Dengan gaya yang sangat cool aku berlutut diantara pangkal pahanya… aku remas sepasang payudara montoknya dengan dua tangan… cewek Fak. Ekonomi setahun di bawah aku ini mengeram resah… hhmmm sepasang kaki panjangnya bergerak menjepit pinggangku , sehingga bibir vaginanya yang licin menempel erat ke batang kemaluanku yang mengacung galak… kemudian dibesot-besotkannya belahan bibir vaginanya yang basah dengan liarnya… matanya tampak mengerinyit kesal.
“Bonny lu nakal banget siiih…” protesnya
“Aku suka ngeliat cewek yang nggak ketahanan nafsunya… bikin aku tambah terangsang..” sahut aku kalem, sambil mata aku menatap matanya penuh arti.. kepala batang kemaluan aku yang mirip topi baja itu aku oles-olesin di sepanjang belahan bibir vagina Noven sampai menyentuh klitorisnya yang mengintip malu-malu, disambut desah resah, pinggul montoknya yang terus bergerak, bergoyang dan menggeol gemulai oooh merangsang sekali,
Wajah gemasnya terpancar jelas lewat sinar matanya yang agak sipit… ekspresi bibir dowernya, kadang bibir bawahnya digigit, monyong-monyong atau meringis memperlihatkan giginya yang beradu dengan rahang mengeras… mmm…ssss kali ini aku yang nggak tahan melihat ekspresi wajah Noven yang sangat natural
Aku arahin ujung topibaja kemaluan aku ke pintu liang sanggama Noven… dan langsung aku ayun masuk, tubuh Noven menggerinjal.
“Akkhh..!” serunya tertahan, wajah Noven aku lihat meringis kesakitan dan mata sipitnya terbeliak menatap aku.
“Pelan-pelan sayaang… aku makin nggak sabar… ayo lagi..” desisnya penuh penasaran.. Aku ulangi langkah pertama tadi, dengan agak hati-hati… beberapa kali ujung topi baja kontol aku kepeleset ke samping atau kebawah.. walaupun ludahku berhamburan di pintu liang sanggama untuk membantu melicinkan jalan masuk yang sempit… beberapa kali gagal membuat Noven tambah semangat… dikangkangkannya selebar mungkin pahany a dan kedua tangannya menahan kakinya…
“Yaaa….! tekaaannnn… hoo’o…ssss.. aahhh..! Boonny tahann…” dengan ekspresi yang sulit aku ceritain.. Noven memberi aba-aba… dan aku berhenti mendorong sementara topi baja itupun amblas..aku lihat nafas Noven tersengal sengal dengan keringat mulai berhamburan membasahi tubuh mulusnya…
“Dorooongg lagi… dengan lembut saayyyaangg….ooookkkhhh..!” kembali aku bergerak dan berhenti ketika aku lihat telapak tangan kanannya membuka lebar seperti memberi kode berhenti… setengah panjang batang kemaluanku kini amblas tertanam di pusat selangkangan Noven.
“Siapa takuut..?” bisik Noven… setelah beberapa saat tubuhnya tak bergerak bagaikan mati dengan nafas tersengal-sengal… matanya yang sipit menatap aku penuh tantangan… tiba-tiba aku rasain gerakan lembut seakan mengurut dan menarik batang kemaluan aku yang amblas di liang sanggama Noven… ternyata Noven menggunakan otot perutnya, membuka jalan masuk batang kemaluan aku ke dasar liang sanggamanya, aku sedikit bergetar dengan kenikmatan yang aku rasain dan akhirnya amblaslah hampir seluruh otot tegang di selangkangan aku tertelan liang cinta di pusat selangkangan Noven…
“Ayo jantan… berdansalah di atas tubuh aku..” bisik Noven sambil lidahnya yang runcing panjang menggapai daun telinga aku…dengan gerakan coba-coba kuayun lembut pinggul aku..keluar dan masuk… Noven mendesah dengan mata setengah terpejam.
“Nikmat Noven sayang..?”
“Bukan main… otot jantan lu memenuhi liang cinta aku, teruskan sayaang jangan ragu..”desah Noven dengan mata masih terpejam tampak menikmati, sambil menggerumasi rambut gondrong aku. Tarian pinggul aku, disambut desah dan desis kenikmatan disertai remasan lembut jari-jari lentik Noven pada segenap otot punggung aku, dan aku nikmatin jepitan liang sanggama yang sempit. aku tambah power dalam ayunan pinggulku…disambut rintihan manja Noven dan jepitan itupun makin nikmat aku rasakan.
“Bonny…oohh… otot jantan lu menggelitik seluruh… syaraf liang cinta aku…” mendengar respon Noven dansa aku tambah ekspresif…
“Yaaahh..! Booonny… lu galak bangeeettt… aku sukaa sayaang… yaaa… terus.. Boonnn..!”suara Noven meninggi dan aku rasakan pinggulnya mulai bergoyang bertanda otot elastis liang sanggama Noven mulai bekerja… selanjutnya gerakan tubuh kami yang menyatu semakin liar.
Pinggul aku mengayun menghantar rajaman kejam kepala batang kemaluan ke dasar liang sanggama Noven, tanpa ampun… sementara tubuh sintal di bawah tubuh aku pun menunjukkan perlawanan gigihnya, pinggul bulatnya tak hentinya bergoyang dan menggeol gemulai mengcounter serangan aku, agaknya Noven mulai mengeluarkan jurus-jurus goyang pinggul simpanannya
Dari yang rasanya kontol aku kaya dikemot-kemot mulut ompong sampe yang rasanya kontol aku dilipet-lipet didalam liang sanggamanya… pokoknya semuanya ampun deh nikmat bener… wajahnya kadang beringas menatap aku penuh dendam…
Kadang matanya menatap wajahku dan seolah mengatakan rasakan goyang pinggul aku..! kadang dengan mesra kecupan bibir dowernya menjelajahi leher dan dada aku… bahkan desahan panjang bernada putus asapun sempat keluar dari mulutnya.
“Lu… oohh… hh.. hh.. e… emang pejantan sejati Bonn… hh..uuhh…” rengek Noven menunjukkan kegeraman, mata sipitnya menatap mata aku dengan sinar mata gemas, menyusul meredanya goyang pinggul Noven yang bak pusaran angin puting beliung…
“Aku nikmatin keliaran lu sayaang…” aku perlambat ayunan pinggul aku…
“Aku yakin… lu bangsa pejantan yang tahan lama aku suka hh..hhh.. bikin aku nikmat dengan gaya yang lain Bonn…” desisnya dengan sinar mata sipitnya yang tajam, tubuh bahenol itu melepaskan diri dari himpitan aku… Tubuh indah itu berdiri mengangkang menghadap TV monitor raksasa, kedua tangannya mencengkeram erat frame besi TV monitor tsb. setelah pantat bulat itu ditunggingkan.
“C’moon honey, hajar aku dari belakang…” mata sipitnya melirik ke arah aku yang masih telentang di sofa sambil mengocok batang kemaluan aku sendiri agar terjaga kengacengannya, aku ngeliat bentuk shilhoutte tubuh Noven yang menggeol-geolkan pinggulnya di depan TV monitor yang sedang menyuguhkan gambar wajah 3 orang wanita yang sedang berebut sperma yang berhamburan dari sebatang kontol… Singkat kata denganpose itu Noven aku hajar habis-habisan, tubuhnya yang tergolong tinggi memungkinkan untuk itu, tubuhnya meliuk-liuk dengan erangan-erangan tak lagi ditahan.
“Booonnn…! Haaaa…rrgghh..! hhhhoooo… akuee..! saaaammmpeeee laaggiii… Aaaaarrrrggghh..!” Tubuh indah ini menggelejat hebat untuk ke 2 kalinya… tanpa berhenti aku hajar lebih gila lagi….nggak sampe 30 detik setelah orgasmenya yang ke tiga…
“Ooooohhh shiiit…! ammpppuuunn.. Boonn aku dapeeeeeett laggggghhhooooowww..!!!” kali ini kedua tangannya menggapai ke leher aku dan tubuhnya bergantung pada tubuh aku.. setelah tubuhnya berhenti menggelejat bak orang sekarat dengan suara seraknya melolong penuh kegemasan…
“Aku isep aja ya sayy… aku nyeraah deh… hhh.. hh” bisiknya lemah.. ditengah nafasnya yang belum beraturan… iiihh, pucet banget mukanya…apa boleh buat… malem itu peju aku berhamburan di wajah Noven….itupun tanpa sempet ngebersihin peju aku yang belepetan di wajahnya… langsung pules do’i ketiduran… ya uddeh.. aku cabut aja.
setelah aku selimutin tubuh bugil Noven cewek aku… Sambil siul-siul kecil aku turun tangga, busyeet di anak tangga ada onggokan pakaian dalem perempuan… seinget aku Noven aku telanjangin di ruang Home Theatre… sayup-sayup aku denger… busyet ga’ salah orang lagi ML… langsung aku ngendap-endap mencari sumber suara… untung tempat aku bediri agak gelap…naaahh… ketemu lu… whaaattt??? nyokapnya Noven… lagi disetubuhin laki-laki yang aku kenal karena beberapa kali ketemu di rumah ini…
“Aaaahh… Deeenn… tunggguu dooonngg..!” keluh Tante Ira dengan nada kecewa dan aku lihat laki-laki itu mencabut kontolnya dari memek Tante Ira dan semburatlah peju kental diatas perut Tante Ira banyak sekali… namun tanpa respon dari Tante Ira…
“Sooorry hh…hhh… sayaaanng Abang ngggak tahann…” kata Oom Deden dengan nafas ngos-ngosan…
“Sorry…? uuuh sebel masak udah hampir seminggu aku nggak dapet juga… udah abang coli aja di rumah…uuuuh..!!” Tante Ira meninggalkan Oom Deden yang bengong. Mata aku mengikuti langkah gemulai Tante Ira yang telanjang bulat memasuki kamar mandi …. alamak… tubuh wanita setengah baya itu ga’ kalah sama anak gadisnya….

Toketnya yang besar tampak mengkal dan masih kencang tegak, dan tubuhnyapun tampak masih singset tak berlemak…. kulihat oom Deden menyusul ke kamar mandi yang memang tak terkunci… kesempatan buat aku merat keluar rumah. Udah deh sejak saat itu Noven bagaikan tersedot magnet, lengket ama aku terus.END



CARI SITUS JUDI DOMINO DAN POKER ONLINE''TERPERCAYA''?ARTISQQ SOLUSINYA ^^
Kami Dari ARTISQQ menyediakan Promo dan bonus yang selalu di nantikan !

BIG PROMO !!
* Bonus Rollingan 0.3%
* Bonus Refferal Up To 15%


Semua Hanya bisa didapatkan di ArtisQQ
Minimal Depo dan WD hanya 20 Rb
Dengan Fasilitas Mewah :
- Cs yang cantik siap Membantu 24 Jam
- Bonus Refferal 15% Perbulan
- WD Tanpa Batas
- 100% Bebas dari BOT
- Kemudahan Melakukan Transaksi dari 5 Bank Besar
- Ribuan Meja game & Puluhan ribu Real player setiap harinya
BURUAN DAFTARKAN DIRI ANDA BERSAMA KAMI DI KOMUNITAS ArtisQQ
CONTACT PERSON :
* Facebook : Artis QQ
* Skype : artisqq
* BBM : 2BED6E58
* Phone : +855-965-123-003
* Instagram : artisqq
ArtisQQ  (UNTUK DAFTAR !!)